A. PENYAKIT TORCH
TORCH
adalah penyakit yang disebabkan karena infeksi Toxoplasma gondii , Rubella
virus, Cytomegalovirus, Herpes simplex.
1. Toxoplasma
Toxoplasma gondii merupakan golongan
protozoa
Penularan penyakit ini melalui
·
Makan
daging yang mengandung kista toxoplasma ( daging mentah/ setengah matang )
·
Makanan terkontaminasi faeces
kucing
Toxoplasma
akan menyebabkan penyakit bila :
·
Penderita dengan keadaan
immunocompromized mengalami reaktivasi infeksi laten
·
Infeksi terjadi pertama kali
pada ibu hamil
Gejala : Panas,
pembesaran kelenjar, pembesaran liver dan limpa
Pneumonia
Meningitis , encephalitis
Kebutaan
apabila mengenai retina
Toxoplamosis pada kehamilan
menimbulkan Congenital Toxoplasmosis
Gejala : Mental
retardation, microcephali, chorioretinitis, encephalitis
Congenital toxoplamosis tidak terjadi
pada kehamilan dengan riwayat ibu pernah terpapar toxoplasma sebelumnya.
Diagnosis : CT scan
Pemeriksaan
retina didapatkan inflamasi
Serologi
: Didapatkan peningkatan titer imunoglobulin
2. Rubella
Penyebab : Rubi virus
Gejala :Hampir sama dengan campak, Panas, timbul
rash 3 hari, Gejala lain seperti flu
Rubella menyebabkan kelainan kongenital pada bayi (Congenital rubella)
Jantung
: interventricular septal defect
Mata : katarak
SSP : mental retardation, microcephali
Wanita
hamil secara rutin perlu pemeriksaan imunitas
Diagnosis : serologi
3. Human Cytomegalovirus ( CMV )
Virus ini
menyebabkan pembengkakan sel sel yang terinfeksi
Infeksi CMV pada umumnya
asimptomatis ( 80 % )
Dapat melalui placenta
dan menyebabkan kelainan kongenital
berupa retardasi mental ,
mikrocephali, kebutaan dll. Congenital CMV terjadi
karena reaktivasi virus selama kehamilan
CMV juga dapat menyebabkan sindroma mononukleosis (
limfoma) seperti infeksi virus Epstein Barr. Pada pasien dengan immunocompromised ( HIV/AIDS) dapat
menyebabkan retinitis, pneumonia dan kematian.
Diagnosis : serologi
4. Herpes
simplex virus ( human alpha herpes virus)
Terdapat 2 type herpes simplex
·
HSV 1 : menyebabkan peradangan
gusi dan mulut , infeksi saluran napas.
·
HSV 2 : menyebabkan genital
herpes /sexually transmitted disease
Dapat menembus plasenta menyebabkan kelainan cogenital bayi atau
kematian bayi dalam kandungan.
Gejala herpes simplex : vesikel
di daerah vulva, vagina, serviks, perineum, penis yang disertai rasa panas
terbakar, nyeri dan gatal.
Diagnosis : Deteksi
virus ( bahan pus, jaringan kulit) dengan kultur / PCR (polymerase chain
reaction)
Serologi, dengan penentuan antibodi
B. Neisseria gonorrhoe(
Gonococcal urethritis )
Mikroorganisme ini menginfeksi sel2 kolumnar serviks . Sering asimptomatis.
Gejala yang timbul dapat berupa lower abdominal discomfort, dyspareuni, vaginal
discharge. Dapat menyebabkan PID ( pelvic inflamatory disease )
Diagnosis : Pengecatan Gram : diplococcus Gram negatif
Sulit
dibedakan dg N.meningitidis
Kultur
: Spesimen harus
dihindarkan dari sinar matahari, segera
dikerjakan, perlu media transport
Serologi : Direct fluorescent antibody test (FAT) untuk konfirmasi
identifikasi
C. Escherichia coli
Penyebab ISK ( infeksi sal. Kemih ) terbanyak . Dapat bermigrasi
dari uretra ke kandung kemih menimbulkan cystitis, dan ke ginjal menimbulkan pyelonephritis.
Gejala :
disuria, sering kencing
Diagnosis : Mikroskopis : batang Gram negatif
Kultur urine ( bermakna bila jumlah koloni
> 10 5 )
D. Gardnerella vaginalis (
Haemophyllus vaginalis )
Gejala : Disuria, gatal, sekret bau seperti ikan
Diagnosis : Pengecatan Gram : coccobacilus/ batang Gram positif
Sediaan basah : clue cells( basil
pleomorphic menempel sitoplasmanya epitel vagina )
Kultur : tumbuh
lambat ( 48 jam )
E. Chlamydia
trachomatis dan Ureaplasma Urealiticum
Merupakan flora normal dari saluran
urogenital
Serotipe L1,L2 dan L3 menyebabkan penyakit lymphogranuloma venereum/
inguinale (LGV). Serotipe lain menyebabkan
cervicitis dan PID
Diagnosis : Pengecatan Giemsa : inclusion bodies
di sitoplama mengelilingi inti sel
Kultur
Serologi: chlamydial
complement fixation test untuk
konfirmasi
F. Trichomonas vaginalis
Merupakan penyakit sexually transmitted disease
Gejala :
pruritus, rasa panas terbakar saat BAK, vaginal discharge/ sekret
Pemeriksaan spekulum : sekret encer, sedikit, tidak berbau
T. vaginalis sedikit lebih besar dari sel lekosit, mudah dideteksi
dalam urine segar karena sangat motil
Diagnosis :
sediaan basah dari sekret dengan normal salin / urine : parasit yang motil
Sediaan kering
G. Candida albicans
Gejala :
gatal di daerah vagina dan vaginal discharge/ sekret yang tebal
Pemeriksaan spekulum : inflamasi pada mukosa vagina
Diagnosis :
pengecatan KOH
Kultur darah
H. Treponema pallidum
Penyebab penyakit sifilis, suatu sexually
transmitted disease (STD).
Morfologi berbentuk spiral kaku,
motil Sensitif terhadap panas.
Masuk ke dalam tubuh melalui mukosa
yang masih utuh atau melalui epitel yang mengalami abrasi. Kontak kulit dengan
luka yang terinfeksi treponema dapat menimbulkan infeksi.
Gejala kilinis : tergantung stadium penyakit
1. Primer :
Luka pada kulit tanpa disertai nyeri. Stadium ini infeksius/ menular, berlangsung 4 –
6minggu. Sembuh tanpa menimbulkan jaringan parut
2. Sekunder: Berupa rash pada kulit, condyloma
latum di daerah vulva, scrotum. Stadium ini berlangsung selama 6 minggu.
Mengenai beberapa organ antara lain : SSP, tulang, ginjal.
3. Laten
: Adalah stadium dimana tidak
ditemukan gejala klinik namun tes
serologis menunjukkan hasil positif
4. Tertiary
: didapatkan gumma yaitu suatu
lesi granulomatous, kelainan kardiovaskuler ( pada aorta ), gejala neurosifilis
yaitu subacut meningitis dan tabes dorsalis.
5. Congenital : terjadi pada janin yang
ibunya terinfeksi sifilis.
Diagnosis laboratorium
:
- Pemeriksaan langsung pada mikroskop lapangan gelap ( stadium I dan II )
- Spesimen diambil dari tempat ulcus, rash, condyloma latum
- Serologi : non spesifik : VDRL dan RPR test
- Spesific indirect immunofluorescent treponemal antibody - absorption
terimakasih buat artikelnya... sangat bermanfaat sob...
BalasHapus