BAB II
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN LEPTOSPIROSIS
Leptospirosis
adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira berbentuk
spiral yang menyerang hewan dan manusia dan dapat hidup di air tawar selama
lebih kurang 1 bulan. Tetapi dalam air laut, selokan dan air kemih yang tidak diencerkan akan cepat mati.
Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang
disebabkan oleh mikroorganisme leptospira interogens tanpa memandang bentuk
spesifik serotipenya. Pertama kali dikemukakan oleh Weil pada tahun 1886 yang
membedakan penyakit yaitu disertai ikterus ini dengan penyakit yang lain yang
menyebabkan ikterus. Bentuk yang beratnya dikenal sebagai weil’sdisease.(Weil pada tahun 1886)
2.2
ETIOLOGI
Bakteri penyebab Leptospirosis yaitu bakteri
leptospira.Bakteri leptospira merupakan Spirochaeta aerobik (membantu oksigen
untuk bertahan hidup). Motil (dapat bergerak),gram negatif, bentuknya dapat
berkerut-kerut, dan terpilih dengan ketat. Bakteri Leptospira berukuran panjang
6-20µm dan diameter 0,1-0,2µm. Sebagai
pembanding ukuran sel darah merah hanya 7 mm. Jadi ukuran bakteri inirelatif
kecil dan panjang sehingga sulit terlihat bila menggunakan mikroskop. Cahaya
untuk melihat bakteri ini diperlukan mikroskop dengan teknik kontras. Bakteri
ini bergerak maju dan mundur.
Leptospira mempunyai ± 175 serovar, bahkan ada yang mengatakan leptospira memiliki lebih dari 200
serovar. Infeksi dapat disebabkan oleh satu atau lebih serovar sekaligus. Bila
infesksi terjadi , maka pada tubuh penderita dalam waktu 6-12 hari terbentuk
zat kebal aglutinasi. Bila terkena bahan kimia atau
dimakan oleh fagosit, bakteri dapat kolaps menjadi bola berbentuk kubah dan tipis, Pada kondisi ini, Leptospira
tidak memiliki aktifitas patogenik. Pada
kondisi ini, Leptospira tidak
memiliki aktifitas patogenik. Leptospira dapat hidup dalam waktu lama di air, tanah yang
lembap, tanaman dan lumpur.
2.3 PATOFISIOLOGI
Manusia bisa
terinfeksi jika terjadi kontak pada kulit atau selaput lendir yang luka/erosi
dengan air, lumpur dan sebagainya yang telah tercemar oleh air kemih binatang
yang terinfeksi leptospira. Leptospira yang masuk melalui kulit maupun selaput
lendir yang luka/erosi akan menyebar ke organ-organ dan jaringan tubuh melalui
darah. Sistem imun tubuh akan berespon sehingga jumlah laptospira akan
berkurang, kecuali pada ginjal yaitu tubulus dimana kan terbentuk koloni-koloni
pada dinding lumen yang mengeluarkan endotoksin dan kemudian dapat masuk ke
dalam kemih.
2.4 MANIFESTASI KLINIS
Masa tunas berkisar antara 2-26
hari(kebanyakan 7-13 hari) rata-rata 10 hari.
Pada leptospira ini ditemukan perjalanan klini sbifasik :
-
Leptopiremia (berlangsung 4-9
hari)
Timbul demam mendadak, diserta sakit kepala
(frontal, oksipital atau bitemporal). Pada otot akan timbul keluhan mialgia dan
nyeri tekan (otot gastronemius, paha pinggang,) dandiikuti heperestesia kulit.
Gejala menggigil dan demam tinggi, mual, muntah, diare, batuk, sakit dada,
hemoptisis, penurunan kesadaran, dan injeksi konjunctiva.Injeksi faringeal,
kulit dengan ruam berbentuk makular/makolupapular/urtikaria yang tersebar pada
badan, splenomegali, dan hepatomegali.
-
Fase imun
(1-3 hari)
Fase imun yang berkaitan dengan munculnya antibodi
IgM sementara konsentrasi C¬3, tetap normal. Meningismus, demam jarang melebihi
39. Gejala lain yang muncul adalah iridosiklitis, neuritis optik, mielitis,
ensefalitis, serta neuripati perifer.
-
Fase penyembuhan (minggu ke-2 sampai minggu ke-4)
Dapat ditemukan adanya demam atau nyeri otot yang kemudian berangsur-angsur hilang.
Dapat ditemukan adanya demam atau nyeri otot yang kemudian berangsur-angsur hilang.
2.6 KOMPLIKASI
Pada leptospira, komplikasi yang
sering terjadi adalah iridosiklitis, gagal ginjal, miokarditis, meningitis
aseptik dan hepatitis. Perdarahan masif jarang ditemui dan bila terjadi selalu
menyebabkan kematian.
2.7
PENATALAKSANAAN
Timbul demam mendadak, diserta sakit
kepala (frontal, oksipital atau bitemporal). Pada otot akan timbul keluhan
mialgia dan nyeri tekan (otot gastronemius, paha pinggang,) dandiikuti
heperestesia kulit. Gejala menggigil dan demam tinggi, mual, muntah, diare,
batuk, sakit dada, hemoptisis, penurunan kesadaran, dan injeksi konjunctiva.
Injeksi faringeal, kulit dengan ruam berbentuk makular/makolupapular/urtikaria
yang tersebar pada badan, splenomegali, dan hepatomegali.
2.8
PROGNOSIS
Tergantung keadaan umum klien, umur,
virulensi leptospira, dan ada tidaknya kekebalan yang didapat. Kematian juga
biasanya terjadi akibat sekunder dari faktor pemberat seperti gagal ginjal atau
perdarahan dan terlambatnya klien mendapat pengobatan.
BAB III
KONSEP
KEPERAWATAN
3.1
PENGKAJIAN
3.1.1 Identitas Klien
a.
Nama : (tidak berpengaruh)
b.
Umur : (tidak berpengaruh)
c.
Jenis kelamin : (tidak berpengaruh)
d.
Suku bangsa : (tidak berpengaruh)
e.
Agama : (tidak berpengaruh)
f.
Alamat : (tidak berpengaruh)
g.
Pendidikan : (tidak berpengaruh)
Biasanya
masyarakat yang berada di daerah pedesaan dan juga masyaraktat yang tinggal di
daerah banjir.
3.1.2 Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Demam
yang mendadak
Timbul
gejala demam yang disertai sakit kepala, mialgia dan nyeri tekan (frontal) mata
merah, fotofobia, keluahan gastrointestinal. Demam disertai mual, muntah,
diare, batuk, sakit dada, hemoptosis, penurunan kesadaran dan injeksi
konjunctiva. Demam ini berlangsung 1-3 hari.
b. Riwayat penyakit sekarang
Klien
dengan leptospirosis biasanya merasakan demam
yang
disertai sakit kepala, mialgia dan nyeri tekan (frontal) mata merah, fotofobia,
keluahan gastrointestinal. Demam disertai mual, muntah, diare, batuk, sakit
dada, hemoptosis, penurunan kesadaran dan injeksi konjunctiva. Demam ini
berlangsung 1-3 hari
c. Riwayat penyakit dahulu
Apakah
pernah mengalami sakit leptospirosis sebelumnya
d. Riwayat penyakit keluarga
Tidak
terdapat riwayat penyakit keluarga
3.1.3 Pemeriksaan dan observasi
a. Tanda-tanda vital
ü
TD : tidak normal
ü
RR : tidak normal
ü
Nadi : tidak normal
ü
Suhu :tidak normal
b. Fisik
Keadaan
umum, penurunan kesadaran, lemah, aktvivitas meurun
c.
Pola fungsi kesehatan
a)
Pola nutris metabolik.
Tanyakan kepada klien tentang jenis, frekuensi, dan
jumlah klien makan dan minnum klien dalam sehari. Kaji selera makan berlebihan
atau berkurang, kaji adanya mual muntah ataupun adanyaterapi intravena,
penggunaan selang enteric, timbang juga berat badan, ukur tinggi badan,
lingkaran lengan atas serta hitung berat badan ideal klien untuk memperoleh
gambaran status nutrisi.
b)
Pola eliminasi.
(a)
Kaji terhadap rekuensi,
karakteristik, kesulitan/masalah dan juga pemakaian alat bantu seperti folly
kateter, ukur juga intake dan output setiap sift.
(b)
Eliminasi proses, kaji terhadap
prekuensi, karakteristik,
kesulitan/masalah defekasi dan juga pemakaian alat bantu/intervensi dalam Bab.
kesulitan/masalah defekasi dan juga pemakaian alat bantu/intervensi dalam Bab.
c)
Pola aktivitas dan latihan
Kaji kemampuan beraktivitas baik sebelum sakit atau
keadaan sekarang dan juga penggunaan alat bantu seperti tongkat, kursi roda dan
lain-lain. Tanyakan kepada klien tentang penggunaan waktu senggang. Adakah
keluhanpada pernapasan, jantung seperti berdebar, nyeri dada, badan lemah.
d)
Pola tidur dan istirahat
Tanyakan kepada klien kebiasan tidur sehari-hari, jumlah
jam tidur, tidur siang. Apakah klien memerlukan penghantar tidur seperti
mambaca, minum susu, menulis, memdengarkan musik, menonton televise. Bagaimana
suasana tidur klien apaka terang atau gelap. Sering bangun saat tidur
dikarenakan oleh nyeri, gatal, berkemih, sesak dan lain-lain.
e)
Pola persepsi kogniti
Tanyakan kepada klien apakah menggunakan alat bantu
pengelihatan, pendengaran. Adakah klien kesulitan mengingat sesuatu, bagaimana
klien mengatasi tak nyaman : nyeri. Adakah gangguan persepsi sensori seperti
pengelihatan kabur, pendengaran terganggu. Kaji tingkat orientasi terhadap
tempat waktu dan orang.
f)
Pola persepsi dan konsep diri
Kaji tingkah laku mengenai dirinya, apakah klien pernah
mengalami putus asa/frustasi/stress dan bagaimana menurut klien mengenai
dirinya.
g)
Pola peran hubungan dengan sesame
Apakah peran klien dimasyarakat dan keluarga, bagaimana
hubungan klien di masyarakat dan keluarga dn teman sekerja. Kaji apakah ada
gangguan komunikasi verbal dan gangguan dalam interaksi dengan anggota keluarga
dan orang lain.
h)
Pola produksi seksual
Tanyakan kepada klien tentang penggunaan kontrasepsi dan
permasalahan yang timbul. Berapa jumlah anak klien dan status pernikahan klien.
i)
Pola mekanisme koping dan
toleransi terhadap stress.
Kaji faktor yang membuat klien marah dan tidak dapat
mengontrol diri, tempat klien bertukar pendapat dan mekanisme koping yang
digunakan selama ini. Kaji keadaan klien saat ini terhadap penyesuaian diri,
ugkapan, penyangkalan/penolakan terhadap diri sendiri.
j)
Pola system kepercayaan
Kaji apakah klien dsering beribadah, klien menganut
agama apa?. Kaji apakah ada nilai-nilai tentang agama yang klien anut
bertentangan dengan kesehatan.
3.2
ANALISA DATA
NO
|
Data Penunjang
|
Etiologi
|
Masalah
|
||||||||||||
1
|
DS: Badan terasa panas,kebutuhan istirahan cukup siang 3 – 4 jam,malam 7
– 8 jam/hari.
DO: - Muka dan dada berkeringat, suhu akral hangat.
-TTV tidak normal
|
Leptospira
vaskulitis
endotoksin
pembuluh
darah/ jaringan
metabolisme meningkat
hipotalamus
thermoregulator terganggu
hiperpireksia
|
Peningkatan suhu tubuh
|
||||||||||||
2
|
DS:Klien mengatakan tidak nafsu makan
DO:- BB menurun
-
Nafsu makan berkurang
-
TTV tidak normal
|
Gastrointestina
Hepatomegali
Splenomegali
Mual muntah
Resiko kurang dari kebutuhan
|
Nutrisi kurang dari kebutuhan
|
||||||||||||
3
|
DS :-
Klien mengatakan merasa nyeri pada kaki kanan dan kiri mulai dari telapa kaki
sampai pinggang
-
Klien juga
mengatakan belum mampu untuk berdiri, duduk saja jarang
-
Klien juga
merasakan geringgingan pada tangan dan kakinya
DO :
-
Kekuatan otot
ekstermitas atas dan bawah 4/4, kulit keriput
-
Ureum 26/02/02
46 mg/dl
Natrium 133 meq/L, Kalium
3,5 meq/L
|
Leptospira
Kadar Na dan K
Menurun
Vaskulitis
Perubahan
airan di ekstraselluler
organ otot dan jaringan
nyeri
otot/kram/geringgingan
|
Perubahan rasa nyaman nyeri
|
3.3
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Peningkatan
suhu tubuh sehubungan dengan proses infeksi dari perjalanan penyakitnya.
2.
Nyeri (akut)
berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf,
infiltrasi sistem suplay syaraf, syaraf, inflamasi), ditandai dengan klien
mngatakan nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi
nyeri, kelemahan.
3
Pemenuhan
nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan intake kurang ditandai
dengan klien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan
selera.
3.4
FORMAT RENCANA KEPERAWATAN
diagnosa
|
Tujuan dan kh
|
Intervensi
|
rasional
|
Peningkatan suhu tubuh
b.d proses infeksi dari perjalanan penyakit
|
Tujuan : setelah
dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam suhu tubuh menurun.
KH:
K : pasien mengetahui
penyebab meninggkatnya suhu tubuh
A : Pasien mampu
menunjukkan cara untuk menurunkan suhu tubuhnya
A : pasien mampu
melakukan cara untuk menurunkan suhu tubuhnya dengan kompres
P : suhu tubuh menurun
TTV normal
|
1. Bina hubungan baik dengan klien dan keluarga.
2.Berikan kompres dingin dan ajarkan cara untuk
memakai es/handuk pada tubuh,khusunya pada aksila/lipatan paha
3.anjurkan
untuk memakai baju tipis yang menyerap keringat.
4.Kolaborasi,birikan
cairan IV bila diperlukan,Therapy,minitor hasil leb,HB,elektrolit tik
akbumin.
|
1.Dengan hubungan yang baikdapat meningkatkan
kerjasama dengan klien
2.Pemberian kompres
dingin merangsang penurunan suhu tubuh
3.Baju yang tipis akan
mudah menyerap keringat yang keluar.
4.Pemberian obat-obatan
terutama anti biotik akan membunuh kuman saimonela thypy,sehingga akan
mempercepat proses penyembuhan,sehingga anti peretik untuk menurunkan suhu
tubuh(anti biotika spektrum luas)
|
Nyeri (akut) b/d dengan
proses penyakit penekanan/kerusakan jaringan syaraf,inflamasi ditandai dengan
klien mengatakan nyeri dan sulit tidur.
|
Tujuan :setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam nyeri berkurang.
KH:
K : pasien mengetahui
penyebab nyeri
A : pasien mampu
menunjukkan penyebab nyeri
P: pasien mampu melakuan
cara mengurangi nyeri dengan cara distraksi
P : nyeri berkurang
TTV : normal
|
1.tentukan riwayat
nyeri,lokasi,durasi,dan itensitas.
2. evaluasi therapi pembedahan,radiasi,khemoterapi,biotherapi ajarkan
klien dan keluarga tentang cara menghadapinya.
3.Berikan pengalihan seperti reposisidan aktivitas menyenangkan.
4. berikan analgesik sesuai indikasiseperti morfin,methadone,narkotik
dll.
|
memberikan infornmasi yang diperlukan untuk
merencanakan asuhan
2.untuk mengetahui therapi yang dilakukan sesuai
atau tidak atau malah menyebabkan komplikasi
3.untuk meningkatkan kenyamanan dengan
mengalihkan perhatian klien dari rasa
4.untuk mengatasi nyeri.
|
nutrisi (kurang dari
kebutuhan tubuh) berhubungan dengan intake kurang ditandai dengan klien
mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera
|
Tujuan : setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama
3 x 24 jam nafsu makan pasien kembali normal dan tidak terjadi
malnutrisi.
Kh :
K : Pasien mengetahui
penyebab menurunnya nafsu makan
A: Pasien mampu
menunjukkan cara mengatasi hilanggnya selera makan
A: pasien mampu
melakukan cara untuk mengatasi mal nutrisi dengan makan sedikit tapi sering
|
1.monitor intake makanan setiap hari, apakah
klien makan sesuai dengan kebutuhannya
2.kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar
parotis
3.Anjurkan
klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake cairan yang
adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk klien.
4.Berikan pengobatan sesuai indikasi
Phenotiazine, antidopaminergic, corticosteroids,
vitamins khususnya A,D,E dan B6, antacida k
|
1.Memberikan informasi tentang status gizi klien.
2.Menunjukkan keadaan gizi klien sangat buruk.
3.Kalori merupakan sumber energi.
4.Membantu menghilangkan
gejala penyakit, efek samping dan meningkatkan status kesehatan klien.
|
3.5
CONTOH FORMAT IMPLEMENTASI
Tgl / jam
|
No dx
|
implementasi
|
Respon pasien
|
ttd
|
01-11-2012
07.00
07.30
|
1
|
1.Membina
hubungan baik dengan klien dan keluarga.
2.Berikan
kompres dingin dan ajarkan cara untuk memakai es/handuk pada tubuh,khusunya
pada aksila/lipatan paha.
|
DS: Klien mengatakan tubuhnya masih panas.
DO:TTV belum normal
|
|
01-11-2012
08.00
09.00
09.30
|
2
|
1.menentukan riwayat nyeri,lokasi,durasi,dan itensitas.
2.Memberikan pengalihan seperti
reposisi dan aktivitas menyenangkan.
3.Memberikan analgesik sesuai indikasi
seperti morfin,methadone,narkotik dll.
|
DS:Klien mengatakan nyeri berkurang.
DO:
Skala nyeri berkurang
TTV:belum normal
|
|
01-11-2012
|
3
|
1.Memonitor intake makanan setiap hari,
apakah klien makan sesuai dengan kebutuhannya.
2.Mengkaji pucat, penyembuhan luka
yang lambat dan pembesaran kelenjar parotis
3.Anjurkan klien untuk mengkonsumsi
makanan tinggi kalori dengan intake cairan yang adekuat.
|
DS: Klien mengatakan belum nafsu makan
DO:
-wajah tampak pucat.
-makan 3x tidak habis
|
|
3.6
CONTOH KONSEP EVALUASI
NO
|
DIAGNOSA
|
EVALUASI
|
TTD
|
1
|
Peningkatan
suhu tubuh b.d proses infeksi dari perjalanan penyakit
|
S: Klien mengatakan tubuhnya masih panas.
O: TTV belum
normal
A:Masalah
belum teratasi
P:Lanjutkan
intervensi selanjutnya
|
|
2
|
Nyeri (akut)
b/d dengan proses penyakit penekanan/kerusakan jaringan syaraf,inflamasi ditandai
dengan klien mengatakan nyeri dan sulit tidur.
|
S: Klien
mengatakan nyeri berkurang.
O: Skala nyeri berkurang
TTV:belum normal
A:Masalah
belum teratasi
P: Lanjutkan
intervensi selanjutnya
|
|
3
|
nutrisi
(kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan intake kurang ditandai
dengan klien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap,
kehilangan selera
|
S: Klien
mengatakan belum nafsu makan
Klien
mengatakan badannya masih lemas
O: -wajah tampak pucat.
-makan 3x tidak habis
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi selanjutnya
|
|
BAB IV
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Dari pengertian di atas dapat diketahui apa itu leptospirosis penyebab,,
bagaimana cara penatalaksanaan serta tindakan keperawatan yang bisa dilakukan,
oleh karena itu individu yang mengalami leptospirosis atau mengalami tanda dan
gejala dari leptospirosis segera melakukan tindakan lanjut, yaitu dengan datang
kedokter maupun rumah sakit untuk memeriksakan keadaannya, dan juga untuk
mendapatkan penyuluhan keesehatan tentang leptospirosis.
1.2 SARAN
Dalam makalah kami ini mungkin terdapat kekurangan, oleh karena itu saran
dari semua dosen pengajar dan teman-teman yang membangun kami untuk lebih baik
kedepannya. Amin
DAFTAR PUSTAKA
Donna,D.I.Etal.1995.medikal surgical nursing
A nursing process Approach 2 nd
edition : WSB auders
FKUA,1984.pedoman diagnosis dan ilmu penyakit dalam.FKUA.Surabaya
Syilviana.1996.kapitalselekta kedokteran buku I.EGC.jakarta
0 komentar:
Posting Komentar