MAKALAH
RESPIRASI
“ASKEP
kanker paru”
Dosen
Pembimbing :
Ns. Ilkafah ,
M.kep
Disusun Oleh
:
KELOMPOK
7
1)
FUAD MUZAKKI
2)
NI’MATUL
AMALIYA CHUSNA
3)
NURMAULI
DIANA
4)
RIYA ENITA
AGUSTINA
5)
VELYES
ABIDIN
Kelas
III A / S1 keperawatan
STIKES
MUHAMMADIYAH LAMONGAN
TAHUN AJARAN
2011/2012
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Puji syukur
kami ucapkan kepada
Allah SWT Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan Karunia-Nyalah, kami selaku penulis makalah yang berjudul ”AskepKankerParu” yang mana makalah ini sebagai salah satu tugas system respirasi, Alhamdulillah dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Maka dengan terselesainya makalah ini, kami
selaku penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebanyak – banyaknya
kepada:
1.
Drs
H.Budi Utomo,Amd.Kep.M.Kes, selaku ketua STIKES Muhammadiyah Lamongan.
2.
Arifal
Aris S.Kep,Ns M.Kes, selaku ketua prodi S1 KEPERAWATAN STIKES Muhammadiyah
Lamongan.
3.
Ns. Ilkafah, M.Kep selaku dosen Mata Kuliah system respirasi
4.
Dan
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun sehingga dapat digunakan untuk membantu
perbaikan mendatang dan atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima
kasih.
Wassalamu’alaikum. Wr.
Wb
Lamongan, 02oktober 2011
Penyusun
DAFTAR
ISI
HalamanJudul.......................................................................................................... i
Tim Penyususn......................................................................................................... ii
Kata Pengantar........................................................................................................ iii
Daftar Isi................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1.
LatarBelakang........................................................................................... 1
1.2.
RumusanMasalah....................................................................................... 2
1.3.
Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 3
2.1.Pengertian KankerParu................................................................................ 3
2.2.
Etiologi...................................................................................................... 3
2.3.
Patofisiologi............................................................................................... 7
2.4.
ManifestasiKlinik...................................................................................... 8
2.5.
PemeriksaanPenunjang..............................................................................
2.6.
PenatalaksanaanMedis...............................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN................................................................. 13
3.1.
Pengkajian................................................................................................. 13
3.2. DiagnosaKeperawatan.............................................................................. 11
3.3.
PerencanaanKeperawatan.......................................................................... 16
BAB IV PENUTUP................................................................................................. 19
4.1.
Kesimpulan................................................................................................ 19
4.2.
Saran.......................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kanker
adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ di dalam tubuh. Kanker ditandai
oleh poliferasi sel abnormal. Memproduksi masa yang padat, bentuk tumor dan neoplasma adalah
istilah yang sering di pakai.
Kanker
paru adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ di dalam paru atau system
pernafasan. Biasanya di sebabkan oleh sel-sel di dalam paru yang abnormal dan
bisa juga berasal dari bagian tubuh yang terkena kanker sehingga menjalar ke
organ yang lain.
Kanker
paru merupakan penyakit yang sering di
derita pria dan wanita. Sebagian
besar kanker paru mengenai pria (65 %), life time risk 1:13 dan pada wanita
1:20. Pada pria lebih besar prevalensinya disebabkan faktor merokok yang
lebih banyak pada pria. Insiden puncak kanker paru terjadi antara usia 55 – 65
tahun dan kebanyakan yang menderita kanker paru meninggal dunia karena
kurangnya pengetahuan pasien terhadap kondisi kesehatan.
1.1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
definisi dari kanker paru ?
2.
Apa
etiologi dari kanker paru?
3.
Apa
patofisiologi dari kanker paru ?
4.
Apa
manifestasi klinis kanker paru ?
5.
Apa saja
pemeriksaan diagnostik pada kanker paru?
6.
Bagaimana
penatalaksanan medis kanker paru ?
7.
Bagai mana
asuhan keperatan pada kanker paru?
1.2. TUJUAN
1.2.1. Tujuan
Umum
Agar kita
sebagai mahasiswa mengerti bagaimana asuhan keperawatan pasien dengan kanker
paru
1.2.2. Tujuan
Khusus
2.
Untuk
mengetahui etiologi dari kanker paru
3.
Untuk
mengetahui patofisiologi dari kanker paru
4.
Untuk
mengetahui manifestasi klinis kanker paru
5.
Untuk
mengetahui apa saja pemeriksaan
diagnostik pada kanker paru
6.
Untuk
mengetahui penatalaksanan medis kanker paru
7.
Untuk mengetahui
bagai mana asuhan keperawatan pada pasien kanker paru
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian kanker Paru
Kanker adalah neoplasma pada jaringan yaitu pertumbuhan
jaringan baru yang abnormal. Paru merupakan organ elastis berbentuk kerucut dan
letaknya didalam rongga dada. Jenis tumor paru dibagi untuk tujuan pengobatan,
meliputi SCLC ( Small Cell Lung Cancer ) dan NSLC ( Non Small Cell Lung Cancer
/ Karsinoma Skuamosa, adenokarsinoma, karsinoma sel besar )
Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu,
sebagian besar kanker paru berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga
berasal dari bagian tubuh lain yang terkena kanker. ( Zerich 150105 Weblog, by
Erich )
2.2. Etiologi
Meskipun etiologi sebenarnya dari kanker paru belum diketahui,
tetapi ada beberapa faktor yang agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan
insiden kanker paru :
1.
Merokok
Tak diragukan lagi merupakan faktor utama. Suatu
hubungan statistik yang defenitif telah ditegakkan antara perokok berat (lebih
dari dua puluh batang sehari) dari kanker paru (karsinoma bronkogenik). Perokok
seperti ini mempunyai kecenderung sepuluh kali lebih besar dari pada perokok
ringan. Selanjutnya orang perokok berat yang sebelumnya dan telah meninggalkan
kebiasaannya akan kembali ke pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar 10
tahun. Hidrokarbon karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari tembakau rokok
yang jika dikenakan pada kulit hewan, menimbulkan tumor.
2.
Iradiasi.
Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt
di Schneeberg dan penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal
akibat kanker paru) berkaitan dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk
radon. Bahan ini diduga merupakan agen etiologi operatif.
3.
Kanker paru akibat kerja.
Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja
yang terpapar dengan karbonil nikel (pelebur nikel) dan arsenic (pembasmi
rumput). Pekerja pemecah hematite (paru – paru hematite) dan orang – orang yang
bekerja dengan asbestos dan dengan kromat juga mengalami peningkatan insiden.
4.
Polusi udara
Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka
kanker paru yang lebih tinggi dari pada mereka yang tinggal di desa dan
walaupun telah diketahui adanya karsinogen dari industri dan uap diesel dalam
atmosfer di kota.
( Thomson, Catatan Kuliah Patologi,1997).
5.
Genetik.
Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker
paru, yakni :
a.
Proton oncogen.
b.
Tumor suppressor gene.
c.
Gene encoding enzyme.
·
Teori Onkogenesis.
Terjadinya kanker paru didasari oleh
tampilnya gen suppresor tumor dalam genom (onkogen). Adanya inisiator mengubah
gen supresor tumor dengan cara menghilangkan (delesi/del) atau penyisipan
(insersi/ inS) sebagian susunan pasangan basanya, tampilnya gen erbB1 dan atau
neu/erbB2 berperan dalam anti apoptosis (mekanisme sel untuk mati secara
alamiah- programmed cell death). Perubahan tampilan gen kasus ini menyebabkan
sel sasaran dalam hal ini sel paru berubah menjadi sel kanker dengan sifat
pertumbuhan yang autonom. Dengan demikian kanker merupakan penyakit genetic
yang pada permulaan terbatas pada sel sasaran kemudian menjadi agresif pada
jaringan sekitarnya.
6.
Diet
Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi
betakaroten, seleniumdan vitamin A menyebabkan tingginya resiko terkena kanker
paru. (Ilmu Penyakit Dalam, 2001).
2.3. Patofisiologi
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub
bronkus menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan
karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan
metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh
metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi
pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal.Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur – struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal.Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur – struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.
Bronchus
(percabangan segmen atau subsegmen)
Trauma
oleh arus udara ( Tar Rokok,polusi industry,polusi udara)
Bahan
karsinogenik mengendap
Perubahan
epitel silia dan mukosa/ulserasi Bronchus
Deskuamasi Produksi Mukus Meningkat
Cell
cadangan (reserve cell) basal mukosa bronchus Bersihan jalan nafas tidak efektif
Hyperplasi,
metaplasi.
Cell Kanker
Manifestasi
Klinis
Intrapulmoner Intratorasik Ekstrapulmoner Ektratorasik Non Metastatik Ekstratorasik Metastatik
Kanker lumen branchu Adanya
Invasi kanker,ke paru Mediastinum Jantung
Gangguan
rasa nyaman (Nyeri)
|
Sumbatan
parsial Bronkiektasis/Aktelektasis Oesofagua
atau
total Penurunan
Gangguan
pertukaran gas
|
(Wheezing)
Pola nafas tidak efektif
|
Nutrisi
kurang dari kebutuhan
|
2.4. Manifestasi Klinis
1.
Gejala awal.
Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh
obstruksi bronkus.
2.
Gejala umum.
a.
Batuk
Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan
oleh massa tumor. Batuk mulai sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum,
tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen
dalam berespon terhadap infeksi sekunder.
b.
Hemoptisis
Sputum bersemu darah karena sputum melalui
permukaan tumor yang mengalami ulserasi.
c.
Anoreksia, lelah, berkurangnya
berat badan.
2.5. Pemeriksaan Penunjang
1.
Radiologi.
a.
Foto thorax posterior –
anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.
Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang
dapat mendeteksi adanya kanker paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi
lesi. Dapat menyatakan massa udara pada bagian hilus, effuse pleural,
atelektasis erosi tulang rusuk atau vertebra.
b.
Bronkhografi.
Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
2.
Laboratorium.
a.
Sitologi (sputum, pleural, atau
nodus limfe). Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.
b.
Pemeriksaan fungsi paru dan
GDA. Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan
ventilasi.
c.
Tes kulit, jumlah absolute
limfosit. Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker
paru).
3.
Histopatologi.
a.
Bronkoskopi.
Memungkinkan visualisasi, pencucian
bagian,dan pembersihan sitologi lesi (besarnya karsinoma bronkogenik dapat
diketahui).
b.
Biopsi Trans Torakal (TTB).
Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang
letaknya perifer dengan ukuran < 2 cm, sensitivitasnya mencapai 90 – 95 %.
c.
Torakoskopi.
Biopsi tumor didaerah pleura memberikan
hasil yang lebih baik dengan cara torakoskopi.
d.
Mediastinosopi.
Umtuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang
terlibat.
e.
Torakotomi.
Totakotomi untuk diagnostic kanker paru
dikerjakan bila bermacam – macam prosedur non invasif dan invasif sebelumnya
gagal mendapatkan sel tumor.
4.
Pencitraan.
a.
CT-Scanning, untuk mengevaluasi
jaringan parenkim paru dan pleura.
b.
MRI, untuk menunjukkan keadaan
mediastinum.
2.6. Penatalaksanaan Medis
Tujuan pengobatan kanker dapat berupa :
1.
Kuratif
Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup klien.
Memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup klien.
2.
Paliatif.
Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.
Mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.
3.
Rawat rumah (Hospice care) pada
kasus terminal. Mengurangi dampak fisis maupun psikologis kanker baik pada
pasien maupun keluarga.
4.
Supotif.
Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal sepertia pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti infeksi.
(Ilmu Penyakit Dalam, 2001 dan Doenges, rencana Asuhan Keperawatan, 2000
Menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal sepertia pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti infeksi.
(Ilmu Penyakit Dalam, 2001 dan Doenges, rencana Asuhan Keperawatan, 2000
A Penatalaksaaan Medis
1.
Pembedahan.
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk mengankat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak mungkin fungsi paru – paru yang tidak terkena kanker..
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk mengankat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak mungkin fungsi paru – paru yang tidak terkena kanker..
2.
Kemoterafi.
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.
3.
Radioterapi radikal, digunakan
pada kasus kanker paru bukan sel kecil yang tidak bisa dioperasi. Tetapi
radikal sesuai untuk penyakit yang bersifat lokal dan hanya menyembuhklan
sedikit.
4.
Radioterapi paliatif, untuk
hemoptisis, batuk, sesak napas atau nyeri local.
5.
Terapi endobronkia, seperti
kerioterapi, tetapi laser atau penggunaan stent dapat memulihkan gejala dengan
cepat pada pasien dengan penyakit endobronkial yang signifikan
6.
Perawatan faliatif, opiat
terutama membantu mengurangi nyeri dan dispnea. Steroid membantu mengurangi
gejala non spesifik dan memperbaiki selera makan.
A Penatalaksanaan Perawat
a.
Bantu pasien untuk mencari
posisi yang paling sedikit nyerinya
b.
Dalam tindakan psikologis
kurangi ansietas dengan memberikan informasi yang sering, sederhana, jelas
tentang apa yang sedang dilakukan untu mengatasi
kondisi dan apa makna respons terhadap pengobatan
BAB III
ASUHAN
KEPERAWATAN
3.1. Pengkajian
I. Identitas
klien:
1. Nama
2. Usia
3. Jenis
kelamin
4. Suku/
bangsa
5. Agama
6. Status
marital
7. Pendidikan/
pekerjaan
8. alamat
II. Keluhan
Utama :
Klien
merasakan sesak di sertai dengan nyeri, & badannya lemas
III. Riwayat
Kesehatan
1. Riwayat
kesehatan Sekarang :
Menurut
keluarga, klien sejak 3 bulan yang lalu sering mengalami batuk-batuk yang
kadang-kadang disertai sesak nafas, kemudian berobat ke dokter diberi obat dan
keluhan berkurang.
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga klien menyatakan klien tidak menderita penyakit
jantung,diabetes ,asthma, dulu sering batuk- batuk, kemudian di obati dan
sembuh.
3. Riwayat
Kesehatan keluarga :
Di dalam keluarga klien tidak ada yang menderita
penyakit keturunan atau penyakit menular seperti TBC, liver, jantung, kencing
manis dan ginjal
IV. Kebutuhan
dasar:
·
Pola makan : nafsu
makan berkurang karena adanya sekret dan terjadi kesulitan menelan (disfagia),
penurunan berat badan.
·
Pola minum : frekuensi minum meningkat (rasa haus)
·
Pola tidur : susah tidur karena adanya batuk dan nyeri
dada.
·
Aktivitas : keletihan, kelemahan
V. Pemeriksaan
Fisik
·
Keadaan Umum :
Pasien tanpak lemah,
sesak yang disertai dengan nyeri dada
·
Tanda – Tanda Vital
TD: 130/90 mmHg,
Nadi : 112 x / m, Suhu : 38,6 derajat celsius, RR: 36 x/m.
1. Sistem
pernafasan
-
Sesak nafas, nyeri dada
-
Batuk produktif tak
efektif
-
Suara nafas: mengi pada
inspirasi
-
Serak, paralysis pita
suara.
2.
Sistem kardiovaskuler
-
tachycardia, disritmia
-
menunjukkan efusi
(gesekan pericardial)
3.
Sistem gastrointestinal
-
Anoreksia, disfagia,
penurunan intake makanan, berat badan menurun.
4.
Sistem urinarius
-
Peningkatan
frekuensi/jumlah urine.
5.
Sistem neurologis
-
Perasaan takut/takut
hasil pembedahan
-
Kegelisahan
VI. Data
Penunjang
1.
Foto dada, PA dan
lateral
2.
CT scan/MRI
3.
Bronchoscope
4.
Sitologi : TTB, biopsy
kelenjar getah bening leher
3.2. Diagnosa Keperawatan
A Analisa Data
NO
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASSALAH
|
1.
|
DS: - Klien
mengungkapkan sesak saat ber-nafas dan dada terasa berat.
DO: - KU agak lemah.
-
Suara nafas
menghilang pada dada anterior.
-
Pada perkusi dada
terdengar redup.
-
Respirasi 36 x/mnt,
cepat dan dang-kal.
|
Massa pada
mediastinum
Menekan rongga paru
Penurunan ekspansi paru
Pengembangan paru terbatas
Klien sesak
|
Ketidakefektifan
pola nafas
|
2.
|
DS : - Pasien
mengelu sesak dan nyeri saat bernafas
DO : - Gelisah,
- nilai GDA tidak normal,
- perubahan TTV
|
Obstruksi
jalan nafas oleh sekresi dan spasme bronkus
Kerusakan
alveoli
Bronkiektasis/Aktelektasis
|
Gangguan pertukaran gas
|
3.
|
S: -Mengeluh sakit
disertai rasa nyeri yang menetap
O: - Pasien
tampak gelisah
- Wajahya terlihat pucat
- Tanda vital : TD: 130/90 mmHg, Nadi : 112 x
/ m, Suhu : 38,6 derajat celsius, RR: 36 x/m.
|
Intrapulmoner
Metastatik
Adanya
Invasi kanker ke pleura, atau dinding dada.
|
Gangguan Rasa
nyaman (Nyeri)
|
4.
|
DS : - Mengatakan nafsu makan menurun dan terasa mual
DO: A: Penurunan berat badan,(BB sebelumnya
66kg,setelah masuk RS BB 55Kg)
B :
C :
lemas, BB menurun,rambut
rontok
D : porsi
makan tidak habis,makan hanya 2 - 4 sendok
|
Sesak
Psikologis
Mual
Anoreksia
|
Pereubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan
|
A Diagnosa Keperawatan
1.
Ketidakefektifan pola nafas
berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
2.
Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) yang berhubungan dengan invasi kanker
ke pleura, atau dinding dada.
3.
Perubahan nutria kurang dari
kebutuhan yang berhubungan dengan Anoreksia
4.
Kerusakan pertukaran gas yang
berhubungan dengan gangguan aliran udara ke alveoli atau ke bagian utama paru, perubahan membran
alveoli
3.3. Perencanaan Keperawatan
Tgl
|
No dx
|
TUJUAN & KH
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
|
Setelah di
lakukan tindakan keperawatan 1x24 jan di harapkan pola nafas klien efektif dengan KH:
-
Klien mengungkapkan
sesak berkurang/ tidak sesak.
-
Respirasi dalam batas
normal.
- Tidak
menggunakan otot bantu pernafasan
|
1. Kaji frekuensi, kedalaman
pernafasan dan ekspansi dada.
2. Auskultasi bunyi nafas, dan catat adanya
bunyi nafas tambahan.
3. Observasi pola batuk dan karakter secret
4. Berikan
pada klien posisi semi fowler.
5. Kolaborasi
dalam pemberian oksigen
tambahan.
6. Berikan humidifikasi tambahan.
|
1. Untuk mengetahui frekuensi & kedalan pernafasan karena
kedalamam pernafasan bervariasi tergantung derajat gagal nafas.
2. Perubahan bunyi nafas menunjukan obstruksi sekunder
3. Kongesti alveolar mengakibatkan batuk kering/iritatif
4. Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan
5. Memaksimalkan pernafasan dan menurunkan kerja nafas.
6. Memberikan kelembaban pada membran mukosa dan membantu pengenceran
secret
|
|
2.
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan 2x24 diharapkan pasien menunjukkan perbaikan ventilasi
dan oksigenasi jaringan yang adekuat dan Pertukaran gas efektif.dengan
KH:
- Tidak bingung dan gelisah
- TTV normal
- Tidak sesak
- Nilai GDA normal
|
1.
Kaji
frekluensi dan kedalaman pernafasan.
2.
Auskultasi
paru untuk penurunan bunyi nafas dan adanya bunyi tambahan
3.
Observasi
ferfusi daerah akral dan sianosis (
daun telinga, bibir, lidah dan membran lidah )
4.
Lakukan
tindakan untuk memperbaiki jalan nafas.
5.
Tinggikan
kepala/tempat tidur sesuai dengan kebutuhan.
6.
Kaji
TTV
7.
Monitor GDA
8.
Berikan o2 tambahan sesuai dengan indikasi
hasil GDA.
|
1. Berguna
dalam evaluasi derajat distress pernafasan dan kronisnya proses penyakit.
2. Area yang tak terventilasi dapat
diidentifikasikan dengan tak adanya
bunyi nafas.
3. Menunjukan hipoksemia sistemik.
4. Jalan nafas lengket/kolaps
menurunkan jumlah alveoli yang berfungsi Secara negatif mempengaruhi
pertukaran gas.
5. Meningkatkan ekspansi dada maksimal,
membuat mudah bernafas meningkatkan kenyamanan.
6.
Takikardia, disritmia dan perubahan tekanan
darah dapat menunjukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung
7. PaCO2
biasanya meningkat, dan PaO2 menurun sehingga hipoksia terjadi derajat lebih
besar/kecil.
8. Dapat
memperbaiki/mencegah buruknya hipoksia.
|
|
3
|
Seteh di lakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam Nyeri hilang/ berkurang dengan KH:
- TTV
normal
- Klien
nampak rileks.
- Klien
dapat tidur.
- Klien
dapat berpartisi dalam aktivitas.
|
1.
Tanyakan
pasien tentang nyeri, Tentukan karaktersitik nyeri
2. Buat
skala nyeri 0-10 rentang intensitasnya
3. Observasi
tanda-tanda vital
4.
Kaji pernyataan verbal dan non verbal nyeri
pasien.
5.
Evaluasi
keefektifan pemberian obat
6.
Berikan
tindakan kenyamanan, ubah posisi, dll.
7.
Berikan
lingkungan tenang.
8.
Kolaborasi:
Berikan analgesik rutin s/d indikasi.
|
1.
Membantu
dalam evaluasi gejala nyeri kanker yang dapat melibatkan visera, saraf atau
jaringan tulang
2. Penggunaan
skala rentang membantu pasien dalam
mengkaji tingkat nyeri
3. Untuk
mengetahui Penurunan tekanan darah : peningkatan nadi dan pernafasan
4.
Ketidaksesuaian
antara verbal dan non verbal menunjukan.derajat nyeri
5.
Memberikan
obat berdasarkan aturan.
6.
Meningkatkan
relaksasi dan pengalihan perhatian..
7.
Penurunan
stress, menghemat energy
8.
Mempertahankan
kadar obat, menghindari puncak periode nyeri
|
|
4.
|
Setelah di lakukan tindakan keperawatan sselama 2x
24 jam Nutrisi
klien terpenuhi.
Dengan KH:
-
Berat
badan bertambah dan.
-
Menunjukan
perubahan pola makan.
|
1.
Catat
ststus nutrisi pasien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan dan
derajat kekurangan berat badan
2. Berikan penjelasan tentang pentingnya makanan yang
adekuat dan bergizi
3. Pastikan pola diet pasien yang
disukai/tidak disukai
4. Awasi pemasukan/pengeluaran dan
berat badan secara periodic
5. Dorong klien untuk makan diet TKTP
6. Pertahankan higiene mulut
7. Kolaborasi
dengan Ahli gizi dalam pemberian makanan
|
1.
Berguna dalam
mengidentifikasi derajat kurang nutrisi dan menentukan pilihan intervensi
2.
Meningkatkan
pengetahuan dan kepatuhan untuk menjalankan program diet sesuai atura
3.
Pertimbangan keinginan
individu dapat memperbaiki masukan diet.
4.
Mengukur kefektifan nutrisi
dan dukungan cairan.
5.
Peningkatan
pemenuhan kebutuhan dan kebutuhan pertahanan tubuh
6.
Akumulasi
partikel makanan di mulut menambah rasa ketidaknyamanan pada mulut dan
menurunkan nafsu makan
7.
Meninkatkan
kemampuan asupan sesuai dengan kemampuan klien
|
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian
besar kanker paru berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal
dari bagian tubuh lain yang terkena kanker.
Etiologi
Ada beberapa faktor yang agaknya bertanggung jawab dalam peningkatan
insiden kanker paru :
·
Merokok
·
Iradiasi.
·
Kanker paru akibat kerja
·
Polusi udara
·
Genetik.
·
Diet
Patofisiologi kaknker paru di lihat dari etiologi yang
menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan cilia hilang dan
deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan
karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan dysplasia. Bila lesi
perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus
ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada
kosta dan korpus vertebra.
Lesi ini
menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di
bagian distal.Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis,
dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi
Pemeriksaan
Penunjang
·
Radiologi.
·
Bronkhografi.
·
Laboratorium.
·
Histopatologi.
·
Pencitraan.
Penatalaksaaan Medis
·
Pembedahan.
·
Kemoterafi
·
Radioterapi radikal
·
Radioterapi paliatif
·
Terapi endobronkia
·
Perawatan faliatif
Asuhan
Keperawatan
·
Pengkajian
·
Diagnosa keperawatan
·
Perencanaan keperawatan
4.2. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurang-kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar
dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik dari sekarang,dan kami juga
berharap:
·
Setelah membaca makalah ini,kami
berharap kita menjadi lebih tahu dan lebih faham tentang proses keperawatan
pada sistem respirasi khususnya tentang Kanker paru.
·
Dan yang paling penting kita
bisa mengaplikasikan ilmu ini dalam kahidupan pekerjaan kelak.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Marylin E doengoes. (2000).
Rencana Asuhan keperawatan Pedoman untuk Perencnaan /pendokumentasian Perawatan
Pasien. EGC.Jakarta
2. Barbara Engram. (1999). Rencana Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 1. Penerbit EGC. Jakarta.
3.
Long, Barbara C, (1996),
Perawatan Medikal Bedah; Suatu Pendekatan Proses Holistik, Yayasan
ASKEP
kanker paru
asuhan keperawatan CA paru
Hechh...Makalahku dibajak...
BalasHapustonggo dewe
BalasHapustonggo juga boleh
Hapuskak, patofisiologinya gak ngerti :(
BalasHapushaha sip lahhh
Hapuskak, patofisiologinya gak ngerti :(
BalasHapusterimakasih buat artikelnya.. informasi yang sangat bermanfaat..
BalasHapus