Sabtu, 19 Januari 2013

Asuhan Keperawatan pada pasien kaheksia



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam tubuh manusia terdapat berbagai macam system diantarannya system respirasi, system kardiovaskuler, sistem pencernaan dan lain sebagainya yang mana masing masing sistem tersebut memiliki fungsi-fungsi tersendiri.
Dalam sistem pencernaan sendiri berperan penting dalam kehidupan manusia, didalam sistem pencernaan ini tejadi beberapa proses yaitu proses ingesti,digesti dan absorbsi, semua proses itu adalah untuk mengubah makanan yang masuk ke dalam tubuh menjadi energy.
Lain halnya ketika organ-organ sistem pencernaan ini terganggu oleh beberapa factor sehingga mengakibatkan organ tersebut tidak dapat berkerja secara optimal. Salah satu penyakit yang menggangu sistem pencernaan diantaranya adalah penderita kaheksia,ddalam hal ini penderita mengalami penurunan berat badan sampai pada akhirnya mengalami kelemahan otot. Tentunya penyakit ini sangat berdamapak buruk bagi kesehatan.

1.2.Rumusan Masalah
1.Bagaimana definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostic, penatalaksanaan medis pada kaheksia?
2. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien kaheksia?

1.3.Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostic, penatalaksanaan medis pada kaheksia.
2. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien kaheksia.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Definisi
Kaheksia berasal dari bahasa Yunani “kakos” dan “hexis” yang berarti “keadaan yang buruk”. Jadi kaheksia dapat diartikan suatu kondisi buruk yang menggambarkan kondisi progresif perubahan bentuk tubuh menjadi kurus. Kaheksia merupakan penyebab mortalitas utama pada pasien kanker. Semakin berkurang persentase massa bebas lemak (fat free mass), semakin menurun kemampuanfisik dan kualitas hidup yang pada akhirnya menyebabkan mortalitas. Kaheksia kanker merupakan suatu kelainan yang berat dan sangat kompleks, ditandai dengan penurunan berat badan, yang berkaitan dengan anoreksia, astenia (lemah dan kurang tenaga/energi), anemia dan perubahan fungsi imun. Pada penderita kaheksia terjadi penurunan berat badan lebih dari 10% dari pra-morbid berat, terkait dengan hilangnya otot dan protein visceral dan lipolisis (pemecahan lemak yang tersimpan dalam sel lemak).
             Secara umum kaheksia biasanya ikut serta pada beberapa penyakit, termasuk proses penyakit inflamasi akut disertai sakit kritis dan penyakit inflamasi kronik seperti,kanker, gagal jantung kongestif, PPOK, dan infeksi HIV.
Kaheksia bertanggung jawab atas kematian 10-22% dari seluruh pasien kanker dan sekitar 15% dari kematian paska trauma yang terjadi pada kondisi sepsis dan mal nutrisi beberapa minggu setelah terjadi trauma (Delano 2006).
2.2.Etiologi
 Mekanisme yang menyebabkan kaheksia sendiri masih belum begitu jelas dan masih bersifat multifaktor. Pada pasien kanker, kaheksia meningkat berhubungan dengan beberapa faktor yaitu:
1. Faktor psikologis dan susunan saraf pusat (keengganan makan,  gangguan persepsi rasa kecap,stres psikologis)
2.      Efek Tumor (obstruksi mekanik,pemakaian nutrisi oleh tumor, produksi sitokin oleh tumor, lipid mobilizing factor)
3.      Efek terapi (kemoterapi, radiasi bedah,nausea,stomatitis,xerostomia,nyeri.)
4.      Efek patologis pada pasien meliputi: peningkatan resting energy expenditure, gangguan proses metabolisme, produksi sitokin oleh makrofagh, disfungsi otonomikdan penurunan pengosongan lambung.(Braera,2002)
2.3.Patofisiologi
Pada kaheksia terjadi perubahan metabolisme  karbohidrat,lipid,dan protein berperan dalam kehilangan jaringan. Walaupun masih kompleks, pada beberapa penelitian menyebutkan respons inflamasi memediasi gangguan regulasi produksi proinflamasi sitokin yang berperan dalam proses asal usul kaheksia dimana kondisi ini berhubungan dengan keadaan sakit dan penyakit inflamasi  kronis seperti kanker,gagal jantung kongestif,PPOK dan infeksi HIV. Sitokin merupaka substansi yang bisa memepengaruhi sistem imun.
Beberapa ahli percaya bahwa sitokinin diproduksi   oleh sel-sel imun  atau oleh tumor itu sendiri.(Argiles.2003). sitokin ini selanjutnya mempengaruhi Acute Phase Protein Sekunder (APPR) dan memproduksi perubahan metabolisme lemak dan karbohidrat sebagai salah satu tanda dari inflamasi akut pada keganasan atau penyakit kritis.
Pada pasien dengan COPD kehilangan berat badan dihubungkan dengan otot pernafasan yang mengalami kelelahan,gangguan fungsi diafragma,gagal nafas,dan penurunan kualitas hidup. Beberapa faktor yang meningkatkan kehilangan berat badan , diantaranya adalah hiperkatabolisme,obat-obatan,anoreksia,dan efek penggunaan energi (Delano 2006). Respon perluasan dari pro inflamasi sitokin memberikan implikasi terjadinya kaheksia jantung.  Pada studi Framingham, pasien yang ada riwayat mengalami CHF secara signifikana mengalami produksi sitokin (60% untuk TNF dan untul serum IL-6). Data ini menggambarkan resiko penyakit gagal jantung kongestif untuk terjadi kaheksia. Lebih dari 25%  pasien yang menerima hemodialisis mengalami malnutrisi. Dua tipe malnutrisi yang sering terjadi adalah starvasi dan kaheksia. Pada pasien  akan terjadi peningkatan konsentrasi CRP,sitokin dan hiperalbuminemia. Patogenesis keheksia pada gagal ginjal berhubungan dengan hiperkatabolisme dan anoreksia. Hiperkatabolisme akan meningkatkan akses sitokin,asidosis, dan resistensi insulin.
 Mekanisme kaheksia kanker tidak sesederhana seperti pada kelaparan (starvation) yaitu asupan kalori yang lebih rendah dibandingkan kebutuhan saja, melainkan terjadi juga kekacauan metabolisme.
 Perbedaan patofisiologi kaheksia dengan kelaparan terletak pada mobilisasi jaringan, laju metabolisme basal, ukuran hati, abnormalitas siklus energi dan glukosa, serta pemecahan protein. Pada kaheksia, juga terjadi perubahan pengecapan, yaitu kepekaan terhadap rasa manis, asam, dan asin meningkat,sementara kepekaan terhadap rasa pahit menurun.           
                Gangguan metabolisme yang terjadi pada kaheksia kanker dipengaruhi keluarnya sitokin dan faktor pemicu kaheksia lain yang dihasilkan oleh tumor dan tubuh sendiri.  Respon proinflamasi tubuh bersama-sama dengan faktor kaheksia spesifik dari tumor menyebabkan kekacauan metabolisme yang berakibat sindrom kaheksia kanker. Gambar: Patogenesis kaheksia kanker. 
PIF: Proteolysis inducing factor, LMF: Lipid mobilizing factorSumber: Gordon, 2005. 
Pada  kaheksia kanker, keadaan lebih menyerupai yang terjadi pada sepsis atau trauma multipel. Terapi kaheksia kanker tidak cukup hanya dengan terapi nutrisi oral dan parenteral, tidak seperti pada kelaparan yang dengan mudah memberikan hasil positif dengan asupan yang baik. Tabel: Perbedaan perubahan metabolisme yang terjadi pada kaheksia kanker dengan kelaparan.  

 Kaheksia
 Kelaparan
  • Selera makan
  • Resting energy expenditure
  • Respon fase akut
  • Otot skelet                    
  • Jaringan adiposa
  • Ukuran hati
  • Intoleransi glukosa
  • Turun
  • Naik
  • Ya
  • Turun
  • Turun
  • Naik
  • Ya  
  •         
  • Naik
  • Turun
  • Tidak
  • Tetap
  • Turun
  • Turun
  • Tidak
  •   
2.4  Patway

Cancer
                                                                                                                    Stomatis,     f      sukunder         
                                                                Tumor                                          disfagia       a
                                                        Sitokin inflamas                                    Nausea      k
                                                             i berlebih                                                            t
                                                   (TNF α,IL 1β,INF γ,IL-6)                              Dypsnea     o
                                                                                                                      Diare          r
                                                           Metabolisme                   supresipusat makan
                                                          abnormal
                                                                                                   Nafsu makan
                                                                    Defisiensi protein   berkurang
Lipolysis                      Sintesis protein       daya than mnrun 
                                    menurun                  keadaan umum       Intake makanan dan 
Loss of fat dan            Kekurangan asam         Lemah          
Resiko infeksi
 jaringan adipose        amino
                                                                                                  Cairan berkurang
Nutrisi kurng dari kbtuhan
Ketidak seimbangan cairan&elektrolit
Turgor kulit menurun         produksi albumin
                                           menurun
Aktivitas sehari-hari
Kerusakan intergritas kulit
                                                    Kelemahn fsik mnurn
                                        Pengecilan otot                                              Perubahan
                                                                                                               Bentuk badan
Gngguan knsep diri
                                                                                                               Menjadi kurus




2.5.Manifestasi Klinik
- Penurunan BB
- Kurus
- Penurunan nafsu makan
- Anoreksia
- Anemia
- Atrofi otot
- Kelemahan
2.6.Pemeriksaan Diagnostik
- Antropometrik
- Protein viseral
     a. Albumin serum
     b. Transferin
- Tes mikronutrien
- Tes yang menunjukkan kehilangan protein
     a. Pemeriksaan keseimbangan nitrogen
- Ekskresi kreatinin 24 jam
2.7.Penatalaksanaan Medis
Terapi kondisi kaheksia pada pasien kanker meliputi: edukasi diet, intervensi nutrisi, terapi obat, dan psikis.
- Terapi farmakologi:
·         Metoclopramide
·         Megestrol acetate
·         Corticosteroids
·         NSAIDS
·         Melatonin
·         Omega 3 fatty acids
·         Cyproheptadine
·         Dronabinol
- Terapi non farmakologi;
·         Nutrisi Oral
·          Nutrisi enteral
·         Nutrisi Parenteral
·         Konsultasi dengan ahli gizi dan psikiater
·         Edukasi kepada pasien

2.8.Asuhan Keperawatan
2.8.1.Pengkajian
a. Identitas: nama,umur ,jenis kelamin,suku,agama, alamat,diagnose medis dll
b.Riwayat kesehatan
1)   Keluhan utama : penurunan BB lebih dari 10% dalam 6 bulan terakhir
2)   Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan dari awitan masalah, keadaan yang memungkinkan hal tersebut terjadi,manifestasinya serta pengobatan yang telah diterima. Misalnya,pasien mengeluh tidak nafsu makan,berat badan menurun, ,kelemahan,dan fatigue. Kemudian dibawa ke rumah sakit dan diberikan dokter obat penambah nafsu makan.
3)   Riwayat kesehatan dahulu
·      Penyakit waktu kecil
Pasien pernah mengalami anemia
·      Obat-obatan yang digunakan
Pasien tidak mengkonsumsi obat khusus, kecuali saat sakit dan atas resep dokter.
·      Tindakan operasi
Pasien tidak pernah melakukan operasi
4)   Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga ibu pasien pernah mengalami gagal jantung
5)   Riwayat kesehatan lingkungan

c.       Pemeriksaan fisik
a.    Keadaan umum : klien lemah,kurus,pucat,keringat dingin
Berat badan/tinggi badan   :
Kesadaran : Normal
Tanda vital   : Suhu = 37,7o C,
TD = 110/80mmHg
RR = 16x/mnt
Nadi = 58x/mnit
b.   Head to toe :
1.      Kepala: kulit kepala nampak kotor dan berbau.
2.      Rambut: nampak kurang bersih.
3.      Mata (penglihatan). konjungtiva anemis,
4.      Hidung (penciuman): epistaksis, rhinoroe, peradangan mukosa dan polip..
5.      Telinga (pendengaran).
6.      Mulut dan gigi. Ada bau mulut, Lidah kotor dan magenta,adanya lesi pada dasar mulut
7.      Leher.
8.      Thoraks : penurunan turgor kulit pada area dada
9.      Abdomen:  bising usus 14 X/menit.
10.  Repoduksi
11.  Ekstremitas
Klien masih mampu duduk berdiri dan berjalan sedikit, tetapi cepat lelah..
12.  Integumen.
Kulit keriput, pucat, akral hangat.
d.      Pola Fungsional Gordon
Aktivitas
Gejala: Kelemahan dan atau keletihan.
Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari; adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur,misal ansietas dan berkeringat malam.
Tanda: Penurunan otot,penurunan toleransi aktivitas.
Eliminasi
Gejala: diare atau konstipasi
Tanda: Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
Feces mungkin lunak,keras,berlemak,atau warna seperti tanah liat.
Sirkulasi
Tanda: Diaforesis,takikardia,bradikardia
Integritas Ego
Gejala: Masalah tentang perubahan dalam penampilan misal, badan yang terlalu kurus.
Depresi
Tanda:  Menarik diri
Makanan/cairan
Gejala: Kebiasaan diet buruk,anoreksia,mual,muntah.
Penurunan BB 10% atau leih dari BB dalam 6 bulan sebelumnya, masalah menelan,mengunyah atau produksi saliva.
Berkurangnya massa otot,bising usus, lidah lembut,pucat,kotor.
Membran mukosa kering,pucat
Perubahan pada rasa makanan: anoreksia,mual/muntah
Tanda: perubahan pada kelembapan/turgor kulit
Keamanan
Gejala: Adanya program terapi radiasi (enteritis radiasi)
Tanda: Demam,ruam kulit, rambut mungkin rapuh,kasar.Kuku mungkin rapuh,tipis,datar, finger clubbing
Pernafasan
Tanda: Bunyi napas, krekels ( defisiensi protein akibat perpindahan cairan)
Seksualitas
Tanda: Perubahan pada tingkat kepuasan.
Interaksi sosial
Gejala: Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung.
e.       Data penunjang
Penurunan albumin,
Pada pemeriksaan antropometri berat badan dibawah 90%, lingkar lengan di bawah 14 cm.
f.       Terapi saat ini


2.8.2.Diagnosa
Analisa Data
No
Keterangan
Etiologi
Masalah
1
DS: Pasien mengatakan tidak ada nafsu makan, saat menelan sakit, mengatakan tidak bisa menghabiskan porsi yang disiapkan, mual
DO: Penurunan berat badan,muntah, konjungtiva anemis dan membran mukosa pucat. Lemah, mulut kotor,  lidah ada bercak-bercak keputihan, Hb 8,7g/dl, pucat,


Intake inadekuat
Gangguan nutrisi
2
DS: Pasien  mentakan ketidaknyamanan saat melakukan aktifitas. Pasie`n mengatakan lemah, cepat lelah, bila melakukan aktivitas, terbatas.
DO: Penurunan kekuatan otot,enggan untuk beraktifitas. Keadaan umum lemah, pucat, ADL  sebagian dibantu, pasien partial care.

Kelemahan umum
Intoleransi Aktifitas
3
DS:Pasien mengeluh pusing
DO:Membran mukosa kering,turgor kulit menurun,Suhu: 380 C,CRT > 3 detik, urine < 600 ml/hari.
Intake cairan dan elektrolit tidak seimbang
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
4
DS:Pasien mengatakan malu ditempat umum, mengatakan tubuhnya tidak ideal
DO:Depresi, menarik diri dari pergaulan.
Bentuk tubuh tidak ideal
Gangguan konsep diri

Diagnosa
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik umum.
3. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan intake cairan dan elektrolit tidak seimbang dengan pemakaian
      4. Gangguan konsep diri berhubungan dengan merasa bentuk tubuh tidak ideal.
  
2.8.3.Perencanaan
Tgl
No.dx
Tujuan
Intervensi
Rasional

1
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan
KH;
a. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan berat badan ideal
b. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi.
c. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.
d. Membran mukosa tidak pucat
e. Hemoglobin normal (laki2= 13-16 g/dl,wanita= 12-14 g/dl)
1.Kaji status nutrisi pasien turgor kulit, drajat penurunan berat badan, integritas mukosa oral,kemampuan menelan,riwayat,mual,muntah dan diare.
2.Berikan diet secara rutin
3. Pantau intake dan output, anjurkan untuk timbang berat badan secara periodic (sekali seminggu)
4. Mulailah untuk memberi makan per oral, setengah cair, makan lunak ketika pasien menelan air.
5. Kolaborasi dengan ahli diet untuk menetapkan komposisi dan jenis diet yang tepat.
6. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian H2  seperti cimetidin,antasid dll
1. Memvalidasi dan menetapkan derajat masalah untuk pilihan intevensi yang tepat.
2. Pemberian diet sedikit tapi sering merupak intervensi yang tidak efektif dan tidak efisien apabila pasien mendapat reseptor H2  dimana pemberian sedikit tapi sering akan merangsang pengeluaran kembali asam lambung yang berakibat meningkatnya perasaan tidak nyaman pada gastrointestinal.
3. Berguna dalam mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan.
4. Makan lunak atau cairan kental mudah untuk mengendalikannya di dalam mulut, menurunkan terjadinya aspirasi.
5. Merencenakan diet dengan kandungan nutrisi yang adekuat untuk memenuhi peningkatan kebutuhan energi dan kalori sehubungan dengan status hipermetabolik pasien
6. Cimetidin menghambat histamin H2 menurunkan produksi asam gaster dan anatsid mempertahankan pH gaster pada tigkat 4,5

2
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam diharapkan terjadi peningkatan perilaku dalam perawatan diri dengan
KH;
a.Pasien dapat  menunjukan perubahan gaya hidup untuk kebutuhan merawat diri.
b. Pasien mampu melakukan aktifitas perawatan diri sesuai dengan tingkat kemampuan, menngidentifikasi personal yang dapat membantu.

1.Kaji kemampuan  dan penurunan ADL
2. Beri kesempatan untuk menolong diri seperti menggunakan kombinasi pisau,garpu,sikat dengan pegangan panjang,ekstensi untuk berpijak pada lantai atau ke toilet, kursi untuk mandi.
3. Hindari apa yang tidak dapat dilakukan pasien dan bantu bila perlu.
4. Identifikasi kebiasaan BAB. Anjurkan minum dan meningkatkan aktivitas.
5. Kolaborasi pemberian supositoria dan pelumas feces atau pencahar.
1. Membantu dalam mengantisipasi dan merencanakan kebutuhan  pertemuan individual.
2.Mengurangi ketergantungan
3. Hal ini dilakukan pada pasien dalam keadaan cemas dan tergantung bertujuan untuk mencegah frustasi dan harga diri pasien.
4.Meningkatkan latihan dan menolong mencegah konstipasi.
5.Pertolongan utama pada fungsi BAB

3
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam diharapkan  terjadi keseimbangan cairan dan elektrolit dengan
KH;
a.   Pasien tidak mengeluh pusing
b.  Membran mukosa lembab, turgor kulit normal.
c.   Ttv dalam batas normal, CRT < 3 detik, urin lebih dari 600 ml/hari.
d.  Laboratorium :
nilai elektrolit normal, nilai hematokrit meningkat
1.    Monitoring status cairan (turgor kulit ,membran mukosa, urin output)
2.    Kaji intake cairan
3.    Pemeriksaan tekanan darah
4.    Kaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi perifer, diaforesis secara teratur
5.    Managemen pemberian cairan
Kolaborasi pemberian cairan secara intravena
1.    Jumlah dan tipe cairan penggantiditentukan dari keadaan status cairan.penurunan volume cairan mengakibatkan menurunya produksi urin , monitoring yang ketat pada produksi urin<600 ml/hari merupakan tanda-tanda terjadinya syok hipovolemik.
2.    Pasien anoreksia nervosa cenderung membatasi cairan yang masuk via oral. Pada beberapa pasien yang menggunakan diuretik resiko kalium akan banyak keluar dari urin senhingga meningkatkan resiko hipokalemia
3.    Hipotensi dapat terjadi pada hipovolemia yang memberikan manifestasi sudah terlibatnya sistem kardiovaskuler untuk melakukan kompensasi mempertahankan tekanan darah
4.    Mengetahui adanya pengaruh peningkatan tahanan perifer
5.    Intake dan output cairan setiap hari di pantau untuk mendeteksi tanda – tanda awal dehidrasi (urin output minimal 30 ml/jam,masukkan minimal 1,5L/hari).bila makanan dan minuman di tunda cairan intravena (3L/hari) biasanya diberikan .masukkan cairan ditambah nilai kalori diukur ( 15% dextrose dalam air = 170 kal karbohidrat).
Jalur yang paten penting untuk pemberian cairan cepat dan memudahkan perawat dalam melakukan kontrol intake dan output cairan.

4
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam diharapkan tidak terjadi infeksi dengan
KH;
a Mengubah gaya hidup untuk mengurangi resiko
1.    Bina hub saling percaya dan keterbukaan
2.    Kaji perasaan pasien saat ini
3.    Eksplorasi respon koping adaptif dan maladaptif terhadap masalahnya
4.    Buat perencanaan yang realistik
5.    Observasi tingkat depresi
Beri dukungan psikologis
1.    Kesadarn diri sangat diperlukan dalam membina hub terapeutik perawat pasien
2.    Membantu perawat dalam menidentifikasi tingkat perasaan dari pasien
3.    Respon koping adaktof sangat dibutuhkan dalam penyelesaian masalah cara konstruktif
4.    Pasien membutuhkan bantuan perawat untuk mengatasi permasalahanya dengan cara menentukan perencanaan yang realistik
5.    Dengan mengobservasi tingkat depresi maka rencana perawatan selanjutnya disusun dengan tepat
Bentuk dukungan psikologis dapat mempererat hub perawat dan pasien dengan permasalahan yang






2.8.4.Implementasi dan Evaluasi
Diagnosa keperawatan
Hari tanggal(jam)
Tindakan keperawatan
Evaluasi keperatn

Selasa, 11 Okt.2011

08.30









09.00






           11.30

-Mengkaji status nutrisi pasien turgor kulit, drajat penurunan berat badan, integritas mukosa oral,kemampuan menelan,riwayat,mual,muntah dan diare.
-   Berkolaborasi dengan ahli diet untuk menetapkan komposisi dan jenis diet yang tepat.Memberikan diet secara rutin
-   Memantau  intake dan output, anjurkan untuk timbang berat badan secara periodic (sekali seminggu)
-   Memulai untuk memberi makan per oral, setengah cair, makan lunak ketika pasien menelan air.
-Berkolaborasi dengan tim medis untuk pemberian H2  seperti cimetidin,antasid dll
Jam 13.00
S : Pasien menghabiskan seperempat dari porsi makan
O: BB 58 Kg, lidah pucat, lemah, bedrest total, bibir kering,  
A : masalah belum teratasi
P: tindakan keperawatan dipertahankan
2
10.00









12.00





- Mengkaji kemampuan  dan penurunan ADL
- Memberi kesempatan untuk menolong diri seperti menggunakan kombinasi pisau,garpu,sikat dengan pegangan panjang,ekstensi untuk berpijak pada lantai atau ke toilet, kursi untuk mandi.
- Menghindari apa yang tidak dapat dilakukan pasien dan bantu bila perlu.
- Mengidentifikasi kebiasaan BAB. Anjurkan minum dan meningkatkan aktivitas.
- Berkolaborasi pemberian supositoria dan pelumas feces atau pencahar
Jam 13.00
S : Pasien mengatakan masih enggan untuk melakukan aktifitas, ADL masih dibantu
O: tanda vital T 110/80 mmHg, RR 14 X/menit,  nadi 80 X/menit
A : masalah belum teratasi
P: tindakan keperawatan dipertahankan
3
08.30



10.00





11.30
-          Memonitor status cairan (turgor kulit ,membran mukosa, urin output)
-          Mengkaji intake cairan
-          Memeriksa tekanan darah
-          Mengkaji warna kulit, suhu, sianosis, nadi perifer, diaforesis secara teratur
-          Memanagemen pemberian cairan
    -Berkolaborasi pemberian cairan secara intravena
Jam 13.00
S : Pasien mengaatakan pusing berkurang
O: Membran mukosa kering,turgor kulit menurun,Suhu: 380 C,CRT < 3 detik, urine < 600 ml/hari.
A : Masalah teratasi sebagian
P: tindakan keperawatan dipertahankan
4
09.00


10.30

          



            11.00
-          Membina hub saling percaya dan keterbukaan
-          Mengkaji perasaan pasien saat ini
-          Mengeksplorasi respon koping adaptif dan maladaptif terhadap masalahnya
-          Membuat perencanaan yang realistik
-          Mengobservasi tingkat depresi
Memberi dukungan psikologis
S: Pasien masih merasa malu di tempat umum
O: Masih depresi, menarik diri dari pergaulan
A: Masalah belum teratasi
P: Tindakan keperwatan dipertahankan




BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Kaheksia adalah sindrom multifaktorial ditandai dengan hilangnya progresif berat badan, namun tidak selalu disertai dengan anoreksia. Kaheksia merupakan penyebab mortalitas utama pada pasien kanker. Semakin berkurang persentase massa bebas lemak (fat free mass), semakin menurun kemampuanfisik dan kualitas hidup yang pada akhirnya menyebabkan mortalitas. Kaheksia kanker merupakan suatu kelainan yang berat dan sangat kompleks, ditandai dengan penurunan berat badan, yang berkaitan dengan anoreksia, astenia (lemah dan kurang tenaga/energi), anemia dan perubahan fungsi imun. Selain itu pada penderita kaheksia juga akan mengalami kelemahan otot dan gangguan metabolisme.
Pada pasien kanker, kaheksia meningkat berhubungan dengan beberapa faktor yaitu:
2.   Faktor psikologis dan susunan saraf pusat (keengganan makan,  gangguan persepsi rasa kecap,stres psikologis)
3.   Efek Tumor (obstruksi mekanik,pemakaian nutrisi oleh tumor, produksi sitokin oleh tumor, lipid mobilizing factor)
4.   Efek terapi (kemoterapi, radiasi bedah,nausea,stomatitis,xerostomia,nyeri.)
5.   Efek patologis pada pasien meliputi: peningkatan resting energy expenditure, gangguan proses metabolisme, produksi sitokin oleh makrofagh, disfungsi otonomikdan penurunan pengosongan lambung.
Terapi kondisi kaheksia pada pasien kanker meliputi: edukasi diet, intervensi nutrisi, terapi obat, dan psikis.
3.2.Saran
1.      Diharapkan dengan ditulisnya makalah ini bisa bermanfaat bagi mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan untuk bisa lebih mengerti dan memahami tentang Kaheksia sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang benar.
                                                                                   
2.      Makalah “Asuhan Keperawatan Kaheksia” ini masih jauh dari kata sempurna, maka diharapkan kritik dan saran untuk lebih memperbaiki makalah.


0 komentar:

Posting Komentar