TETANUS
DISUSUN
OLEH ;
FANDIK SUTARDJO
AKADEMI
KEPERAWATAN
PEMERINTAH
KABUPATEN LAMONGAN
2006
TETANUS
TINJAUAN
TEORI
I .
Pendahuluan :
Tetanus adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh eksotoksin
spesifik dari kuman anaerob clostridium tetani (Syamsuhidayat, 1997).
Tetanus adalah penyakit infeksi yang
diakibatkan toksin kuman Clostredium Tetani yang bermanifestasi sebagai kejang
otot paroksimal yang diikuti kekakuan otot seluruh badan. Kekakuan tonus otot
ini selalu nampak pada otot maseter dan otot-otot rangka. (Hm Syaifulloh Noer)
Penyakit tetanus addalah penyakit infeksi yang diakibatkan oleh
kuman Cloctradium tetani yang dimanifestasikan berupa kejang otot proksimal,
diikuti oleh kekuatan otot seluruh tubuh. Kekuatan tonos otot ini selalu tampak
pada otot maseter dan
otot – otot
rangka.
II.
Etiologi:
Penyebab penyakit ini adalah clostridium
tetani yang hidup anaerob berbentuk spora selama diluar tubuh manusia ( Rusatno
Hasan dkk, 1997 )
III. Klasifikasi :
Ada 4 macam tetanus yaitu :
1.
Tetanus lokal
2.
Tetanus generalisata
3.
Tetanus sefalik
4.
Tetanus neonatorum
IV.
Epidmiologi :
Di Amerika rata-rata usia pasien tetanus berkisar antara 50 s.d 57
tahun. Tetanus juga dapat menyerang semua golongan umur : bayi (tetanus
neonatorum
V.
Patofisiologi :
Clostridium Tetani
·
Luka tusuk,bakar,tembak
·
Gigitan hewan / manusia
·
Infeksi telinga, gigi berlubang
·
Tempat
pemotonganumbilikus pada bayi
Eksotoksin
Tetanolisin Tetanusplasmin
Menghancurkan sel
darah merah Pembuluh
darah
Dan
sel darah putih Neuro
Muscular Junction
Otot
laring otot pengubyah otot erektor otot erektor generalspasm
Trunki ani
Sekret Trismus convulsi
Terkumpul
ditrachea
Ggn pola Sukar membuka episthotanus Perubahan
Ggn istirahat
Nafas mulut eliminasi
Uri
&alvi Ansietas
Ggn.kebutuhan Ggn Mobilisasi
Nutrisi fisik Resiko
injuri
VI.
Gejala Klinis :
Secara umumdalam kurun waktu
kurang lebih 48 jam penyakit tetanus menjadi nyata
terlihat dengan gambaran klinis sebagai berikut :
1.
Tetanus : karena spasmus otot-otot matikatoris ( otot pengunyah).
1.
Kaku kuduk sampai epistotonus
2.
Ketegangan otot dinding perut
(perut kaku seperti papan).
3.
Kejang tonis terutama bila
dirangsang
4.
Resus sardonikos karena spasme
otot muka ( alis tertarik keatas,sudut muka tertarik keluar dan kebawah, bibir
tertekan kuat pada gigi)
6.
Kerusakan menelan, gelisah ,mudah terrangsang, nyeri kepala.
7.
Spasme yang khas yaitu badan kaku dengan epitotonus
8.
Asfiksia dan sianosis
9.
Panas biasanya tidak terlalu tinggi.
10. Biasanya terdapat leukositisis ringan
VII. Diagnosis :
Diagnosis cukup ditegakan berdasarkan gejala klinis karena pemeriksaan
kuman Clostridium Tetani belum tentu berhasil.
Stadium dibagi dalam :
1.
Stadium 1: Trismus ( 3cm) tanpa
kejang tonik umum walau dirangsang
2.
Stadium 2: Trismus ( <3cm)
dengan kejang tonik umum bila dirangsang
3.
Stadium 3: Trismus ( 1cm )
dengan kejang tonik umum spontan.
VIII. Komplikasi :
1 Spasme otot faring
2.Pnemonia aspirasi
3.Asfiksia
4.Atelektasis
5.Fraktur kompresi
IX.
Pemeriksaan Laboratorium :
Biasanya terdapat leukositosis ringan dan
kadang-kadang didapat peningkatan tekanan cairan otak.
X. Penatalaksanaan
Medik
Pada dasarnya ,
penatalaksanaan tetanus bertujuan :
a. eliminasi kuman
1. debridement
untuk menghilangkan
suasana anaerob, dengan cara membuang jaringan yang rusak, membuang benda
asing, merawat luka/infeksi, membersihkan liang telinga/otitis media, caires
gigi.
2. antibiotika
penisilna prokain
50.000-100.000 ju/kg/hari IM, 1-2 hari, minimal 10 hari. Antibiotika lain
ditambahkan sesuai dengan penyulit yang timbul.
b. netralisasi toksin
toksin yang dapat
dinetralisir adalah toksin yang belum melekat di jaringan.
Dapat diberikan ATS
5000-100.000 KI
c. perawatan suporatif
perawatan penderita
tetanus harus intensif dan rasional
1. nutrisi dan cairan
2. menjaga
agar nafas tetap efisien
3.
mengurangi kekakuan dan mengatasi kejang
4. Pengobatan penunjang
saat serangan kejang
XI.
Prognosis :
Dipengaruhi oleh berbagai faktor yg dapat
memperburuk keadaan yaitu :
- Masa inkubasi yg pendek ( 7 hari ).
- Neonatus dan usia tua (lebih dari 55 th )
- Frekuensi kejang yg sering
- Kenaikan suhu badan yg tinggi
- Pengobatan yg terlambat
- Periode trismus dan kejang yg semakin sering
- Adanya penyulit spasme otot pernafasan dan obstruksi jalan nafas
XII.
Pencegahan :
- Mencegah luka
- Merawat luka secara adekuat
- Beri ATS setelah luka
- Diluar negeri dicegah dg pemberian TIG dan toksoid.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN TETANUS
1. Pengkajian
A.Identitas :
Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan , dan alamat penting
untuk
Mengetahui adanya faktor resiko thd timbulnya serangan tetanus.
B.Pengkajian Data Klien yg berhubungan dengan :
1. Aktifitas dan istirahat :
Gejala yg timbul biasanya : berupa keletihan, keterbatasan dalam
beraktifitas
dan bekerja yg ditimbulkan oleh diri sendiri atau orang terdekat atau pemberi
asuhan keperawatan.
Tandanya : perubahan tonus dan kekuatan otot, gerakan involunter atau
kontrasi
otot ataupun kelompok otot.
2. Sirkulasi :
Gejala : hipertensi, peningkatan nadi, sianosis atau bisa juga depresi
dgn penurunan
Nadi dan RR dan penurunan tanda vital
3. Integritas Ego :
Gejala : Sresor internal dan ekternal yg berhubungan dengan keadaan dan
atau
penanganan , peka rangsangan, perasaan tidak ada harapan,atau tidak
berdaya,
perubahan dalam berhubungan.
4
Eliminasi :
Gejala : inkontinensia episodic.
Tanda : Penignkatan tekanan kandung kemih dan tonus sfingter dan otot
relaksasi
yg menyebabkan inkontinensia.
5. Makanan dan Cairan
Gejala : Sensitif thd makanan , mual, muntah, yg berhubungandengan
aktifitas
kejang . Terjadi hiperplasia dinggival ( efek samping pemakaian dilantin
Jangka panjang )
6. Neoru sensori :
Gejala : aktifitas berulang, pingsan,pusing, infeksi serebri.
Tanda : karakteristik kejang : prodromal, kejang umum, kejang parsial
( komplek), kejang parsial
sederhana.
7. Nyeri dan kenyamanan :
Nyeri otot punggung ssakit kepala.
8. Pernafasan :
Gejala :, gigi mengatup, sianosis, pernafasan menurun atau cepat,
peningkatan
sekresi mukus sampai apnea.
9. Keamanan : adanya riwayat terjatuh atau
trauma akibat kejang.
10. Interaksi social : masalah dalam
hubungan interpersonal, social, penghidaran thd
rangsangan (isolasi ).
11. Penyuluhan atau pembelajaran
berhubungan dengan faktore resiko timbulnya
kejang yg berulang, penanganan dan hal yg harus dilaporkan.
C. Pemerikasaan Diagnostik :
1. Elektrolit ( tidak seimbang sebagai
pencetus kejang ).
2. Glukosa ( hipoglikemi sebagaipencetus
kejang )
3. Ureum/ kreatinin ( peningkatannya dapat
meningkatkan resiko kejang)
4. Sel darah merah
5. Kadar obat dalam racun.
D. Prioritas Keperawatan :
1 Mencegah atau mengendaklikan aktifitas
kejang
2. Melindungi klien dfari cedera atau
akibat kejang
3. Mempertahankan fungsi nafas yg efektif
4. Meningkatkan pengetahuan klien
E. Diagnosa Keperawatan:
1. Resiko tinggi terhadap trauma atau
penghentian pernafasan b.d kehilangan
koordinasi otot-otot besar dan
kecil.
Kriteria
:
-
Tidak terdapatnya faktor resiko internal ataupun ekternal untuk memunculkan
serangan gagal nafas.
-
Menunjukkan sikap yg dapat menghindari rangsang lingkungan aman dan sesuai
dengan indikasi.
-
Pengobatan dapat dipertahankan untukmengontrol aktifitas kejang dan pencegahan
Intervensi Keperawatan :
Intervensi
|
Rasaional
|
1. Gali bersama klien berbagai stimulus
pencetus kejang
2. Pertaahankan bantalan lunak, pada
penghalang tempat tidur yg aman.
3. Pertahankan tirah baring secara ketat
jika klien menunjukkan gejala
prodromal kejang.
4. Tinggallah bersama klien bbrp lama
setelah timbulnya kejang.
5. Miringkan kepala, masukkan tong
spatel kemulut, dan lakukan
pengisapan.
6. Catat tipe aktifitas kejang
7. Kolaborasi pembelian obat-obat anti
kejang.
|
1. Untuk menghindari faktor resiko
terjadinya kejang.
2. Untuk mencegah klien dari trauma.
3. Untuk mencegah/ mengambil
tindakan secara mudah jika terjadi
serangan kejang,klien bebas dari
trauma.
4. Mengobservasi timbul;nya serangan
kejang berulang.
5. Mencegah aspiras, gigitan lidah, dan
aspirasi oleh cairan pd jalan nafas.
6. Memberi pengaman thd pencegahan
serangan kejang berikutnya.
7. Mencegah terjadinya serngan kejang
yang berulang.
|
2. Bersihan jalan nafas atau pola nafas
tidak efektif b.d kerusakan neuro ,obstrusi
tracheobronchial.
Kriteri
hasil :
-
Mempertahankan pola nafas yg efektif dgn jalan nafas paten atau aspirasi
dicegah .
Intervensi Keperawatan.
Intervensi
|
Rasional
|
1. Anjurkan klien untuk mengosongkan
mulut dari benda tertetu seperti gigi
palsu jika fase aura terjadi atau tanpa
gejala kejang.
2. Letakkan klien pd posisi miring
permukaan datar , miringkan kepala
selama serangan kejang.
3. Tanggalkan pakain pd derah dada /
abdomen dan leher.
4. Masukkan spatel lidah atau jalan nafas
buatan atau gulungan benda lunak
sesuai indikasi.
5. Lakukan pengisapan sesuai indikasi
6. Berikan tambahan oksigen sesuia
indikasi.
7.Siapkan alat atau bantu intubasi jika
ada indikasi.
|
1. Menurunkan resiko aspirasi atau
masuknya benda asing ke faring.
2. Mencegah aspirasi.
3. Untuk memfasilitasi usaha bernafas
atau ekspansi dada.
4. Untuk mencegah gigitan lidah,
mengefektifkan jalan nafas.
5. Mempertahankan bersihan jalan nafas
6. Memenuhi kebutuhan klien terhadap
oksigen.
7. Menjaga jika terjadinya obstruksi
jala nafas.yg permanent oleh
rangsangan kejang.
|
3. Kurang pengetahuan atau kebutuhan bejar
mengenai kondisi dan aturan
penatalaksanaan b.d kurangnya informasi , keterbatasan kognitif.
Kriteria hasil : Mengungkakkan pemahaman tentang gangguan dan
berbagai
Rangsangan yg dapat meningkatkan atau berpotensial pada aktifitas
kejang, klien
Mentaati aturan penetaksanaan .
Intervensi Keperawatan :
Intervensi
|
Rasional
|
1. Jelaskan mengenai penyakitnya,
patifisiologi, gejala tanda serangan,
dan penenganan yg dilakukan pada
saat serangan timbul.
2. Jelaskan pentingnya minum obat
secara teratur.
3. Jelaskan pentingnya menghindari
rangsangan sabagai faktor pencetus
terjadinya serangan..
|
1. Klien mengerti tentang keadaan dan
mampu mengambil tindakan yang
berguna untuk dirinya.
2. Menghindari terjadinya serangan yang
disebabkab oleh karena putus obat.
3. Klien dapat terhindar dari stimulus
terjadinya serangan berulang.
|
Daftar Pustaka
Barbara C.Long, (1996), Perawatan Medikal Bedah, Yayasan IAPK,
Pajajaran Bandung
Hendanwanto, (1996), Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
of course like your web site but you need to test the spelling on quite a few of your posts.
BalasHapusSeveral of them are rife with spelling problems and I find it
very troublesome to inform the reality nevertheless I'll definitely come back again.
Also visit my site :: iklan poskota
Hi there! I'm at work surfing around your blog from my new iphone 3gs! Just wanted to say I love reading your blog and look forward to all your posts! Keep up the outstanding work!
BalasHapusMy web-site :: torrent movies download DownloadShield
It's not my first time to pay a quick visit this site, i am visiting this web site dailly and obtain pleasant information from here all the time.
BalasHapusmy web site :: book directory
For the reason that the admin of this site is working, no
BalasHapushesitation very quickly it will be renowned, due to its feature contents.
my web page get free porn videos
Hey I know this is off topic but I was wondering if you knew of any widgets I
BalasHapuscould add to my blog that automatically tweet my newest twitter
updates. I've been looking for a plug-in like this for quite some time and was hoping maybe you would have some experience with something like this. Please let me know if you run into anything. I truly enjoy reading your blog and I look forward to your new updates.
Here is my webpage ... Free Interracial xxx
Wow! This blog looks just like my old one!
BalasHapusIt's on a completely different topic but it has pretty much the same page layout and design. Great choice of colors!
my blog post; http://mahsex.com (www.tubexpron.com)