FISIOTERAPI DADA
Sebuah asuhan keperawatan
Sebuah asuhan keperawatan
Fisioterapi
adalah suatu cara atau bentuk pengobatan untuk mengembalikan fungsi suatu organ
tubuh dengan memakai tenaga alam. Dalam fisioterapi tenaga alam yang dipakai
antara lain listrik, sinar, air, panas, dingin, massage dan latihan yang mana
penggunaannya disesuaikan dengan batas toleransi penderita sehingga didapatkan
efek pengobatan.
Fisioterapi
dada adalah salah satu dari pada fisioterapi yang sangat berguna bagi penderita
penyakit respirasi baik yang bersifat akut maupun kronis. Fisioterapi dada ini
walaupun caranya kelihatan tidak istimewa tetapi ini sangat efektif dalam upaya
mengeluarkan sekret dan memperbaiki ventilasi pada pasien dengan fungsi paru
yang terganggu. Jadi tujuan pokok fisioterapi pada penyakit paru adalah
mengembalikan dan memelihara fungsi otot-otot pernafasan dan membantu
membersihkan sekret dari bronkus dan untuk mencegah penumpukan sekret,
memperbaiki pergerakan dan aliran sekret. Fisioterapi dada ini dapat digunakan
untuk pengobatan dan pencegahan pada penyakit paru obstruktif menahun, penyakit
pernafasan restriktif termasuk kelainan neuromuskuler dan penyakit paru
restriktif karena kelainan parenkim paru seperti fibrosis dan pasien yang
mendapat ventilasi mekanik. Fisioterapi dada ini meliputi rangkaian : postural
drainage, perkusi, dan vibrasi. Kontra indikasi
fisioterapi
dada ada yang bersifat mutlak seperti kegagalan jantung, status asmatikus,
renjatan dan perdarahan masif, sedangkan kontra indikasi relatif seperti infeksi
paru berat, patah tulang iga atau luka baru bekas operasi, tumor paru dengan
kemungkinan adanya keganasan serta adanya kejang rangsangan.
A.
Postural drainase
Postural
drainase (PD) merupakan salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari
berbagai segmen paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi.. Mengingat
kelainan pada paru bisa terjadi pada berbagai lokasi maka PD dilakukan pada
berbagai posisi disesuaikan dengan kelainan parunya. Waktu yang terbaik untuk
melakukan PD yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam
sebelumtidur pada malam hari.
PD
dapat dilakukan untuk mencegah terkumpulnya sekret dalam saluran nafas tetapi
juga mempercepat pengeluaran sekret sehingga tidak terjadi atelektasis. Pada
penderita dengan produksi sputum yang banyak PD lebih efektif bila disertai
dengan clapping dan vibrating.
Indikasi
untuk Postural Drainase :
1.
Profilaksis untuk mencegah penumpukan sekret yaitu pada :
1.1.
Pasien yang memakai ventilasi
1.2.
Pasien yang melakukan tirah baring yang lama
1.3.
Pasien yang produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis kistik atau
bronkiektasis
1.4.
Pasien dengan batuk yang tidak efektif .
2.
Mobilisasi sekret yang tertahan :
2.1.
Pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh sekret
2.2.
Pasien dengan abses paru
2.3. Pasien dengan pneumonia
2.4.
Pasien pre dan post operatif
2.5.
Pasien neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan menelan atau batuk
Kontra
indikasi untuk postural drainase :
1.
Tension pneumotoraks
2.
Hemoptisis
3.
Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi, infark miokard
akutrd infark dan aritmia.
4.
Edema paru
5.
Efusi pleura yang luas
Fisiologi
Organ Terkait
Lobus
Kanan Atas :
1.
segmen apical
2.
segmen posterior
3.
segmen anterior
Lobus
Kanan Tengah :
1.
segmen lateral
2.
segmen medial
Lobus
Kanan Bawah :
1.
segmen superior
2.
segmen basal anterior
3.
segmen basal lateral
4.
segmen basal posterior
5.
segmen basal medial
Peralatan
:
1.
Bantal 2 atau 3 buah
2.
Papan pengatur posisi
3.
Tisu wajah
4.
Segelas air
5.
Sputum pot
Prosedur
Kerja :
1.
Cuci tangan
2.
Pilih area yang tersumbat yang akan di drainage berdasarkan pengkajian semua
area paru, data klinis, dan chast x-ray.
3.
Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage area yang tersumbat.
4.
Minta klien mempertahankan posisi tersebut selama 10-15 menit.
5.
Selama 10-15 menit drainage pada posisi tersebut, lakukan perkusi dan vibrasi
dada diatas area yang di drainage.
6.
Setelah drainage pada posisi pertama, mintaklien duduk dan batukbila tidak bisa
batuk lakukan suction. Tampung sputm disputum pot.
7.
Minta klien istirahat sebentar bila perlu
8.
Anjurkan klien minum sedikit air.
9.
Ulangi lagkah 3-8 sampai semua area tersumbat terdrainage
10.
Ulangi pengkajian dada pada semua bindang paru.
11.
Cuci tangan
12.
Dokumentasikan.
Hal
yang perlu diperhatikan
1.
Batuk dua atau tiga kali berurutan setelah setiap kali berganti posisi.
2.
Minum air hangat setiap hari sekitar 2 liter
3.
Jika harus menghirup bronkodilator, lakuanlah 15 menit sebelum drainage
4.
Lakukan laihan nafas dan latihan lain yang dapat membantu mengencerkan lendir.
B.
VIBRASI
Vibrasi
merupakan getaran kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan perawat yang
secara manual pada dinding dada klien dengan tujuan menggerakkan secret ke
jalan napas yang besar.
lndikasi
untuk perkusi :
Perkusi
secara rutin dilakukan pada pasien yang mendapat postural drainase, jadi semua
indikasi postural drainase secara umum adalah indikasi perkusi.
Prosedur
kerja :
1.
Letakkan tangan, telapak tangan menghadap kebawah didaerah dada yang akan
didrainage. Satu tangan diatas tangan yang lain dengan
jari-jari menempel bersama dan ekstensi. Carayang lain tangan bisa
diletakan secara bersebelahan.
2.
Anjurkan klien menarik nafas dalam-dalam melaui hidung dan menghembuskan nafas
secara perlahan lewat mulut atau pursed lips.
3.
Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan dan gunakan
hampir semua tumit tangan. Getarkan tangan, gerakkan
kearah bawah. Hentikan getaran jika klien melakukan insipirasi.
4.
Setelah tiap kali vibrasi, anjurkan klien untuk batuk dan keluarkan sekret
kedalam tempat sputum.
C.
PERKUSI
Perkusi
adalah tepukan dilakukan pada dinding dada atau punggung dengan tangan dibentuk
seperti mangkok.
lndikasi
untuk perkusi :
Perkusi
secara rutin dilakukan pada pasien yang mendapat postural drainase, jadi semua
indikasi postural drainase secara umum adalah indikasi perkusi.
Prosedur
:
1.
Tutup area yang akan dilakukan perkusi dengan handuk atau pakaian untuk
mengurangi ketidaknyamanan
2.
Anjurkan klien tarik napas dalam dan lambat, untuk meningkatkan relaksasi
3.
Perkusi pada tiap segman paru selama 1-2 menit
4.
Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah terjadi
cedera, seperti:mammae, sternum, dan ginjal.
Perkusi
harus dilakukan hati-hati pada keadaan :
1.
Patah tulang rusuk
2.
Emfisema subkutan daerah leher dan dada
3.
Skin graf yang baru
4.
Luka bakar, infeksi kulit
5.
Emboli paru
6.
Pneumotoraks tension yang tidak diobati
0 komentar:
Posting Komentar