MAKALAH
SISTEM PENCERNAAN II
ASUHAN KEPERAWATAN
OBESITAS
Dosen Pembimbing :
Farida Juanita,S.kep.Ns
Kelas
: 3A-Keperawatan
http://fandik-prasetiyawan.blogspot.com/)
STIKES MUHAMMADIYAH
LAMONGAN
TAHUN AJARAN 2012-2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Sistem Pencernaan II.Dalam
makalah ini
kami membahas tentang “Obesitas” . Dalam menyusun makalah
ini penulis banyak mendapat bimbingan serta motivasi dari beberapa pihak, oleh karenanya
kami mengucapkan Alhamdulillah dan terimakasih kepada:
1.
Bapak Drs.H.Budi Utomo, Amd,Kep,M.Kes,
selaku ketua
STIKES Muhammadiyah Lamongan.
2.
Bapak Arifal Aris S.Kep, Ns, M.Mkes,
selaku Kaprodi
S-1 Keperawatan
3.
Ibu Farida Juanita,S.Kep.
Ns.selaku dosen pembimbing.
4.
Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis membuka diri untuk menerima berbagai masukan dan kritikan dari semua pihak.Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca khususnya.
Lamongan, 10 Oktober 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR
JUDUL .......................................................................................... i
KATA
PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR
ISI................................................................................................... iii
BAB
1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 1
1.4 Metode
Penulisan ......................................................................... 2
BAB
2 : TINJAUAN TEORI
2.1
Pengertian Obesitas....................................................................... 3
2.2
Klasifikasi...................................................................................... 3
2.3
Komplikasi..................................................................................... 4
2.4
Etiologi ......................................................................................... 5
2.5
Manifestasi klinis........................................................................... 5
2.6 Patofisiologi pada obesitas............................................................ 6
2.7 Pathway......................................................................................... 7
2.8 Penatalaksanaan............................................................................. 8
2.9 Pemeriksaan Diagnostik................................................................ 9
BAB
3 :Konsep Asuhan Keperawatan
3.1
Pengkajian..................................................................................... 10
3.2
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul.............................. 11
3.3
Perencanaan................................................................................... 12
3.4
Penatalaksanaan (Contoh tinjauan kasus
asuhan keperawatan klien dengan obesitas 15
BAB
4 :PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................... 23
4.2 Saran.............................................................................................. 23
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada awalnya obesitas di pandang sebagai tren atau gaya
hidup sebagai tanda kesuksesan seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk
menandakan seseorang hidup berkecukupn. Namun sekarang obesitas telah menjadi
masalah yang serius karena memicu timbulnya berbagai komplikasi penyakit yang
menyertainya. Masalah obesitas kini telah menjadi perhatian khusus badan
kesehatan dunia
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang
ditimbun, tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh.Pola penyebaran
lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung berbeda.Wanita cenderung menimbun
lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah
pir.Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga
memberikan gambaran seperti buah apel.
Masalah ini yang menjadikan bahasan dalam asuhan keperawatan
dengan obesitas menjadi sangat menarik untuk di angkat dan di pelajari kelompok
kami, semoga apa yang kami tulis dalam karya kami dapat menjadi sesuatu yang
berguba bagi kami mahasiswa keperawatan khususnya dan khalayak ramai pada umunya.
1.2 Rumusan masalah
1.
Bagaimana pengertian dari obesitas?
2.
Bagaimana klasifikasi dari obesitas?
3.
Bagaimana komplikasi dari obesitas?
4.
Bagaimana etiologi dari obesitas?
5.
Bagaimana manifestasi
klinis dari obesitas?
6.
Bagaimana patofisiologi dari obesitas?
7.
Bagaimana pathway dari obesitas?
8.
Bagaimana penatalaksanaan dari obesitas?
9.
Bagaimana pemeriksaan
Diagnostik dari obesitas?
10. Bagaimana
asuhan keperawatan pada pasien dengan obesitas?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan umum penulisan makalah ini
adalah sebagai pemenuhan tugas Sistem Pencernaan II yang berjudul “Obesitas”.Tujuan
khusus penulisan makalah ini adalah menjawab pertanyaan yang telah dijabarkan
pada rumusan masalah agar penulis ataupun pembaca tentang konsep skoliosis
serta proses keperawatan dan pengkajiannya.
1.4 Metode Penulisan
Makalah ini disusun dengan melakukan
studi pustaka dari berbagai referensi dan internet
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Obesitas
Obesitas atau kegemukan didefinisikan sebagai kelebihan
akumulasi lemak tubuh sedikitnya 20 % dari berat rata-rata untuk usia, jenis
kelamin dan tinggi badan. Prognosis umum untuk peningkatan dan mempertahankan
penurunan berat badan buruk.Namun keinginan untuk pola hidup lebih sehat dan
penurunan faktor resiko sehubungan dengan ancaman penyakit terhadap hidup
memotivasi beberapa orang mengikuti diet dan program penurunan berat badan.
2.2
Klasifikasi
Obesitas digolongkan menjadi 3
kelompok:
1. Obesitas ringan : kelebihan
berat badan 20-40%
2. Obesitas sedang : kelebihan
berat badan 41-100%
3. Obesitas berat : kelebihan
berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara
orang-orang yang gemuk)
Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI)
BMI
|
Klasifikasi
|
< 18.5
|
berat badan di bawah normal
|
18.5–24.9
|
Normal
|
25.0–29.9
|
normal tinggi
|
30.0–34.9
|
Obesitas tingkat 1
|
35.0–39.9
|
Obesitas tingkat 2
|
≥ 40.0
|
Obesitas tingkat 3
|
BMI merupakan suatu pengukuran yang
menghubungkan (membandingkan) berat badan dengan tinggi badan.
Dengan Rumus:
Rumus :BMI = b / t2
2.3 Komplikasi
Seorang obesitas menghadapi risiko masalah kesehatan yang
berat, antara lain:
2.3.1 Hipertensi.
Penambahan jaringan lemak
meningkatkan aliran darah. Peningkatan kadar insulin berkaitan dengan retensi
garam dan air yang meningkatkan volum darah. Laju jantung meningkat dan kapasitas
pembuluh darah mengangkut darah berkurang.Semuanya dapat menungkatkan tekanan
darah.
2.3.2 Diabetes.
Obesitas merupakan penyebab utama DM t2.Lemak berlebih
menyebabkan resistensi insulin, dan hiperglikemia berpengaruh negatif terhadap
kesehatan.
2.3.3 Dislipidemia.
Terdapat peningkatan kadar low-density lipoprotein
cholesterol (jahat), penurunan kadar high-density lipoprotein cholesterol
(baik) dan peningkatan kadar trigliserida. Dispilidemia berisiko terbentunya
aterosklerosis.
2.3.4 Penyakit jantung koroner dan Stroke
Penyakit-penyakit ini merupakan penyakit kardiovaskular
akibat aterosklerosis.
2.3.5 Osteoartritis.
Morbid obesity memperberat beban pada sendi-sendi.
2.3.6 Apnea tidur.
Obesitas menyebabkan saluran napas yang menyempit yang
selanjutnya menyebabkan henti napas sesaat sewaktu tidur dan mendengkur berat.
2.3.7 Asthma
Anak dengan BBL atau obes cenderung lebih banyak mengalami
serangan asma atau pembatasan keaktifan fisik.
2.3.8 Kanker
Banyak jenis kanker yang berkaitan dengan BBL misalnya pada
perempuan kanker payudara, uterus, serviks, ovarium dan kandung empedu; pada
lelaki kanker kolon, rektum dan prostat.
2.3.9 Penyakit perlemakan hati
Baik peminum alkohol maupun bukan dapat mengidap penyakit
perlemakan hati (non alcoholic fatty liver disease = NAFLD) atau non alcoholic
steatohepatitis (NASH) yang dapat berkembang menjadi sirosis.
2.3.10 Penyakit kandung empadu
Orang dengan BBL dapat menghasilkan banyak kolesterol yang
berisiko batu kandung empedu.
2.4
Etiologi
Obesitas
dapat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain , keturunan,pola makan,
obat-obatan,psikososial ekonomi, aktivitas, pola pikir dan konsentrasi intake
makanan
2.5 Manifestasi klinis
Obesitas dapat terjadi pada semua
golongan umur, akan tetapi pada anak biasanya timbul menjelang remaja dan dalam
masa remaja terutama anak wanita, selain berat badan meningkat dengan pesat,
juga pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat (ternyata jika periksa usia
tulangnya), sehingga pada akhirnya remaja yang cepat tumbuh dan matang itu akan
mempunyai tinggi badan yang relative rendah dibandingkan dengan anak yang
sebayanya.
Bentuk
tubuh, penampilan dan raut muka penderita obesitas :
a.
Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan
relatif kecil dengan jari – jari yang berbentuk runcing.
b.
Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak
kecil dengan dagu yang berbentuk ganda.
c.
Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan
payudara yang telah tumbuh pada anak pria keadaan demikian menimbulkan perasaan
yang kurang menyenangkan.
d.
Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk
bandul lonceng, kadang – kadang terdapat strie putih atau ungu.
e.
Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan
biasanya pada biseb dan trisebnya
Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang
mungkin merupakan
penyebab atau keadaan dari obesitas.
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah
diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru – paru, sehingga timbul
gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan
aktivitas yang ringan.Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan
menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu),
sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai
masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis
(terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki).Juga kadang sering
ditemukan kelainan kulit.Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan
tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga
panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang
lebih banyak.Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah
cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.
2.6 Patofisiologi pada obesitas
Makanan yang adekuat, yang di sertai
dengan ketidak seimbangan antara intake dan out put yang keluar – masuk dalam
tubuh akan menyebabkan akumulasi timbunan lemak pada jaringan adiposa khususnya
jaringan subkutan. Apabila hal ini terjadi akan timbul berbagai masalah,
diantaranya
Timbunan lemak pada area abdomen
yang emnyebabkan tekanan pada otot-otot diagfragma meningkat sehingga menggagu
jalan nafas , BB yang berlebihan menyebabkan aktifitas yang terganggu sehingga
mobilitas gerak terbatasi dan timbul perasaan tidak nyaman, obat-obatan
golongan steroid yang memicu nafsu makan tidak terkontrol mengakibatkan
perubahan nutrisi yang berlebih, dan krisis kepercayaan diri karena timbunan
lemak pada tubuh telah mengubah bentuk badannya
2.7 Pathway
1. Genetik
2. Pola
fungsi kesehatan
3. Obat
– obatan
4. Aktifitas
5.
Pola fikir konsentrasi intake makanan
Makanan
yang adekuat
Intake
yang berlebih – out put yang kurang
Non
balance intake and out put
Akumulasi
lemak pada seluruh jaringan adiposa (subkutan)
Timbunan
lemak BB yg berlebih obat-obatan steroid krisis kepercayaan diri
Pada
area abdomen mobilitas
terbatas nafsu makan meningkat karena sangat gemuk
Menekan difragma
2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Obesitas dianjurkan agar melalui banyak cara
secara bersama-sama. Terdapat banyak pilihan antara lain:
- Gaya hidup
Perubahan perilaku dan pengaturan
makan.Prinsipnya mengurangi asupan kalori dan meningkatkan keaktifan fisik,
dikombinasikan dengan perubahan perilaku.Kata pepatah Cina kuno “makan malam
sedikit akan membuat Anda hidup sampai sembilan puluh sembilan tahun”.Pertama
usahakan mencapai dan mempertahankan BB yang sehat.Konsumsi kalori kurang
adalah faktor penting untuk keberhasilan penurunan BB. Pengaturan makan disesuaikan dengan
banyak faktor antara lain usia, keaktifan fisik. Makan jumlah sedang makanan
kaya nutrien, lemak rendah dan kalori rendah.Pilih jenis makanan dengan
kepadatan energi rendah seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, jenis makanan
sehat, jenis karbohidrat yang berserat tinggi, hindari manis-manisan, kurangi
lemak. Awasi ukuran porsi, dan hitung kalori misalnya makanan yang diproses
mengandung lebih banyak kalori daripada yang segar. Perbanyak kerja fisik,
olahraga teratur, dan kurangi waktu nonton TV.
- Bedah bariatrik
Di Amerika Serikat cara ini dianjurkan
bagi mereka dengan IMT 40 kg/m2 atau IMT 35,0-39,9 kg/m2 disertai penyakit
kardiopulmonar, DM t2, atau gangguan gaya hidup dan telah gagal mencapai
penurunan BB yang cukup dengan cara non-bedah. (NIH Consensus Development Panel
pada tahun 1991). Kemudian pada tahun 2004 ASBS Consensus menganjurkan juga
cara ini untuk mereka dengan IMT 30,0–34,9 kg/m2 dengan keadaan komorbid yang
dapat disembuhkan atau diperbaiki secara nyata. Dapat diharapkan penurunan BB
maksimal 21–38%.
- Obat-obat anti obesitas
Ada obat yang mempunyai kerja
anoreksian (meningkatkan satiation, menurunkan selera makan, atau satiety,
meningkatkan rasa kenyang, atau keduanya), contohnya Phentermin.Obat ini hanya
dibolehkan untuk jangka pendek.Orlistat menghambat enzim lipase usus sehingga
menurunkan pencernaan lemak makanan dan meningkatkan ekskresi lemak dalam tinja
dengan sedikit kalori yang diserap. Sibutramine meningkatkan statiation dengan cara menghambat
ambilan kembali monoamine neurotransmitters (serotonin, noradrenalin dan
sedikit dopamin), menyebabkan peningkatan senyawa-senyawa tersebut di
hipotalamus. Rimonabant termasuk kelompok antagonuis CB1, yang menghambat
ikatan cannabinoid endogen pada reseptor CB1 neuronal, sehingga menurunkan
selera makan dan menurunkan BB.Orlistat, sibutramin dan rimonabant dapat
dipergunakan untuk jangka lama dengan memperhatikan efek sampingnya; rimonabant
masih ditunda di Amerika Serikat.Sayangnya obat-obatan tersebut tiada yang
dapat memenuhi harapan dan kebutuhan orang.Oleh karena itu industri farmasi
masih mengembangkan banyak calon obat baru.
- Balon Intragastrik
Balon Intragastrik adalah kantung poliuretan lunak yang
dipasang ke dalam lambung untuk mengurangi ruang yang tersedia untuk makanan.
- Pintasan Usus
Pintasan usus meliputi penurunan berat badan dengan cara
malabsorbsi. Tindakan ini kadang-kadang dilakukan dengan diversi
biliopankreatik, yang memerlukan reseksi parsial lambung dan eksisi kandung
empedu dengan transeksi jejunum .jejunum proksimal dianastomosiskan
(dihubungkan melalui pembedahan) ke ilium distal, dan jejunum distal dianastomosiskan
ke bagian sisa dari lambung.
2.9 Pemeriksaan Diagnostik
1.
Pemeriksaan metabolik atau endorin : Dapat
menyatakan ketidaknormalan misalnya hipotiroidisme, hipogonadisme, peningkatan
pada insulin, hiperglikemi.Dapat juga menyebabkan gangguan neuroendokrin dalam
hipotalamus yang mengakibatkan berbagai gangguan kimia.
2.
Pemeriksaan antropometrik : Dapat memperkirakan rasio lemak dan
otot.
BAB
III
KONSEP
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN OBESITAS
3.1
Pengkajian
- Identitas Pasien
Identitas
klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register.
- Riwayat kesehatan
Riwayat
Kesehatan sekarang : keluhan pasien saat ini
Riwayat
Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada keluarga dari pasien yang pernah
menderita obesitas
Riwayat
kesehatan keluarga : kaji apakah ada ada di antara keluarga yang mengalami
penyakit serupa atau memicu
Riwayat
psikososial,spiritual : kaji kemampuan interaksi sosial , ketaatan beribadah ,
kepercayaan
3. Pemerikasaan
fisik :
Sistem
kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya distensi vena
jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi jantung.
Sistem
respirasi : untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesulitan napas
Sistem
hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang merupakan
tanda adanya infeksi dan pendarahan, mimisan.
Sistem
urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit pinggang.
Sistem
muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam pergerakkan,
sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau tidak.
Sistem
kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah
bening
4. Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan metabolik / endokrin
dapat menyatakan tak normal, misal : hipotiroidisme, hipopituitarisme,
hipogonadisme, sindrom cushing (peningkatan kadar insulin)
5. Pola
fungsi kesehatan
a)
Aktivitas istirahat
Kelemahan dan cenderung
mengantuk, ketidakmampuan / kurang keinginan untuk beraktifitas.
b) Sirkulasi
Pola hidup mempengaruhi
pilihan makan, dengan makan akan dapat
menghilangkan perasaan tidak senang : frustasi
c) Makanan
/ cairan
Mencerna makanan
berlebihan
d) Kenyamanan
Pasien obesitas akan
merasakan ketidaknyamanan berupa nyeri dalam menopang berat badan atau tulang
belakang
e) Pernafasan
Pasien obesitas
biasanya mengalami dipsnea
f) Seksualitas
Pasien dengan obesitas
biasanya mengalami gangguan menstruasi dan amenouria
3.2
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Perubahan
nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake makanan yang
lebih
2. Gangguan
pencitraan diri yang berhubungan dengan
biofisika atau psikosial pandangan px tehadap diri
3. Hambatan
interaksi sosial yang berhubungan dengan ungkapan atau tampak tidak nyaman
dalam situasi sosial
4. Pola
napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, nyeri ,
ansietas , kelemahan dan obstruksi trakeobronkial
3.3
Perencanaan
Setelah
pengumpulan data, megelompokkan dan menentukan diagnosa keoerawatan yang
mungkin muncul, maka tahapan selanjutnya adalah menentukkan prioritas, tujuan
dan rencana tindakkan keperawatan.
Diagnosa
1
1. Perubahan
nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake makanan yang
lebih
Tujuan
:
Kebutuhan
nutrisi kembali normal
Kriteria
hasil :
Perubahan
pola makan dan keterlibatan individu dalam program latihan
Menunjukan
penurunan berat badan
Intervensi
:
1. Kaji
penyebab kegemukan dan buat rencana makan dengan pasien
2. Timbang
berat badan secara periodik
3. Tentukan
tingkat aktivitas dan rencana program latihan diet
4. Kolaborasi
dengan ahli gizi untuk menentujan keb kalori dan nutrisi untuk penurunan berat
badan
5. Kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian obat penekan nafsu makan (ex.dietilpropinion)
Rasional
:
1. Mengidentifikasi
/ mempengaruhi penentuan intervensi
2. Memberikan
informasi tentang keefektifan program
3. Mendorong
px untuk menyusun tujuan lebih nyata dan sesuai dg rencana
4. Kalori
dan nurtisi terpenuhi secara normal
5. Penurunan
berat badan
Diagnosa
2
2. Gangguan
pencitraan diri b.d biofisika atau psikosial pandangan px tehadap diri
Tujuan :
Menyatakan
gambaran diri lebih nyata
Kriterian hasil
:
Menunjukkan
beberapa penerimaan diri dari pandangan idealisme
Mengakui
indiviu yang mempunyai tanggung jawab sendiri
Intervensi :
Beri
privasi kepada px selama perawatan
Diskusikan dengan px tentang
pandangan menjadi gemuk dan apa artinya bagi px trsebut
Waspadai
mitos px / orang terdekat
Tingkatkan
komunikasi terbuka dengan px untuk menghondari kritik
Waspadai
makan berlebih
Kolaborasi
dengan kelompok terapi
Rasional :
Individu
biasanya sensitif terhadap tubuhnya sendiri
Pasien
mengungkapkan beban psikologisnya
Keyakinan
tentang seperti apa tubuh yang ideal atau motifasi dapat menjadi upaya
penurunan berat badan
Meningkatkan
rasa kontrol dan meningkatkan rasa ingin menyelesaikan masalahnya
Pola
makan terjaga
Kelompok
terapi dapat memberikan teman dan motifasi
Diagnosa
3
3. Hambatan
interaksi sosial b.d ungkapan atau tampak tidak nyaman dalam situasi sosial
Tujuan :
Mengungkapkan
kesadaran adanya perasaan yang menyebabkan interaksi sosial yang buruk
Kriteria hasil :
Menunjikan
peningkatan perubahan positif dalam perilaku sosial dan interpersonal
Intervensi :
Kaji perilaku hubungan keluarga dan
perilaku sosial
Kaji penggunaan ketrampilan koping
pasien
Rujuk untuk
terapi keluarga atau individu sesuai dengan indikasi
Rasional :
Keluarga
dapat membantu merubah perilaku sosial pasien
Mekanisme
koping yang baik dapat melindungi pasien dari perasaan kesepian isolasi
Pasien
mendapat keuntungan dari keterlibatan orang terdekat untuk memberi dukungan
Diagnosa
4
4. Pola
napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, nyeri ,
ansietas , kelemahan dan obstruksi trakeobronkial
Tujuan :
Mengembalikan
pola napas normal
Kriteria hasil :
Mempertahankan
ventilasi yang adekuat
Tidak
mengalami sianosis atau tanda hipoksia lain
Intervensi :
Awasi
, auskultasi bunyi napas
Tinggikan
kepala tempat tidur 30 derajat
Bantu
lakukan napas dalam, batuk menekan insisi
Ubah
posisi secara periodik
Berikan
O2 tambahan / alat pernapasan lain
Rasional :
Peranapasan
mengorok/ pengaruh anastesi menurunkan ventilasi, potensial atelektasis,
hipoksia
Mendorong
pengembangan diafragma sehingga ekspansi paru optimal, pasien lebih nyaman
Ekspansi paru maksimal, pembersihan jalan napas, resiko atelektasis minimal
Memaksimalkan
sediaan O2 untuk pertukaran dan penurunan kerja napas
3.4
Penatalaksanaan (Contoh tinjauan kasus asuhan keperawatan klien dengan
obesitas)
A. PENGKAJIAN
·
Identitas
Nama
: Nn. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Dignosa medis : Obesitas berat
Umur
: 19 tahun
Tinggi badan : 156 cm
Berat badan : 120 kg
Pendidikan : Mahasiswi
Pekerjaan
: -
Status
: Belum kawin
Agama
: Islam
Alamat : Brondong Lamongan
1. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama
Pasien mengatakan susah sekali
berdiri sehabis duduk dari lantai.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien tidak mengalami keluhan
apa-apa selain merasakan berat badannya semakin bertambah, disamping itu pasien
mengalami kesusahan untuk berdiri sehabis duduk dari lantai.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Sebelumnya pasien memiliki berat
badan yang normal tapi setelah 2 tahun kemudian berat badan pasien mengalami
perubahan, itu terjadi saat pasien beranjak kelas 2 SMA.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang mengalami obesitas.
5. Riwayat Psiko-Sosial-Spiritual
1)
Psikologi pasien
Pasien dapat menerima dengan keadaan
yang dialami sekarang dan merasa enjoy atas apa yang dianugerahkan meski terkadang
merasa minder.
2)
Sosial
Pasien berinteraksi dan bergaul
dengan lingkungannya dengan baik dapat menerima dan diterima oleh orang lain.
3)
Spiritual
Dalam kondisi dengan badan yang
berlebih pasien masih tetap aktif menjalankan ibadah.
·
Pemeriksaan fisik
1.
Vital sign
Tekanan
darah : 130/80 mmHg
Pernafasan
: 24 x/menit
Nadi
: 85 x/menit
Suhu
: 370C
2.
Keadaan umum : Baik
3.
Pemeriksaan Head to Toe
ü Kulit : Inspeksi
(warna kulit sawo matang)
Palpasi (turgor normal < 3 dtik)
ü Kepala : Inspeksi
(kulit kepala bersih, bulat sempurna, rambut
panjang lurus, tidak ada benjolan atau lesi)
Palpasi (tidak ada benjolan)
ü Telinga: : Inspeksi (normal
tidak ada lesi, bersih tidak ada serumen)
Palpasi (normal tidak ada lipatan)
ü Mata : Inspeksi (bulat besar, bersih tidak cowong)
ü Mulut : Inspeksi
(bersih, lembab, gigi normal)
ü Dada : Inspeksi (bentuk dada simetris/normal)
Palpasi (tidak ada benjolan atau lesi)
Perkusi (terdengar bunyi sonor paru, tidak ada benjolan atau
lesi)
Auskultasi (terdengar bunyi sonor paru, tidak ada suara
tambahan)
ü Abdomen : Inpeksi (buncit
terdapat lipatan)
·
Pola Fungsi Kesehatan
1. Pola Nutrisi
a.
Kebiasaan sehari-hari
Pasien makan 3x sehari dengan porsi
biasa
b.
Saat sekarang
Pasien makan lebih dari 3x sehari
dengan porsi banyak dan kadang-kadang ditambah dengan makanan ringan, pasien
selalu ingin ngemil.
2. Pola Eliminasi
a.
Kebiasaan sehari-hari
Pasien BAB dan BAK normal
b.
Saat sekarang
Pasien BAB dan BAK normal
3. Pola Istirahat-Tidur
a.
Pasien tidur pada jam-jam istirahat
b.
Sesudah mengalami obesitas pasien lebih sering mengantuk dan
memperbanyak tidurnya.
4. Pola Aktivitas
a.
Kebiasaan sehari-hari
Pasien dalam menjalankan aktivitas
tidak mengalami keluhan / hambatan.
b.
Saat sekarang
Pasien mengalami hambatan, cepat
capek dan lelah, malas dengan berat badan yang berlebihan.
·
Pengkajian Psiko-Sosial-Spiritual
1. Psikologi pasien
Pasien dapat menerima dengan keadaan
yang dialami sekarang dan merasa enjoy atas apa yang dianugerahkan meski
terkadang merasa minder.
2. Sosial
Pasien berinteraksi dan bergaul dengan lingkungannya dengan
baik dapat menerima dan diterima oleh orang lain.
3. Spiritual
Dalam kondisi dengan badan yang berlebih pasien masih tetap
aktif menjalankan ibadah.
B. ANALISA DATA
Data Fokus
DS : Pasien mengatakan terkadang
tidak nyaman dengan berat badan yang dimilikinya.
DO :
-
pasien tampak terganggu dalam melaksanakan aktivitas karena
berat badannya
-
pasien sering kali kesusahan berdiri sehabis duduk dari
lantai
Symptom
|
Etiologi
|
Problem
|
a. DS :Pasien mengatakan terkadang merasa
kurang nyaman dengan berat badan yang dimilikinya
DO :
Pasien tampak kesusahan dalam beraktivitas karena barat badannya
b. DS : Pasien mengatakan kurang percaya
diri jika berinteraksi / bersosialisasi dengan orang lain
DO: Pasien kelihatan minder saat
berkomunikasi dan bergaul dengan temannya.
|
Berat
badan yang berlebihan
Harga
diri rendah
|
Gangguan
dalam beraktivitas
Gangguan dalam bersosialisasi dengan orang
lain dan pandangan negatif terhadap diri
|
Diagnosa Keperawatan
1.
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan berat badan yang
ditandai dengan kesusahan dalam beraktivitas.
2.
Resiko terhadap kerusakan interaksi social yang berhubungan
dengan ketidakmampuan untuk mempertahankan hubungan akibat perasaan malu dan
respon negatif dari orang lain.
C. PERENCANAAN
Tgl
|
No. Dx Kep
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
12-02-06
13-02-06
|
1
2
|
Setelah
dilakukan perawatan dan penyuluhan 2x24 jam pasien diharapkan mampu
melaksanakan diet dengan criteria hasil :
- Menunjukkan perubahan pola makan
dan keterlibatan individu dalam program latihan
- - Menunjukkan penurunan BB dengan
pemeliharaan kesehatan optimal
Setelah
dilakukan penyuluhan 2x24 jam pasien diharapkan mampu bersosialisasi dengan
baik dengan kriteria hasil :
- - Menyatakan gambaran diri lebih
nyata
- - Menunjukkan beberapa penerimaan
diri aripada andangan idealisme
- - Mengakui diri sebagai individu
yang mempunyai tanggung jawab sendiri
|
- - Diskusikan emosi / kejadian
sehubungan dengan makan dan buat rencana makan dengan pasien.
- - Tekankan pentingnya menghindari
diet berlemak dan diskusikan tambahan tujuan nyata untuk penurunan BB
- - Diskusikan dengan pasien pandangan
menjadi gemuk dan apa artinya bagi individu
- - Dorong pasien untuk mengeksprsikan
perasaan dan persepsi masalah
- - Bantu dalam mengidentifikasi
tanggung jawab sendiri dan control pada situasi
|
-- Membantu mengidentifikasikan kapan
pasien makan untuk memuaskan kebutuhan emosi daripada lapr fisiologi
-- Hilangkan kebutuhan komponen yang
dapat menimbulkan ketidakseimbangan metabolik ex : penurunan karbohidrat
berlebih
- Pandangan mental termasuk ideal
kita dan biasanya tidak terbaru, gemuk dapat mempunyai akar dalam psikologi.
-- Membantu mengidentifikasi dan
memperjelas alasan untuk kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain
-- Megidentifikasi masalah khusus dan
menganjurkan tindakan yang dapat diambil untuk mempengaruhi perubahan
|
D. PELAKSANAAN / IMPLEMENTASI
Tgl/Jam
|
No. Dx
|
Tindakan
|
Respon
|
Ttd
|
12-2-06
(09.00)
13-2-06
(12.00)
|
1
2
|
a. Memberikan
penyuluhan dan nasehat kepada pasien agar melaksanakan diet teratur dan
optimal
b. Menganjurkan
kepada pasien untuk berkonsultasi kepada ahli diet
a.
Memberi semangat bahwa berat badan pasien masih bisa diturunkan
b. Memberi
dukungan bahwa itu adalah anugerah dari Tuhan
c.
Memberikan pengertian kalau hanya diri kitalah yang mampu merubah keadaan
yang ada pada dari kita sendiri
|
a.
Pasien menerima tentang anjuran untuk menurunkan berat badannya dan
berkeinginan diet secara teratur
b.
Pasien masih tampak ragu untuk berkonsultasi dengan ahli diet karena belum
yakin apakah BBnya bisa kembali normal
a. Pasien
masih tampak ragu
b. Bisa
menerima dan percaya bahwa itu adalah yang terbaik untuknya
c. Pasien
tampak semangat dan optimis akan penurunan berat badannya
f.
|
E. EVALUASI
Tgl
|
No. Dx
|
Catatan Perkembangan
|
Ttd
|
12-02-06
13-02-06
|
1
2
|
- Pasien bias sedikit mengurangi porsi
makanannya
- Pasien mampu meghindari makanan yang
banyak mengandung lemak : gorengan
- Pasien terkadang masih kurang percaya
diri jika berkumpul dengan banyak orang
- Pasien mampu menerima dan menyadari
bahwa berinteraksi dengan orang lain itu sangat penting
|
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Kegemukan
(obesitas) didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak rubuh sedikitnya 25%
dari berat rata-rata untuk usia., jenis kelamin, dan tinggi badan. Prognosis umum
untuk peningkatan dan mempertahankan penurunan berat badan buruk. Namun,
keinginan pola hidup lebih sehat Dn penurunan factor risiko sehubungan dengan
ancaman penyakit terhadap hidup memotivasi beberapa orang untuk mengikuti diet
dan program penurunan berat badan.Obesitas juga merupakan suatu keadaan
patologis dengan terdapatnya penimbuan lemak yang berlebihan daripada yang
diperlukan untuk fungsi tubuh. Masalah gizi karena kelebihan kalori biasanya
disertai kelebihan lemak dan protein hewani, kelebihan serat dan mikro nutrien.
Obesitas terjadi karena adanya
kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Gangguan
keseimbangan energi ini dapat disebabkan oleh faktor eksogen (obesitas primer)
sebagai akibat nutrisional (90%) dan faktor endogen (obesitas sekunder) akibat
adanya kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik (meliputi 10%).
Faktor yang menentukan antara lain :
a. Faktor Genetik
b.
Faktor Psikologis (gangguan emosi)
c.
Faktor Neurogenik ( gangguan hormon)
d.
Faktor Nutrisi
e.
Aktivitas fisik
4.2 Saran:
1. Di dalam
menentukan intervensi keperawatan telebih mengenai program diet, harus lebih
banyak berdiskusi dengan klien.
2. Untuk klien
dengan obesitas, harus lebih mengutamakan pengaturan pola makan yang baik untuk
menghindari kemungkinan buruk yang bisa terjadi.
3. Dalam perawatan
klien, sebaiknya banyak melibatkan orang terdekat klien, mulai dari keluarga,,
mulai dari keluarga,abat samapi teman akrab klien.
DAFTAR
PUSTAKA
NANDA, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2005-2006
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta
Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius
Barbara C long.(1996). Perawatan Medical Bedah. Pajajaran Bandung
Guytion & Hall, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Kapita Selekta Kedokteran Edisi Jilid Kedua, Media Aesculapius, FKUI 2000
0 komentar:
Posting Komentar