BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam tubuh manusia terdapat berbagai macam system diantarannya
system respirasi, system kardiovaskuler, sistem pencernaan dan lain sebagainya
yang mana masing masing sistem tersebut memiliki fungsi-fungsi tersendiri.
Dalam sistem pencernaan sendiri berperan penting dalam kehidupan
manusia, didalam sistem pencernaan ini tejadi beberapa proses yaitu proses
ingesti,digesti dan absorbsi, semua proses itu adalah untuk mengubah makanan
yang masuk ke dalam tubuh menjadi energy.
Lain halnya
ketika organ-organ sistem pencernaan ini terganggu oleh beberapa factor
sehingga mengakibatkan organ tersebut tidak dapat berkerja secara optimal.
Salah satu penyakit yang menggangu sistem pencernaan diantaranya adalah
penderita kaheksia,ddalam hal ini penderita mengalami penurunan berat badan
sampai pada akhirnya mengalami kelemahan otot. Tentunya penyakit ini sangat
berdamapak buruk bagi kesehatan.
1.2.Rumusan Masalah
1.Bagaimana
definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostic,
penatalaksanaan medis pada kaheksia?
2. Bagaimana Asuhan
Keperawatan pada pasien kaheksia?
1.3.Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi
klinik, pemeriksaan diagnostic, penatalaksanaan medis pada kaheksia.
2. Untuk
mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien kaheksia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Definisi
Kaheksia berasal dari bahasa Yunani “kakos” dan “hexis” yang berarti
“keadaan yang buruk”. Jadi kaheksia dapat diartikan suatu kondisi buruk yang
menggambarkan kondisi progresif perubahan bentuk tubuh menjadi kurus. Kaheksia merupakan penyebab mortalitas utama pada pasien kanker.
Semakin berkurang persentase massa bebas lemak (fat free mass), semakin
menurun kemampuanfisik dan kualitas hidup yang pada akhirnya menyebabkan
mortalitas. Kaheksia kanker merupakan suatu kelainan
yang berat dan sangat kompleks, ditandai dengan penurunan berat badan, yang
berkaitan dengan anoreksia, astenia (lemah dan kurang tenaga/energi), anemia
dan perubahan fungsi imun. Pada penderita kaheksia terjadi penurunan berat badan
lebih dari 10% dari pra-morbid berat, terkait dengan hilangnya otot dan protein
visceral dan lipolisis (pemecahan lemak yang tersimpan dalam sel lemak).
Secara umum kaheksia biasanya ikut serta pada beberapa
penyakit, termasuk proses penyakit inflamasi akut disertai sakit kritis dan penyakit inflamasi
kronik seperti,kanker, gagal jantung kongestif, PPOK, dan infeksi HIV.
Kaheksia bertanggung
jawab atas kematian 10-22% dari seluruh pasien kanker dan sekitar 15% dari
kematian paska trauma yang terjadi pada kondisi sepsis dan mal nutrisi beberapa
minggu setelah terjadi trauma (Delano 2006).
2.2.Etiologi
Mekanisme yang menyebabkan kaheksia sendiri
masih belum begitu jelas dan masih bersifat multifaktor. Pada pasien kanker,
kaheksia meningkat berhubungan dengan beberapa faktor yaitu:
1. Faktor psikologis dan susunan saraf
pusat (keengganan makan, gangguan
persepsi rasa kecap,stres psikologis)
2.
Efek Tumor
(obstruksi mekanik,pemakaian nutrisi oleh tumor, produksi sitokin oleh tumor,
lipid mobilizing factor)
3.
Efek terapi
(kemoterapi, radiasi bedah,nausea,stomatitis,xerostomia,nyeri.)
4.
Efek
patologis pada pasien meliputi: peningkatan resting
energy expenditure, gangguan proses metabolisme, produksi sitokin oleh
makrofagh, disfungsi otonomikdan penurunan pengosongan lambung.(Braera,2002)
2.3.Patofisiologi
Pada kaheksia terjadi perubahan metabolisme karbohidrat,lipid,dan protein berperan dalam kehilangan
jaringan. Walaupun masih kompleks, pada beberapa penelitian menyebutkan respons
inflamasi memediasi gangguan regulasi produksi proinflamasi sitokin yang
berperan dalam proses asal usul kaheksia dimana kondisi ini berhubungan dengan
keadaan sakit dan penyakit inflamasi kronis seperti kanker,gagal jantung
kongestif,PPOK dan infeksi HIV. Sitokin merupaka substansi yang bisa
memepengaruhi sistem imun.
Beberapa ahli percaya bahwa sitokinin diproduksi oleh sel-sel imun atau oleh tumor itu sendiri.(Argiles.2003).
sitokin ini selanjutnya mempengaruhi Acute
Phase Protein Sekunder (APPR) dan memproduksi perubahan metabolisme lemak
dan karbohidrat sebagai salah satu tanda dari inflamasi akut pada keganasan atau
penyakit kritis.
Pada pasien dengan COPD kehilangan berat badan dihubungkan dengan otot
pernafasan yang mengalami kelelahan,gangguan fungsi diafragma,gagal nafas,dan
penurunan kualitas hidup. Beberapa faktor yang meningkatkan kehilangan berat
badan , diantaranya adalah hiperkatabolisme,obat-obatan,anoreksia,dan efek
penggunaan energi (Delano 2006). Respon perluasan dari pro inflamasi sitokin
memberikan implikasi terjadinya kaheksia jantung. Pada studi Framingham, pasien yang ada
riwayat mengalami CHF secara signifikana mengalami produksi sitokin (60% untuk
TNF dan untul serum IL-6). Data ini menggambarkan resiko penyakit gagal jantung
kongestif untuk terjadi kaheksia. Lebih dari 25% pasien yang menerima hemodialisis mengalami
malnutrisi. Dua tipe malnutrisi yang sering terjadi adalah starvasi dan
kaheksia. Pada pasien akan terjadi
peningkatan konsentrasi CRP,sitokin dan hiperalbuminemia. Patogenesis keheksia
pada gagal ginjal berhubungan dengan hiperkatabolisme dan anoreksia.
Hiperkatabolisme akan meningkatkan akses sitokin,asidosis, dan resistensi
insulin.
Mekanisme kaheksia kanker tidak
sesederhana seperti pada kelaparan (starvation) yaitu asupan kalori yang
lebih rendah dibandingkan kebutuhan saja, melainkan terjadi juga kekacauan
metabolisme.
Perbedaan patofisiologi
kaheksia dengan kelaparan terletak pada mobilisasi jaringan, laju metabolisme
basal, ukuran hati, abnormalitas siklus energi dan glukosa, serta pemecahan
protein. Pada kaheksia, juga terjadi perubahan pengecapan, yaitu kepekaan terhadap
rasa manis, asam, dan asin meningkat,sementara kepekaan terhadap rasa pahit
menurun.
Gangguan metabolisme yang terjadi pada kaheksia kanker dipengaruhi keluarnya
sitokin dan faktor pemicu kaheksia lain yang dihasilkan oleh tumor dan tubuh
sendiri. Respon proinflamasi tubuh bersama-sama dengan faktor kaheksia
spesifik dari tumor menyebabkan kekacauan metabolisme yang berakibat sindrom
kaheksia kanker. Gambar: Patogenesis kaheksia kanker.
PIF: Proteolysis inducing factor,
LMF: Lipid mobilizing factorSumber: Gordon, 2005.
Pada kaheksia kanker, keadaan lebih
menyerupai yang terjadi pada sepsis atau trauma multipel. Terapi kaheksia
kanker tidak cukup hanya dengan terapi nutrisi oral dan parenteral, tidak
seperti pada kelaparan yang dengan mudah memberikan hasil positif dengan asupan
yang baik. Tabel: Perbedaan perubahan metabolisme yang terjadi pada
kaheksia kanker dengan kelaparan.
|
Kaheksia
|
Kelaparan
|
|
|
|
2.4 Patway
Cancer
Stomatis, f sukunder
Tumor disfagia a
Sitokin inflamas Nausea k
i berlebih t
(TNF α,IL 1β,INF γ,IL-6) Dypsnea o
Diare r
Metabolisme supresipusat
makan
abnormal
Nafsu makan
Defisiensi protein berkurang
Lipolysis Sintesis
protein daya than mnrun
menurun keadaan umum Intake makanan dan
Loss of
fat dan Kekurangan asam Lemah
Resiko infeksi
|
Cairan
berkurang
Nutrisi kurng dari
kbtuhan
|
Ketidak seimbangan
cairan&elektrolit
|
menurun
Aktivitas sehari-hari
|
Kerusakan intergritas
kulit
|
Pengecilan
otot Perubahan
Bentuk
badan
Gngguan knsep diri
|
2.5.Manifestasi Klinik
- Penurunan BB
- Kurus
- Penurunan nafsu makan
- Anoreksia
- Anemia
- Atrofi otot
- Kelemahan
2.6.Pemeriksaan Diagnostik
- Antropometrik
- Protein viseral
a. Albumin serum
b. Transferin
- Tes mikronutrien
- Tes yang menunjukkan kehilangan protein
a. Pemeriksaan
keseimbangan nitrogen
- Ekskresi kreatinin 24 jam
2.7.Penatalaksanaan Medis
Terapi kondisi kaheksia pada pasien
kanker meliputi: edukasi diet, intervensi nutrisi, terapi obat, dan psikis.
-
Terapi farmakologi:
·
Metoclopramide
·
Megestrol acetate
·
Corticosteroids
·
NSAIDS
·
Melatonin
·
Omega 3 fatty acids
·
Cyproheptadine
·
Dronabinol
- Terapi
non farmakologi;
·
Nutrisi
Oral
·
Nutrisi enteral
·
Nutrisi
Parenteral
·
Konsultasi
dengan ahli gizi dan psikiater
·
Edukasi
kepada pasien
2.8.Asuhan Keperawatan
2.8.1.Pengkajian
a. Identitas: nama,umur ,jenis kelamin,suku,agama, alamat,diagnose medis dll
b.Riwayat kesehatan
1) Keluhan
utama : penurunan BB lebih dari 10% dalam 6 bulan terakhir
2) Riwayat
kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan dari awitan masalah, keadaan yang
memungkinkan hal tersebut terjadi,manifestasinya serta pengobatan yang telah
diterima. Misalnya,pasien mengeluh tidak nafsu makan,berat badan menurun, ,kelemahan,dan
fatigue. Kemudian dibawa ke rumah sakit dan diberikan dokter obat penambah
nafsu makan.
3) Riwayat
kesehatan dahulu
·
Penyakit waktu kecil
Pasien pernah mengalami anemia
·
Obat-obatan yang
digunakan
Pasien tidak mengkonsumsi obat khusus, kecuali saat
sakit dan atas resep dokter.
·
Tindakan operasi
Pasien tidak pernah melakukan operasi
4) Riwayat
kesehatan keluarga
Dalam keluarga ibu pasien pernah mengalami gagal
jantung
5) Riwayat
kesehatan lingkungan
c. Pemeriksaan
fisik
a. Keadaan
umum : klien lemah,kurus,pucat,keringat dingin
Berat badan/tinggi badan :
Kesadaran : Normal
Tanda vital
: Suhu = 37,7o C,
TD = 110/80mmHg
RR = 16x/mnt
Nadi = 58x/mnit
b. Head
to toe :
1. Kepala:
kulit kepala nampak kotor dan berbau.
2. Rambut:
nampak kurang bersih.
3. Mata
(penglihatan). konjungtiva anemis,
4. Hidung
(penciuman): epistaksis, rhinoroe, peradangan mukosa dan polip..
5. Telinga
(pendengaran).
6. Mulut
dan gigi. Ada bau mulut, Lidah kotor dan magenta,adanya lesi pada dasar mulut
7. Leher.
8. Thoraks
: penurunan turgor kulit pada area dada
9. Abdomen:
bising usus 14 X/menit.
10. Repoduksi
11. Ekstremitas
Klien
masih mampu duduk berdiri dan berjalan sedikit, tetapi cepat lelah..
12. Integumen.
Kulit
keriput, pucat, akral hangat.
d.
Pola
Fungsional Gordon
Aktivitas
Gejala: Kelemahan dan
atau keletihan.
Perubahan pada pola istirahat dan jam
kebiasaan tidur pada malam hari; adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
tidur,misal ansietas dan berkeringat malam.
Tanda: Penurunan
otot,penurunan toleransi aktivitas.
Eliminasi
Gejala: diare atau konstipasi
Tanda: Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
Feces mungkin lunak,keras,berlemak,atau warna seperti tanah liat.
Sirkulasi
Tanda: Diaforesis,takikardia,bradikardia
Integritas
Ego
Gejala: Masalah tentang perubahan dalam
penampilan misal, badan yang terlalu kurus.
Depresi
Tanda: Menarik diri
Makanan/cairan
Gejala: Kebiasaan diet buruk,anoreksia,mual,muntah.
Penurunan BB 10% atau leih dari BB dalam 6 bulan sebelumnya, masalah
menelan,mengunyah atau produksi saliva.
Berkurangnya massa otot,bising usus, lidah lembut,pucat,kotor.
Membran mukosa kering,pucat
Perubahan pada rasa makanan: anoreksia,mual/muntah
Tanda: perubahan pada kelembapan/turgor kulit
Keamanan
Gejala: Adanya program terapi radiasi (enteritis radiasi)
Tanda: Demam,ruam kulit, rambut mungkin
rapuh,kasar.Kuku mungkin rapuh,tipis,datar, finger clubbing
Pernafasan
Tanda: Bunyi napas, krekels ( defisiensi protein akibat
perpindahan cairan)
Seksualitas
Tanda: Perubahan pada tingkat kepuasan.
Interaksi
sosial
Gejala: Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung.
e. Data
penunjang
Penurunan
albumin,
Pada
pemeriksaan antropometri berat badan dibawah 90%, lingkar lengan di
bawah 14 cm.
f. Terapi
saat ini
2.8.2.Diagnosa
Analisa
Data
No
|
Keterangan
|
Etiologi
|
Masalah
|
1
|
DS: Pasien
mengatakan tidak ada nafsu makan, saat menelan sakit, mengatakan tidak bisa
menghabiskan porsi yang disiapkan, mual
DO: Penurunan berat badan,muntah, konjungtiva anemis dan membran
mukosa pucat. Lemah, mulut kotor, lidah ada bercak-bercak keputihan, Hb
8,7g/dl, pucat,
|
Intake inadekuat
|
Gangguan nutrisi
|
2
|
DS: Pasien mentakan
ketidaknyamanan saat melakukan aktifitas. Pasie`n mengatakan lemah,
cepat lelah, bila melakukan aktivitas, terbatas.
DO: Penurunan kekuatan otot,enggan untuk beraktifitas. Keadaan umum lemah, pucat, ADL sebagian dibantu, pasien partial care.
|
Kelemahan umum
|
Intoleransi Aktifitas
|
3
|
DS:Pasien mengeluh pusing
DO:Membran mukosa kering,turgor kulit menurun,Suhu: 380
C,CRT > 3 detik, urine < 600 ml/hari.
|
Intake cairan dan elektrolit tidak seimbang
|
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
|
4
|
DS:Pasien mengatakan malu ditempat umum, mengatakan tubuhnya
tidak ideal
DO:Depresi, menarik diri dari pergaulan.
|
Bentuk tubuh tidak ideal
|
Gangguan konsep diri
|
Diagnosa
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang kurang
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan
kelemahan fisik umum.
3. Ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit berhubungan dengan intake cairan dan elektrolit tidak seimbang
dengan pemakaian
4. Gangguan konsep diri berhubungan
dengan merasa bentuk tubuh tidak ideal.
2.8.3.Perencanaan
Tgl
|
No.dx
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
|
1
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam diharapkan
kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan
KH;
a. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan berat badan
ideal
b. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi.
c. Tidak terjadi
penurunan berat badan yang berarti.
d. Membran mukosa tidak pucat
e. Hemoglobin normal (laki2= 13-16 g/dl,wanita= 12-14
g/dl)
|
1.Kaji
status nutrisi pasien turgor kulit, drajat penurunan berat badan, integritas
mukosa oral,kemampuan menelan,riwayat,mual,muntah dan diare.
2.Berikan
diet secara rutin
3. Pantau intake dan output, anjurkan untuk timbang berat badan
secara periodic (sekali
seminggu)
4. Mulailah untuk memberi makan per oral, setengah
cair, makan lunak ketika pasien menelan air.
5. Kolaborasi dengan ahli diet untuk menetapkan
komposisi dan jenis diet yang tepat.
6. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian H2 seperti cimetidin,antasid dll
|
1. Memvalidasi dan menetapkan derajat masalah untuk
pilihan intevensi yang tepat.
2. Pemberian diet sedikit tapi sering merupak
intervensi yang tidak efektif dan tidak efisien apabila pasien mendapat
reseptor H2 dimana
pemberian sedikit tapi sering akan merangsang pengeluaran kembali asam
lambung yang berakibat meningkatnya perasaan tidak nyaman pada
gastrointestinal.
3. Berguna dalam mengukur keefektifan nutrisi dan
dukungan cairan.
4. Makan lunak atau cairan kental mudah untuk
mengendalikannya di dalam mulut, menurunkan terjadinya aspirasi.
5. Merencenakan diet dengan kandungan nutrisi yang adekuat
untuk memenuhi peningkatan kebutuhan energi dan kalori sehubungan dengan
status hipermetabolik pasien
6. Cimetidin menghambat histamin H2
menurunkan produksi asam gaster dan anatsid mempertahankan pH gaster pada
tigkat 4,5
|
|
2
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam diharapkan terjadi peningkatan perilaku dalam
perawatan diri dengan
KH;
a.Pasien dapat menunjukan perubahan
gaya hidup untuk kebutuhan merawat diri.
b. Pasien mampu melakukan aktifitas perawatan diri
sesuai dengan tingkat kemampuan, menngidentifikasi personal yang dapat
membantu.
|
1.Kaji kemampuan
dan penurunan ADL
2. Beri kesempatan untuk menolong diri seperti
menggunakan kombinasi pisau,garpu,sikat dengan pegangan panjang,ekstensi
untuk berpijak pada lantai atau ke toilet, kursi untuk mandi.
3. Hindari apa yang tidak dapat dilakukan pasien dan
bantu bila perlu.
4. Identifikasi kebiasaan BAB. Anjurkan minum dan
meningkatkan aktivitas.
5. Kolaborasi pemberian supositoria dan pelumas feces
atau pencahar.
|
1. Membantu dalam mengantisipasi dan merencanakan
kebutuhan pertemuan individual.
2.Mengurangi ketergantungan
3. Hal ini dilakukan pada pasien dalam keadaan cemas
dan tergantung bertujuan untuk mencegah frustasi dan harga diri pasien.
4.Meningkatkan latihan dan menolong mencegah
konstipasi.
5.Pertolongan utama pada fungsi
BAB
|
|
3
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24
jam diharapkan terjadi keseimbangan cairan dan elektrolit dengan
KH;
a.
Pasien tidak mengeluh pusing
b. Membran mukosa lembab, turgor kulit normal.
c.
Ttv dalam batas normal, CRT < 3 detik, urin lebih dari 600 ml/hari.
d. Laboratorium :
nilai elektrolit normal, nilai hematokrit meningkat
|
1.
Monitoring status cairan (turgor kulit ,membran mukosa, urin output)
2.
Kaji intake cairan
3.
Pemeriksaan tekanan darah
4.
Kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi perifer, diaforesis secara teratur
5.
Managemen pemberian cairan
Kolaborasi pemberian cairan secara intravena
|
1.
Jumlah dan tipe cairan penggantiditentukan dari keadaan status
cairan.penurunan volume cairan mengakibatkan menurunya produksi urin ,
monitoring yang ketat pada produksi urin<600 ml/hari merupakan tanda-tanda
terjadinya syok hipovolemik.
2.
Pasien anoreksia nervosa cenderung membatasi cairan yang masuk via oral.
Pada beberapa pasien yang menggunakan diuretik resiko kalium akan banyak
keluar dari urin senhingga meningkatkan resiko hipokalemia
3.
Hipotensi dapat terjadi pada hipovolemia yang memberikan manifestasi
sudah terlibatnya sistem kardiovaskuler untuk melakukan kompensasi
mempertahankan tekanan darah
4.
Mengetahui adanya pengaruh peningkatan tahanan perifer
5.
Intake dan output cairan setiap hari di pantau untuk mendeteksi tanda –
tanda awal dehidrasi (urin output minimal 30 ml/jam,masukkan minimal
1,5L/hari).bila makanan dan minuman di tunda cairan intravena (3L/hari)
biasanya diberikan .masukkan cairan ditambah nilai kalori diukur ( 15%
dextrose dalam air = 170 kal karbohidrat).
Jalur yang paten penting untuk pemberian cairan cepat
dan memudahkan perawat dalam melakukan kontrol intake dan output cairan.
|
|
4
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam diharapkan tidak
terjadi infeksi dengan
KH;
a Mengubah gaya hidup
untuk mengurangi resiko
|
1.
Bina hub saling percaya dan keterbukaan
2.
Kaji perasaan pasien saat ini
3.
Eksplorasi respon koping adaptif dan maladaptif terhadap masalahnya
4.
Buat perencanaan yang realistik
5.
Observasi tingkat depresi
Beri dukungan psikologis
|
1.
Kesadarn diri sangat diperlukan dalam membina hub terapeutik perawat
pasien
2.
Membantu perawat dalam menidentifikasi tingkat perasaan dari pasien
3.
Respon koping adaktof sangat dibutuhkan dalam penyelesaian masalah cara
konstruktif
4.
Pasien membutuhkan bantuan perawat untuk mengatasi permasalahanya dengan
cara menentukan perencanaan yang realistik
5.
Dengan mengobservasi tingkat depresi maka rencana perawatan selanjutnya
disusun dengan tepat
Bentuk dukungan psikologis dapat mempererat hub perawat
dan pasien dengan permasalahan yang
|
2.8.4.Implementasi dan Evaluasi
Diagnosa
keperawatan
|
Hari
tanggal(jam)
|
Tindakan
keperawatan
|
Evaluasi
keperatn
|
|
Selasa, 11 Okt.2011
08.30
09.00
11.30
|
-Mengkaji status nutrisi pasien turgor kulit,
drajat penurunan berat badan, integritas mukosa oral,kemampuan
menelan,riwayat,mual,muntah dan diare.
-
Berkolaborasi dengan ahli diet untuk menetapkan
komposisi dan jenis diet yang tepat.Memberikan diet secara rutin
-
Memantau intake dan output, anjurkan untuk timbang
berat badan secara periodic (sekali seminggu)
-
Memulai untuk memberi makan per oral, setengah cair,
makan lunak ketika pasien menelan air.
-Berkolaborasi dengan tim medis untuk pemberian
H2 seperti
cimetidin,antasid dll
|
Jam 13.00
S
: Pasien menghabiskan seperempat dari porsi makan
O: BB 58 Kg, lidah pucat, lemah, bedrest total,
bibir kering,
A : masalah belum teratasi
P:
tindakan keperawatan dipertahankan
|
2
|
10.00
12.00
|
- Mengkaji
kemampuan dan penurunan ADL
- Memberi
kesempatan untuk menolong diri seperti menggunakan kombinasi
pisau,garpu,sikat dengan pegangan panjang,ekstensi untuk berpijak pada lantai
atau ke toilet, kursi untuk mandi.
- Menghindari
apa yang tidak dapat dilakukan pasien dan bantu bila perlu.
- Mengidentifikasi
kebiasaan BAB. Anjurkan minum dan meningkatkan aktivitas.
- Berkolaborasi
pemberian supositoria dan pelumas feces atau pencahar
|
Jam 13.00
S
: Pasien mengatakan masih enggan untuk melakukan aktifitas, ADL masih dibantu
O: tanda vital T 110/80
mmHg, RR 14
X/menit, nadi 80 X/menit
A : masalah belum teratasi
P:
tindakan keperawatan dipertahankan
|
3
|
08.30
10.00
11.30
|
-
Memonitor status cairan (turgor kulit ,membran
mukosa, urin output)
-
Mengkaji intake cairan
-
Memeriksa tekanan darah
-
Mengkaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi
perifer, diaforesis secara teratur
-
Memanagemen pemberian cairan
-Berkolaborasi
pemberian cairan secara intravena
|
Jam 13.00
S
: Pasien mengaatakan pusing berkurang
O: Membran mukosa
kering,turgor kulit menurun,Suhu: 380 C,CRT < 3 detik, urine
< 600 ml/hari.
A : Masalah teratasi sebagian
P:
tindakan keperawatan dipertahankan
|
4
|
09.00
10.30
11.00
|
-
Membina hub saling percaya dan keterbukaan
-
Mengkaji perasaan pasien saat ini
-
Mengeksplorasi respon koping adaptif dan
maladaptif terhadap masalahnya
-
Membuat perencanaan yang realistik
-
Mengobservasi tingkat depresi
Memberi
dukungan psikologis
|
S:
Pasien masih merasa malu di tempat umum
O:
Masih depresi, menarik diri dari pergaulan
A:
Masalah belum teratasi
P:
Tindakan keperwatan dipertahankan
|
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Kaheksia adalah sindrom multifaktorial ditandai dengan hilangnya
progresif berat badan, namun tidak selalu disertai dengan anoreksia. Kaheksia merupakan penyebab mortalitas utama pada pasien kanker.
Semakin berkurang persentase massa bebas lemak (fat free mass), semakin
menurun kemampuanfisik dan kualitas hidup yang pada akhirnya menyebabkan
mortalitas. Kaheksia kanker merupakan suatu kelainan
yang berat dan sangat kompleks, ditandai dengan penurunan berat badan, yang
berkaitan dengan anoreksia, astenia (lemah dan kurang tenaga/energi), anemia
dan perubahan fungsi imun. Selain itu pada penderita kaheksia juga akan
mengalami kelemahan otot dan gangguan metabolisme.
Pada pasien kanker, kaheksia meningkat berhubungan dengan beberapa
faktor yaitu:
2. Faktor psikologis dan susunan saraf pusat (keengganan makan, gangguan persepsi rasa kecap,stres
psikologis)
3. Efek Tumor (obstruksi mekanik,pemakaian nutrisi oleh tumor,
produksi sitokin oleh tumor, lipid mobilizing factor)
4. Efek terapi (kemoterapi, radiasi
bedah,nausea,stomatitis,xerostomia,nyeri.)
5. Efek patologis pada pasien meliputi: peningkatan resting energy expenditure, gangguan
proses metabolisme, produksi sitokin oleh makrofagh, disfungsi otonomikdan
penurunan pengosongan lambung.
Terapi kondisi kaheksia pada pasien kanker meliputi: edukasi diet,
intervensi nutrisi, terapi obat, dan psikis.
3.2.Saran
1.
Diharapkan
dengan ditulisnya makalah ini bisa bermanfaat bagi mahasiswa khususnya
mahasiswa keperawatan untuk bisa lebih mengerti dan memahami tentang Kaheksia
sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang benar.
2.
Makalah “Asuhan Keperawatan Kaheksia” ini masih
jauh dari kata sempurna, maka diharapkan kritik dan saran untuk lebih
memperbaiki makalah.
0 komentar:
Posting Komentar