facebook fandik

menjelajah KEHIDUPAN dengan ketulusan untuk meraih ridho ILLAHI

duniaku

yang lain bersandiwara guwe apa adanya fandik enjoe aja. Copyright © 2012 fandik

sosial

hidup akan lebih indah karena mengharap berkah, petuah mbah yai, dunia pasti berakir

hampa relung kehidupan

kita masih muda enjoe aja ayo lawan semua yang cuma merusak tatanan yang tak bermoral

baju

ngapai berbaju suci jika tidak dengan hati, jati diri sendiri.

Minggu, 28 Oktober 2012

penjaga hati

 narsis..................................... hahahhaa....

Jumat, 26 Oktober 2012

Kunci Rumah yang Bisa Dibuka Dengan Smartphone

Teknologi pintu rumah yang tidak lagi menggunakan kunci terus berkembang. Selama ini rata-rata solusi yang ditawarkan berbasis password dalam bentuk angka. Sayangnya pengamanan berbasis password mengharuskan Anda secara fisik berada di depan pintu untuk membuka atau mengubah password kunci tersebut. Lalu apakah ada alternatif yang lebih canggih? Ada.

Lockitron adalah gembok canggih yang memanfaatkan perangkat smartphone Anda sebagai kunci untuk membukanya. Gembok ini telah dilengkapi dengan konektivitas Wi-Fi dan Bluetooth 4.0 yang berguna untuk terhubung ke internet.

www.fandik.co.cc // Cara kerja Lockitron cukup sederhana dan mudah digunakan. Bagi para pengguna iOS, Anda harus menghubungkan Lockitron ke jaringan di rumah dan pastikan telah terhubung ke internet. Buatlah sebuah akun utama (admin) lalu unduh aplikasi Lockitron via AppStore. Jika telah selesai, Anda cukup terhubung ke internet, jalankan aplikasi Lockitron, lalu masukkan akun yang telah Anda buat dan dengan segera Anda dapat mengunci dan membuka Lockitron kapan dan di mana saja.

Lockitron juga menawarkan kemudahan lain. Anda sebagai admin dapat mengundang beberapa teman atau keluarga untuk berbagi akun Lockitron agar mereka juga dapat membuka Lockitron tanpa perlu kehadiran Anda. Bahkan ada opsi mengirim perintah untuk membuka Lockitron lewat SMS.

Berbagai fitur canggih juga hadir untuk melengkapi Lockitron seperti misalnya fitur notifikasi yang akan mengirimkan informasi seperti pintu yang belum terkunci atau baterai Lockitron yang perlu diisi ulang, serta fitur sensor yang akan menginformasikan kepada Anda jika ada yang mengetuk pintu rumah.

Selain untuk mengamankan rumah, Lockitron juga hadir dengan fitur keamanannya sendiri. Perangkat ini telah dilengkapi dengan sinyal yang telah dienkripsi dan jika sewaktu perangkat iOS Anda hilang atau dicuri orang, aplikasi Lockitron dapat dinonaktifkan. Anda juga dapat mengeset ulang password dan mengisi password yang baru, tanpa harus mengganti Lockitron. Tentunya selalu ada resiko kunci ini dapat dibobol oleh orang lain. Ada juga risiko kesulitan membuka kunci jika jaringan internet atau Wi-Fi terganggu.

Saat ini Anda dapat melakukan pemesanan melalui website Lockitron dengan harga $149 atau sekitar Rp1,3 juta. Namun untuk memilikinya Anda perlu bersabar, karena gembok canggih ini baru akan mulai dikirim bulan Mei 2013. Perlu diingat, tidak semua jenis pintu dapat menggunakan Lockitron. Anda dapat melihat jenis pintu yang didukung Lockitron di website mereka di sini.

DAHLAN ISKAN BUMN sering dimintai uang pelicin DPR

fandik.com/ JAKARTA. Sekretariat Kabinet (Setkab) Dipo Alam mengungkap, dirinya mendapat laporan dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan terkait BUMN yang kerap dimintai jatah oleh anggota DPR.

"Menteri BUMN melapor via SMS ke Seskab mengindahkan SE (Surat Edaran) 542," ungkap Dipo Alam dalam pesan singkatnya kepada wartawan, Rabu (24/10/2012).
Laporan mantan Direktur Utaman PLN tersebut, langsung direspon Dipo Alam dengan menerbitkan surat yang memerintahkan semua direksi BUMN untuk menolak oknum DPR yang meminta jatah.
"Seluruh direksi BUMN untuk menolak bila ada oknum DPR minta-minta jatah dalam persetujuan mereka dalam pencairan PMN.," tegas Dipo.

Untuk diketahui, SE-542 adalah imbauan kepada jajaran anggota Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II dan semua pimpinan lembaga pemerintahan non-kementerian untuk mengawal dengan benar perencanaan dan pelaksanaan APBN 2013-2014.

Hal ini sebagaimana sudah berulang kali disampaikan oleh Presiden agar mencegah praktik kongkalikong dengan oknum legislatif DPR/ DPRD, dan/atau rekanan. Ajakan ini disampaikan Seskab melalui Surat Edaran Nomor: SE -542 /Seskab/IX/2012 tertanggal 28 September lalu.

Kamis, 18 Oktober 2012

Kahyangan Api BOJONEGORO

Kahyangan Api BOJONEGORO

Merupakan sumber api alam yang menyala sepanjang tahun. dan terletak pada posisi yang sangat strategis yaitu dikelilingi oleh hutan-hutan yang dilindungi dan bebas dari pencemaran polusi. selain sumber api abadi di kahyangan api juga terdapat mata air yang konon dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit. Anehnya air ini dari jauh berbau buSuk tetapi setelah mendekat baunya itu hilang dan dari jauh air ini kelihatang seperti air mendidih tetapi kalau kita sudah mengambilnya maka air tersebut terasa dingin dan sejuk. Konon, menurut suatu cerita rakyat, keampuhan lokasi Kahyangan Api telah dirasakan semenjak pemerintah Maha Prabu Angling Dharma (Sri Aji Dharma) dari Malawapati, yang melatih para prajurit Malawapati di lokasi Kahyangan Api tersebut. Bahkan, ada beberapa pusaka Malawapati yang ditempa di Kahyangan Api, termasuk pusaka-pusaka andalan Kerajaan Malawapati dan Kerajaan Bojonegoro pada zaman Hindu madya di masa silam. Meskipun benar tidaknya cerita tersebut belum diketahui secara pasti, Serat Astra Dharma yang saat ini tersimpan di salah satu museum terkenal di Belanda, dapat menjelaskan bahwa hal tersebut benar-benar nyata. Serat yang ditulis pada masa Raja Astra Dharma alias Prabu Purusangkana, ayah kandung Prabu Angling Dharma (putera Prabu Kijing Wahana, suami Dewi Pramesthi) yang legendaris tersebut. Apabila Serat Astra Dharma tersebut dapat dikembalikan ke Indonesia, dapat diketahui dengan pasti bagaimana silsilah raja-raja Malawapati, Yawastina, dan Mamenang yang bersumber dari satu asal yaitu Prabu Parikesit, raja Hastinapura dari India

Kahyangan Api BOJONEGORO

TURIGEDE

Turigede adalah desa dengan kearifan lokal yang masih sangat terjaga yaitu dengan budaya yang masih terjaga hingga sekarang yaitu tradisi nyadran atau Restu bumi dan lebih di kenal dengan sedekah bumi
pada acara itu di desa ini terdapat pentas TARI TAYUB yang cukup menghibur masyarakat desa TURIGEDE, nyadran TURI,
arara ini terpusat di sumur dukuh turi, ds TURIGEDE. mbeso adalah yang sering di lakukan oleh laki-laki saat mengikuti gerakan si penari itu
Tayub sendiri merupakan tari pergaulan yang populer bagi masyarakat Bojonegoro dan sekitarnya. Tarian ini biasanya dilakukan oleh pria dengan diiringi gamelan dan tembang Jawa yang dilantunkan oleh waranggono yang syairnya sarat dengan petuah dan ajaran.
Pertunjukan tari ini banyak dipergunakan untuk meramaikan kegiatan hajatan yang banyak dilaksanakan oleh warga Bojonegoro ataupun kegiatan kebudayaan yang lain. Biasanya dalam mengadakan kegiatannya, tarian tayub ini sudah terkoordinasi dalam suatu kelompok tertentu dengan nama khas masing-masing

pemilihan bupati bojonegoro nama-nama bupati sebelumnya

Tahun Nama
2008-2013 Drs. H. Suyoto,M.Si.
2003-2008 Kolonel (pur) H M. Santoso
1998-2003 Drs. H. Atlan
1993-1998 Drs. H. Imam Soepardi
1988-1993 Drs. H. Imam Soepardi
1983-1988 Drs. Soedjito
1978-1983 Drs. Soeyono
1973-1978 Kolonel Invantri Alim Sudarsono
1968-1973 Letnan Kolonel Invantri Sandang
1960-1968 R. Tamsi Tedjo Sasmito
1959-1960 R. Soejitno
1955-1959 R. Baruno Djojoadikusumo
1951-1955 Mas Kusno Suroatmodjo
1950-1951 R. Sundaru
1949-1950 R. Tumenggung Sukardi
1947-1949 Mas Surowijono
1945-1947 R. Tumenggung Sudiman Hadiatmodjo
sebelum kemerdekaan
Tahun Nama
1943-1945 R. Tumenggung Oetomo
1937-1943 R. Tumenggung Achmad Surjodiningrat
1936-1937 R. Dradjat
1916-1936 R. Adipati Aryo Kusumoadinegoro
1890-1916 R. Adipati Aryo Reksokusumo
1888-1890 R. M. Sosrokusumo
1878-1888 R. M. Tumenggung Tirtonoto II
1844-1878 R. Adipati Tirtonoto I
1828-1844 R. Adipati Djojonegoro
1827-1828 R. Tumenggung Sosrodilogo
1825-1827 R. Adipati Djojonegoro
1823-1825 R. Tumenggung Purwonegoro
1821-1823 R. Tumenggung Sosrodiningrat
1816-1821 R. Tumenggung Sumonegoro
1811-1816 R. Prawirosentiko
1800-1811 R. Ronggo Djenggot
1760-1800 R. M. Guntur Wirotedjo
1756-1760 R. Purwodidjojo
1755-1756 R. Ronggo Prawirodirjo I
1743-1755 R. Tumenggung Hario Matahun III
1741-1743 R. Tumenggung Hario Matahun II
1718-1741 Ki Songko (R. Tumenggung Hario Matahun I)
1705-1718 Ki Wirosentiko (R. Tumenggung Surowidjojo)
1677-1705 Pangeran Mas Toemapel

Batik Bojonegoro

batik Bojonegoro ....Sebenarnya di Bojonegoro ada Batik yang telah lama menggema yaitu batik Jumput dari Desa Prayungan Kecamatan Sumberrejo.
batik Bojonegoro, Motif batik yang menjadi kebanggaan warga Bojonegoro. “Ada Motif jagung, tembakau, Minyak (Gotro), sapi, Wayang Tengul, Jati dan Padi serta Kayangan Api”. Dari kesembilan Motif Batik Jonegoro ini akan menjadi Motif awal sebelum muncul Motif – motif lain yang nantinya bisa membuat nama Bojonegoro di kenal di negara lain.
batik Bojonegoro...... Masyarakat Bojonegoro harus mau ikut membudayakan untuk ikut memiliki Batik Jonegoro dan menggunakan pada hari Kamis dan Jumat bagi Karyawan Pemkab, untuk Pengusaha bisa menganjurkan penggunaan Batik Jonegoro pada karyawannya serta bagi siswa sekolah juga bisa diseragamkan pada setiap hari jum’at, masih banyak peran serta masyarakat dalam ikut membantu melestarikan penggunaan Batik jonegoro ini.
Batik di Bojonegoro sebenarnya tidak ada satu melainkan 2 yakni Batik Jumput dan Batik Madrim, untuk nama Batik Madrim ini orang sudah banyak mengenal merupakan Patih dari Raja Angling Darma dari Kerajaan Malowopati yang petilasannya ada di Desa Wotan Ngare Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro.
Bojonegoro merupakan sebuah kabupaten yang memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Kekayaan ini menginspirasi Ibu Mafudho Suyoto untuk menjadikannya sebagai motif Batik. Melalui lomba design, maka terciptalah 9 motif Batik Jonegoroan.
Antara lain batik Bojonegoro: Gastro Rinonce (Motif Kilang Minyak dan Gas Bumi), Jagung Miji Emas (Motif Jagung), Mliwis Mukti (Motif Burung Legendaris Jelmaan Angling Dharma, Mliwis Putih), Parang Dahono Munggal (Motif Wisata Api Abadi, Kahyangan Api), Parang Jembul Sekar Rinandar (Motif Hewan Sapi), Pari Sumilak (Motif Padi), Rancak Thengul (Motif Wayang Thengul, khas Bojonegoro), Sata Gondo Wangi (Motif Tembakau), dan Sekar Jati (Motif Daun Jati).
Sembilan motif batik Jonegoroan diatas merupakan gambaran dari Potensi Budaya dan Alam Bojonegoro. Bagi masyarakat yang ingin memliki batik Jonegoro bisa mendapatkannya di Kecamatan Temayang, Kecamatan Dander dan Purwosari.
batik Bojonegoro

BATIK KOTA LAMONGAN

BATIK TULIS LAMONGAN

Meskipun Lamongan memiliki banyak motif batik namun sampai saat ini belum memiliki ikon batik yang bisa menjadi trade mark Lamongan. Dalam rangka menentukan dan menetapkan ikon batik Lamongan, maka diadakan Lomba Desain Batik yang diadakan tanggal 2 February sampai 9 April. Lomba itu akhirnya dimenangkan Gendang Ceplik Bandeng Lele karya ibu Solikhah dari Desa Sendangduwur Kecamatan Paciran.
Penobatan juara dan penentuan ikon batik Lamongan itu dilangsungkan seusai Seminar Batik, Kamis, (12/4) di Grand Mahkota Hotel. Acara itu sendiri dibuka oleh ketua Dewan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Lamongan Mahdumah Fadeli.
Dalam sambutannya, dia mengharapkan agar batik Lamongan  bisa eksis dan diakui seperti batik daerah lain yang sudah ada. Selanjutnya, sebagai ketua juri, dia menyebut desain yang diharapkan dari batik yang akan jadi ikon Lamongan hendaknya memiliki ke khasan Lamongan. Yaitu ikan bandeng dan Lele serta di tambahkan bunga melati yang merupakan lambang kesucian.
Dalam seminar yang menghadirkan dua tokoh batik dari Balai Besar Kerajinan Dan Batik Jogjakarta itu para peserta diberikan materi tentang Teknis pembuatan batik yang di sampaikan oleh Gamal Bya “Dalam mendisain batik sebaiknya dimulai, dari menentukan tema terlebih dahulu” demikian ungkapnya.
Sedangkan Umar Setiaji yang memberikan materi tentang Batik dan Perkembangannya mengungkapkan bahwa batik sarat akan filosofi. “Bila sekarang orang hanya melihat batik dari segi bisnis maka jaman dahulu batik merupakan ungkapan isi hati pembuatnya” tambahnya.
Acara di akhiri oleh pengumuman juara lomba desain batik. Dari 88 desain hasil karya 48 pengerajin batik di pilih tiga karya terbaik yang di anggap mewakili ikon Lamongan yaitu Gendang Ceplik Bandeng Lele karya ibu Solikhah sebagai juara pertama dan hasil desain ibu Tutik Handayani yang berjudul Kepiting Rowo Sisik Naga sebagai juara ke dua, sedangkan juara ke tiga diraih oleh ibu Muslimah dengan karyanya Ikan Laut. Ketiganya adalah pengrajin batik dari Desa Sendangduwur Kecamatan Paciran.

sumber http://lamongan.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=2595&Itemid=940

Senin, 15 Oktober 2012

MAKALAH RESPIRASI ASKEP kanker paru



MAKALAH RESPIRASI
“ASKEP kanker paru”

Dosen Pembimbing :
Ns. Ilkafah , M.kep
Disusun Oleh :
KELOMPOK 7
1)      FUAD MUZAKKI
2)      NI’MATUL AMALIYA CHUSNA
3)      NURMAULI DIANA
4)      RIYA ENITA AGUSTINA
5)      VELYES ABIDIN
Kelas III A / S1 keperawatan


STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN
TAHUN AJARAN 2011/2012


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan Karunia-Nyalah, kami selaku penulis makalah yang berjudul ”AskepKankerParu  yang mana makalah ini sebagai salah satu tugas system respirasi, Alhamdulillah dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Maka dengan terselesainya makalah ini, kami selaku penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada:
1.      Drs H.Budi Utomo,Amd.Kep.M.Kes, selaku ketua STIKES Muhammadiyah Lamongan.
2.      Arifal Aris S.Kep,Ns M.Kes, selaku ketua prodi S1 KEPERAWATAN STIKES Muhammadiyah Lamongan.
3.      Ns. Ilkafah, M.Kep selaku dosen Mata Kuliah system respirasi
4.      Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sehingga dapat digunakan untuk membantu perbaikan mendatang dan atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb


                        Lamongan,  02oktober 2011  
           
Penyusun

DAFTAR ISI
                                                                    
HalamanJudul.......................................................................................................... i
Tim Penyususn......................................................................................................... ii
Kata Pengantar........................................................................................................ iii
Daftar Isi................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1.  LatarBelakang........................................................................................... 1
1.2.  RumusanMasalah....................................................................................... 2
1.3.  Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 3
2.1.Pengertian KankerParu................................................................................ 3
2.2. Etiologi...................................................................................................... 3
2.3. Patofisiologi............................................................................................... 7
2.4. ManifestasiKlinik...................................................................................... 8
2.5. PemeriksaanPenunjang..............................................................................
2.6. PenatalaksanaanMedis...............................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN................................................................. 13
3.1. Pengkajian................................................................................................. 13
 3.2. DiagnosaKeperawatan.............................................................................. 11
3.3. PerencanaanKeperawatan.......................................................................... 16
BAB IV PENUTUP................................................................................................. 19
4.1. Kesimpulan................................................................................................ 19
4.2. Saran.......................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 21

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kanker adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ di dalam tubuh. Kanker ditandai oleh poliferasi sel abnormal. Memproduksi masa yang  padat, bentuk tumor dan neoplasma adalah istilah yang sering di pakai.
Kanker paru adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ di dalam paru atau system pernafasan. Biasanya di sebabkan oleh sel-sel di dalam paru yang abnormal dan bisa juga berasal dari bagian tubuh yang terkena kanker sehingga menjalar ke organ yang lain.
Kanker paru merupakan penyakit yang sering  di derita pria dan wanita. Sebagian besar kanker paru mengenai pria (65 %), life time risk 1:13 dan pada wanita 1:20. Pada pria lebih besar  prevalensinya disebabkan faktor merokok yang lebih banyak pada pria. Insiden puncak kanker paru terjadi antara usia 55 – 65 tahun dan kebanyakan yang menderita kanker paru meninggal dunia karena kurangnya pengetahuan pasien terhadap kondisi kesehatan.

1.1.2 RUMUSAN MASALAH
1.    Apa definisi dari kanker paru ?
2.    Apa etiologi dari kanker paru?
3.    Apa patofisiologi dari kanker paru ?
4.    Apa manifestasi klinis kanker paru ?
5.    Apa saja pemeriksaan  diagnostik pada kanker paru?
6.    Bagaimana penatalaksanan medis kanker paru ?
7.    Bagai mana asuhan keperatan pada kanker paru?

1.2. TUJUAN
1.2.1. Tujuan Umum
Agar kita sebagai mahasiswa mengerti bagaimana asuhan keperawatan pasien dengan kanker paru
1.2.2. Tujuan Khusus
1.Untuk mengetahui definisi dari kanker paru
2.      Untuk mengetahui etiologi dari kanker paru
3.      Untuk mengetahui patofisiologi dari kanker paru
4.      Untuk mengetahui manifestasi klinis kanker paru
5.      Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan  diagnostik pada kanker paru
6.      Untuk mengetahui penatalaksanan medis kanker paru
7.      Untuk mengetahui bagai mana asuhan keperawatan pada pasien kanker paru















BAB II
PEMBAHASAN
2.1.  Pengertian kanker Paru
Kanker adalah neoplasma pada jaringan yaitu pertumbuhan jaringan baru yang abnormal. Paru merupakan organ elastis berbentuk kerucut dan letaknya didalam rongga dada. Jenis tumor paru dibagi untuk tujuan pengobatan, meliputi SCLC ( Small Cell Lung Cancer ) dan NSLC ( Non Small Cell Lung Cancer / Karsinoma Skuamosa, adenokarsinoma, karsinoma sel besar )
Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker paru berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain yang terkena kanker. ( Zerich 150105 Weblog, by Erich )
2.2.  Etiologi
Meskipun etiologi sebenarnya dari kanker paru belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru :
1.    Merokok
Tak diragukan lagi merupakan faktor utama. Suatu hubungan statistik yang defenitif telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari) dari kanker paru (karsinoma bronkogenik). Perokok seperti ini mempunyai kecenderung sepuluh kali lebih besar dari pada perokok ringan. Selanjutnya orang perokok berat yang sebelumnya dan telah meninggalkan kebiasaannya akan kembali ke pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar 10 tahun. Hidrokarbon karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang jika dikenakan pada kulit hewan, menimbulkan tumor.
2.    Iradiasi.
Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg dan penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru) berkaitan dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga merupakan agen etiologi operatif.
3.    Kanker paru akibat kerja.
Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel (pelebur nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja pemecah hematite (paru – paru hematite) dan orang – orang yang bekerja dengan asbestos dan dengan kromat juga mengalami peningkatan insiden.
4.    Polusi udara
Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi dari pada mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya karsinogen dari industri dan uap diesel dalam atmosfer di kota.
( Thomson, Catatan Kuliah Patologi,1997).
5.    Genetik.
Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni :
a.    Proton oncogen.
b.    Tumor suppressor gene.
c.    Gene encoding enzyme.
·      Teori Onkogenesis.
Terjadinya kanker paru didasari oleh tampilnya gen suppresor tumor dalam genom (onkogen). Adanya inisiator mengubah gen supresor tumor dengan cara menghilangkan (delesi/del) atau penyisipan (insersi/ inS) sebagian susunan pasangan basanya, tampilnya gen erbB1 dan atau neu/erbB2 berperan dalam anti apoptosis (mekanisme sel untuk mati secara alamiah- programmed cell death). Perubahan tampilan gen kasus ini menyebabkan sel sasaran dalam hal ini sel paru berubah menjadi sel kanker dengan sifat pertumbuhan yang autonom. Dengan demikian kanker merupakan penyakit genetic yang pada permulaan terbatas pada sel sasaran kemudian menjadi agresif pada jaringan sekitarnya.
6.    Diet
Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, seleniumdan vitamin A menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru. (Ilmu Penyakit Dalam, 2001).










2.3.  Patofisiologi
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal.Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur – struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.

Bronchus (percabangan segmen atau subsegmen)

Trauma oleh arus udara ( Tar Rokok,polusi industry,polusi udara)

Bahan karsinogenik mengendap

Perubahan epitel silia dan mukosa/ulserasi Bronchus

Deskuamasi                   Produksi Mukus Meningkat

Cell cadangan (reserve cell) basal mukosa bronchus       Bersihan jalan nafas tidak efektif

                        Hyperplasi, metaplasi.

 

Cell Kanker


Manifestasi Klinis


Intrapulmoner      Intratorasik Ekstrapulmoner     Ektratorasik Non Metastatik  Ekstratorasik Metastatik

Kanker lumen branchu                Adanya Invasi kanker,ke paru                        Mediastinum         Jantung
Gangguan rasa nyaman (Nyeri)
Proksimal                       Distal                                                                                 Gg.disf efusi  Pkd.
Sumbatan parsial     Bronkiektasis/Aktelektasis                            Oesofagua
atau total                                                                                                                              Penurunan
Gangguan pertukaran gas
Sesak nafas                                                                                     Disfagia        curah jantung
(Wheezing)                                                       
Pola nafas tidak efektif
Nutrisi kurang dari kebutuhan     
                                                                                     

2.4.  Manifestasi Klinis
1.    Gejala awal.
Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi bronkus.
2.    Gejala umum.
a.    Batuk
Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespon terhadap infeksi sekunder.
b.    Hemoptisis
Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang mengalami ulserasi.
c.    Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan.
2.5.   Pemeriksaan Penunjang
1.    Radiologi.
a.    Foto thorax posterior – anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.
Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada bagian hilus, effuse pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau vertebra.
b.    Bronkhografi.
Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
2.    Laboratorium.
a.    Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe). Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.
b.    Pemeriksaan fungsi paru dan GDA. Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
c.    Tes kulit, jumlah absolute limfosit. Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker paru).
3.    Histopatologi.
a.    Bronkoskopi.
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).
b.      Biopsi Trans Torakal (TTB).
Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran < 2 cm, sensitivitasnya mencapai 90 – 95 %.
c.       Torakoskopi.
Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara torakoskopi.
d.      Mediastinosopi.
Umtuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.
e.    Torakotomi.
Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam – macam prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.
4.    Pencitraan.
a.    CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.
b.    MRI, untuk menunjukkan keadaan mediastinum.
2.6.   Penatalaksanaan Medis
Tujuan pengobatan kanker dapat berupa :
1.    Kuratif
Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup klien.
2.    Paliatif.
Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.
3.    Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal. Mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.
4.    Supotif.
Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal sepertia pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti infeksi.
(Ilmu Penyakit Dalam, 2001 dan Doenges, rencana Asuhan Keperawatan, 2000
A  Penatalaksaaan Medis
1.    Pembedahan.
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk mengankat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak mungkin fungsi paru – paru yang tidak terkena kanker..
2.    Kemoterafi.
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.
3.    Radioterapi radikal, digunakan pada kasus kanker paru bukan sel kecil yang tidak bisa dioperasi. Tetapi radikal sesuai untuk penyakit yang bersifat lokal dan hanya menyembuhklan sedikit.
4.    Radioterapi paliatif, untuk hemoptisis, batuk, sesak napas atau nyeri local.
5.    Terapi endobronkia, seperti kerioterapi, tetapi laser atau penggunaan stent dapat memulihkan gejala dengan cepat pada pasien dengan penyakit endobronkial yang signifikan
6.    Perawatan faliatif, opiat terutama membantu mengurangi nyeri dan dispnea. Steroid membantu mengurangi gejala non spesifik dan memperbaiki selera makan.
A  Penatalaksanaan Perawat
a.    Bantu pasien untuk mencari posisi yang paling sedikit nyerinya
b.    Dalam tindakan psikologis kurangi ansietas dengan memberikan informasi yang sering, sederhana, jelas tentang apa yang sedang dilakukan untu mengatasi kondisi dan apa makna respons terhadap pengobatan




BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. Pengkajian
         I.     Identitas klien:
1.    Nama
2.    Usia
3.    Jenis kelamin
4.    Suku/ bangsa
5.    Agama
6.    Status marital
7.    Pendidikan/ pekerjaan
8.    alamat                                     

      II.     Keluhan Utama :
Klien merasakan sesak di sertai dengan nyeri, & badannya lemas

   III.     Riwayat Kesehatan
1.    Riwayat kesehatan Sekarang :
Menurut keluarga, klien sejak 3 bulan yang lalu sering mengalami batuk-batuk yang kadang-kadang disertai sesak nafas, kemudian berobat ke dokter diberi obat dan keluhan berkurang.

2.    Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga klien menyatakan klien tidak menderita penyakit jantung,diabetes ,asthma, dulu sering batuk- batuk, kemudian di obati dan sembuh.
3.    Riwayat Kesehatan keluarga :
Di dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit keturunan atau penyakit menular seperti TBC, liver, jantung, kencing manis dan ginjal


   IV.     Kebutuhan dasar:
·      Pola makan : nafsu makan berkurang karena adanya sekret dan terjadi kesulitan menelan (disfagia), penurunan berat badan.
·      Pola minum  : frekuensi minum meningkat (rasa haus)
·      Pola tidur      : susah tidur karena adanya batuk dan nyeri dada.
·      Aktivitas       : keletihan, kelemahan
      V.     Pemeriksaan Fisik
·      Keadaan Umum :
Pasien tanpak lemah, sesak yang disertai dengan nyeri dada
·      Tanda – Tanda Vital
TD: 130/90 mmHg, Nadi : 112 x / m, Suhu : 38,6 derajat celsius, RR: 36 x/m.
1.    Sistem pernafasan
-       Sesak nafas, nyeri dada
-       Batuk produktif tak efektif
-       Suara nafas: mengi pada inspirasi
-       Serak, paralysis pita suara.
2.    Sistem kardiovaskuler
-       tachycardia, disritmia
-       menunjukkan efusi (gesekan pericardial)
3.    Sistem gastrointestinal
-       Anoreksia, disfagia, penurunan intake makanan, berat badan menurun.
4.    Sistem urinarius
-       Peningkatan frekuensi/jumlah urine.
5.    Sistem neurologis
-       Perasaan takut/takut hasil pembedahan
-       Kegelisahan

   VI.     Data Penunjang
1.    Foto dada, PA dan lateral
2.    CT scan/MRI
3.    Bronchoscope
4.    Sitologi : TTB, biopsy kelenjar getah bening leher

3.2.  Diagnosa Keperawatan
A Analisa Data
NO
DATA
ETIOLOGI
MASSALAH
1.
DS:  - Klien mengungkapkan sesak saat ber-nafas dan dada terasa berat.

DO: - KU agak lemah.
-   Suara nafas menghilang pada dada anterior.
-   Pada perkusi dada terdengar redup.
-   Respirasi 36 x/mnt, cepat dan dang-kal.



Massa pada mediastinum

Menekan rongga paru

Penurunan ekspansi paru

Pengembangan paru terbatas

Klien sesak
Ketidakefektifan pola nafas
2.
DS : - Pasien mengelu sesak dan nyeri saat bernafas
DO : - Gelisah,
-  nilai GDA tidak normal,
-  perubahan TTV

Obstruksi jalan nafas oleh sekresi dan spasme bronkus
                                   
Kerusakan alveoli

Bronkiektasis/Aktelektasis
Gangguan pertukaran gas
3.
S: -Mengeluh sakit disertai rasa    nyeri yang menetap
O: -  Pasien tampak gelisah
-    Wajahya terlihat pucat
-    Tanda vital : TD: 130/90 mmHg, Nadi : 112 x / m, Suhu : 38,6 derajat celsius, RR: 36 x/m.
Intrapulmoner
Metastatik

Adanya Invasi kanker ke pleura, atau dinding dada.
Gangguan Rasa nyaman (Nyeri)




4.
DS : - Mengatakan nafsu makan menurun dan terasa mual
DO:  A: Penurunan berat badan,(BB sebelumnya 66kg,setelah masuk RS BB 55Kg)
          B :
       C :  lemas, BB    menurun,rambut rontok
    D : porsi  makan tidak habis,makan hanya 2 - 4 sendok
Sesak
Psikologis

Mual

Anoreksia
Pereubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

A  Diagnosa Keperawatan
1.    Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
2.    Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) yang berhubungan dengan invasi kanker ke pleura, atau dinding dada.
3.    Perubahan nutria kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan Anoreksia
4.    Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan gangguan aliran udara ke alveoli  atau ke bagian utama paru, perubahan membran alveoli






3.3.  Perencanaan Keperawatan
Tgl
No dx
TUJUAN & KH
INTERVENSI
RASIONAL

1.
Setelah di lakukan tindakan keperawatan 1x24 jan di harapkan pola nafas klien efektif dengan KH:
-   Klien mengungkapkan sesak berkurang/ tidak sesak.
-   Respirasi dalam batas normal.
-   Tidak menggunakan otot bantu pernafasan
1.  Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada.



2.  Auskultasi bunyi nafas, dan catat adanya bunyi nafas tambahan.
3.  Observasi pola batuk dan karakter secret

4.  Berikan pada klien posisi semi fowler.



5.  Kolaborasi dalam pemberian oksigen tambahan.
6.  Berikan humidifikasi tambahan.




1.  Untuk mengetahui frekuensi & kedalan pernafasan karena kedalamam pernafasan bervariasi tergantung derajat gagal nafas.
2.  Perubahan bunyi nafas menunjukan obstruksi sekunder
3.  Kongesti alveolar mengakibatkan batuk kering/iritatif
4.  Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan
5.  Memaksimalkan pernafasan dan menurunkan kerja nafas.
6.  Memberikan kelembaban pada membran mukosa dan membantu pengenceran secret

2.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 diharapkan pasien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan yang adekuat dan Pertukaran gas efektif.dengan
KH:
-  Tidak bingung dan gelisah
-  TTV normal
-  Tidak sesak
-  Nilai GDA normal

1.   Kaji frekluensi dan kedalaman pernafasan.



2.   Auskultasi paru untuk penurunan bunyi nafas dan adanya bunyi tambahan

3.   Observasi ferfusi  daerah akral dan sianosis ( daun telinga, bibir, lidah dan membran lidah )
4.   Lakukan tindakan untuk memperbaiki jalan nafas.




5.   Tinggikan kepala/tempat tidur sesuai dengan kebutuhan.


6.   Kaji TTV





7.   Monitor GDA




8.   Berikan o2 tambahan sesuai dengan indikasi hasil GDA.

1.   Berguna dalam evaluasi derajat distress pernafasan dan kronisnya proses penyakit.
2.   Area yang tak terventilasi dapat diidentifikasikan  dengan tak adanya bunyi nafas.
3.   Menunjukan hipoksemia sistemik.


4.   Jalan nafas lengket/kolaps menurunkan jumlah alveoli yang berfungsi Secara negatif mempengaruhi pertukaran gas.
5.   Meningkatkan ekspansi dada maksimal, membuat mudah bernafas meningkatkan kenyamanan.
6.    Takikardia, disritmia dan perubahan tekanan darah dapat menunjukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung
7.    PaCO2 biasanya meningkat, dan PaO2 menurun sehingga hipoksia terjadi derajat lebih besar/kecil.
8.    Dapat memperbaiki/mencegah buruknya hipoksia.

3
Seteh di lakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam Nyeri   hilang/ berkurang dengan KH:
-     TTV normal
-     Klien nampak rileks.
-     Klien dapat tidur.
-     Klien dapat berpartisi dalam aktivitas.
1.    Tanyakan pasien tentang nyeri, Tentukan karaktersitik nyeri


2.    Buat skala nyeri 0-10 rentang intensitasnya


3.    Observasi tanda-tanda vital



4.    Kaji  pernyataan verbal dan non verbal nyeri pasien.

5.    Evaluasi keefektifan pemberian obat
6.    Berikan tindakan kenyamanan, ubah posisi, dll.
7.    Berikan lingkungan tenang.
8.    Kolaborasi: Berikan analgesik rutin s/d indikasi.
1.    Membantu dalam evaluasi gejala nyeri kanker yang dapat melibatkan visera, saraf atau jaringan tulang
2.    Penggunaan skala rentang membantu pasien dalam
mengkaji tingkat nyeri
3.    Untuk mengetahui Penurunan tekanan darah : peningkatan nadi dan pernafasan
4.    Ketidaksesuaian antara verbal dan non verbal menunjukan.derajat nyeri
5.    Memberikan obat berdasarkan aturan.
6.    Meningkatkan relaksasi dan pengalihan perhatian..
7.    Penurunan stress, menghemat energy
8.    Mempertahankan kadar obat, menghindari puncak periode nyeri

4.
Setelah di lakukan tindakan keperawatan sselama 2x 24 jam Nutrisi klien terpenuhi.
Dengan KH:
-     Berat badan bertambah dan.
-     Menunjukan perubahan pola makan.

1.    Catat ststus nutrisi pasien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan dan derajat kekurangan berat badan
2.    Berikan penjelasan tentang pentingnya makanan yang adekuat dan bergizi

3.    Pastikan pola diet pasien yang disukai/tidak disukai

4.    Awasi pemasukan/pengeluaran dan berat badan secara periodic
5.    Dorong klien untuk makan diet TKTP

6.    Pertahankan higiene mulut




7.    Kolaborasi dengan Ahli gizi dalam pemberian makanan
1.   Berguna dalam mengidentifikasi derajat kurang nutrisi dan menentukan pilihan intervensi
2.   Meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan untuk menjalankan program diet sesuai atura
3.   Pertimbangan keinginan individu dapat memperbaiki masukan diet.
4.   Mengukur kefektifan nutrisi dan dukungan cairan.
5.   Peningkatan pemenuhan kebutuhan dan kebutuhan pertahanan tubuh
6.   Akumulasi partikel makanan di mulut menambah rasa ketidaknyamanan pada mulut dan menurunkan nafsu makan
7.   Meninkatkan kemampuan asupan sesuai dengan kemampuan klien

BAB IV
PENUTUP
4.1.  Kesimpulan
Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker paru berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain yang terkena kanker.
Etiologi
Ada beberapa faktor yang agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru :
·      Merokok
·      Iradiasi.
·      Kanker paru akibat kerja
·      Polusi udara
·      Genetik.
·      Diet
Patofisiologi kaknker paru di lihat dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan dysplasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.
 Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal.Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi


Pemeriksaan Penunjang
·      Radiologi.
·      Bronkhografi.
·      Laboratorium.
·      Histopatologi.
·      Pencitraan.
Penatalaksaaan Medis
·         Pembedahan.
·         Kemoterafi
·         Radioterapi radikal
·         Radioterapi paliatif
·         Terapi endobronkia
·         Perawatan faliatif
Asuhan Keperawatan
·         Pengkajian
·         Diagnosa keperawatan
·         Perencanaan keperawatan
4.2. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurang-kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik dari sekarang,dan kami juga berharap:
·           Setelah membaca makalah ini,kami berharap kita menjadi lebih tahu dan lebih faham tentang proses keperawatan pada sistem respirasi khususnya tentang Kanker paru.
·           Dan yang paling penting kita bisa mengaplikasikan ilmu ini dalam kahidupan pekerjaan kelak.

DAFTAR PUSTAKA
1.    Marylin E doengoes. (2000). Rencana Asuhan keperawatan Pedoman untuk Perencnaan /pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC.Jakarta
2.  Barbara Engram. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 1. Penerbit EGC. Jakarta.
3.    Long, Barbara C, (1996), Perawatan Medikal Bedah; Suatu Pendekatan Proses Holistik, Yayasan

 ASKEP kanker paru 
asuhan keperawatan CA paru