Pada
tanggal 20 februari 1902 M, di desa talun lahirlah seorang anak
laki-laki dari pasangan suami istri ( Syarqowi bin Syuro-Kuning), anak
tersebut diberi nama sholeh, dengan nama itu diharapkan semoga akhirnya
menjadi anak yang sholeh, berbakti kepada orang tua, berguna bagi
masyarakat dan agama.
Pada usa 10 tahun anak Sholeh diminta pamannya bernama H. Idris untuk diasuh dan sekaligus sebagai anak angkatnya karena H.Idris tidak mempunyai anak, maka sejak itu anak Sholeh menjadi asuhannya dan mulai belajar membaca Al-Qur’an.
Pada tahun 1914 M, dia belajar kepada kyai umar di sumberrejo.
Pada tahun 1915 M, meneruskan belajar kepada K. Basyir dan K. Abu Dzarrin di pondok pesantren Kendal dander.
Pada tahun 1916 M, belajar di kota ulum kota Bojonegoro (di kompleks masjid besar) selama 4 tahun tamat, juga pernah belajar kepada K.H. Kholil Bangkalan Madura.
Pada tahun 1921 M – 1927 M belajar pada K.H. Faqih bin K.H. Abdul Jabbar di pondok Maskumambang dukuh Gresik.
Pada tahun 1923 M, masih dalam belajar di pondok maskumambang, dia menunaikan ibadah haji yang pertama. Sepulan dari ibadah haji, meneruskan belajar kembali di pondok Maskumambang.
Pada pertengahan 1924 M, Sholeh diambil menantu oleh K.H. Faqih, dinikahkan dengan keponakannya sendiri bernama Rohimah binti K.H. Ali.
Pada tahun 1927 M pulang dari pondok Maskumambang kembali kedesa talun disertai istrinya Nyai Rohinah. Pada tanggal 20 Januari 1934 Ibu Rohimah wafat di talun dan dimakamkan di dusun sedayu. Kemudian H. Sholeh menikah lagi dengan Ibu Hj. Mukhlishoh (janda H. Mahbub) Ibunya H. Badawi.
Pada tahun 1933 setelah kehidupan rumah tangga dan kehidupan keluarga tertata, maka H. Sholeh mulai merintis kegiatan mengajar anak-anak dan bertempat di mushalla / langgar yang telah dipersiapkan H. Idris sejak ia masih belajar di pondok Maskumambang.
Pada tahun 1943 M (zaman jepang) K.H Sholeh mangikuti musyawarah Besar Alim-Ulama’ Se-jawa di Jakarta. Tahun 1946 M (zaman revolusi), kyai H. Sholeh terpilih menjadi camat Sumberrejo, jabatan camat tersebut hanya dipegang beliau selama 2 tahun, beliau mohon berhenti dengan hormat, dengan alas an sangat berat meninggalkan kegiatan sebagai guru agama dan cabang syuri’ah NU Bojonegoro, tahun 1976 M naik haji kedua bersama Ibu Hj. Mukhlisoh.
Tahun 1992 M tepatnya tanggal 26 Juni 1992 M, beliau wafat meninggalkan 2 orang putra dari Ibu Rohimah:
Pada usa 10 tahun anak Sholeh diminta pamannya bernama H. Idris untuk diasuh dan sekaligus sebagai anak angkatnya karena H.Idris tidak mempunyai anak, maka sejak itu anak Sholeh menjadi asuhannya dan mulai belajar membaca Al-Qur’an.
Pada tahun 1914 M, dia belajar kepada kyai umar di sumberrejo.
Pada tahun 1915 M, meneruskan belajar kepada K. Basyir dan K. Abu Dzarrin di pondok pesantren Kendal dander.
Pada tahun 1916 M, belajar di kota ulum kota Bojonegoro (di kompleks masjid besar) selama 4 tahun tamat, juga pernah belajar kepada K.H. Kholil Bangkalan Madura.
Pada tahun 1921 M – 1927 M belajar pada K.H. Faqih bin K.H. Abdul Jabbar di pondok Maskumambang dukuh Gresik.
Pada tahun 1923 M, masih dalam belajar di pondok maskumambang, dia menunaikan ibadah haji yang pertama. Sepulan dari ibadah haji, meneruskan belajar kembali di pondok Maskumambang.
Pada pertengahan 1924 M, Sholeh diambil menantu oleh K.H. Faqih, dinikahkan dengan keponakannya sendiri bernama Rohimah binti K.H. Ali.
Pada tahun 1927 M pulang dari pondok Maskumambang kembali kedesa talun disertai istrinya Nyai Rohinah. Pada tanggal 20 Januari 1934 Ibu Rohimah wafat di talun dan dimakamkan di dusun sedayu. Kemudian H. Sholeh menikah lagi dengan Ibu Hj. Mukhlishoh (janda H. Mahbub) Ibunya H. Badawi.
Pada tahun 1933 setelah kehidupan rumah tangga dan kehidupan keluarga tertata, maka H. Sholeh mulai merintis kegiatan mengajar anak-anak dan bertempat di mushalla / langgar yang telah dipersiapkan H. Idris sejak ia masih belajar di pondok Maskumambang.
Pada tahun 1943 M (zaman jepang) K.H Sholeh mangikuti musyawarah Besar Alim-Ulama’ Se-jawa di Jakarta. Tahun 1946 M (zaman revolusi), kyai H. Sholeh terpilih menjadi camat Sumberrejo, jabatan camat tersebut hanya dipegang beliau selama 2 tahun, beliau mohon berhenti dengan hormat, dengan alas an sangat berat meninggalkan kegiatan sebagai guru agama dan cabang syuri’ah NU Bojonegoro, tahun 1976 M naik haji kedua bersama Ibu Hj. Mukhlisoh.
Tahun 1992 M tepatnya tanggal 26 Juni 1992 M, beliau wafat meninggalkan 2 orang putra dari Ibu Rohimah:
- H. Sahal Sholeh
- Hj. Anisah
0 komentar:
Posting Komentar