Kamis, 20 September 2012

PENYAKIT YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN IBU/ ANAK




 

A. PENYAKIT TORCH

TORCH adalah penyakit yang disebabkan karena infeksi Toxoplasma gondii , Rubella virus, Cytomegalovirus, Herpes simplex.

1. Toxoplasma

Toxoplasma gondii merupakan golongan protozoa
Penularan penyakit ini melalui
·         Makan daging yang mengandung kista toxoplasma ( daging mentah/ setengah matang )
·         Makanan terkontaminasi faeces kucing
Toxoplasma akan menyebabkan penyakit bila :
·         Penderita dengan keadaan immunocompromized mengalami reaktivasi infeksi laten
·         Infeksi terjadi pertama kali pada ibu hamil

Gejala          :         Panas, pembesaran kelenjar, pembesaran liver dan limpa
                  Pneumonia
                  Meningitis , encephalitis 
                                    Kebutaan apabila mengenai retina
Toxoplamosis pada kehamilan menimbulkan Congenital Toxoplasmosis
Gejala        :           Mental retardation, microcephali, chorioretinitis, encephalitis
Congenital toxoplamosis tidak terjadi pada kehamilan dengan riwayat ibu pernah terpapar toxoplasma sebelumnya.
Diagnosis  :           CT scan
                              Pemeriksaan retina didapatkan inflamasi
                              Serologi :  Didapatkan peningkatan titer imunoglobulin

2. Rubella

Penyebab : Rubi virus
Gejala      :Hampir sama dengan campak, Panas, timbul rash 3 hari, Gejala lain seperti flu

Rubella menyebabkan kelainan kongenital pada bayi (Congenital rubella)

                  Jantung : interventricular septal defect
      Mata     : katarak
SSP       : mental retardation, microcephali
Wanita hamil secara rutin perlu pemeriksaan imunitas
Diagnosis : serologi

3. Human Cytomegalovirus ( CMV )

Virus ini menyebabkan pembengkakan sel sel yang terinfeksi
Infeksi CMV pada umumnya asimptomatis ( 80 % )
Dapat melalui placenta dan menyebabkan kelainan kongenital  berupa  retardasi mental , mikrocephali, kebutaan dll. Congenital CMV terjadi karena reaktivasi virus selama kehamilan
CMV juga dapat menyebabkan sindroma mononukleosis ( limfoma) seperti infeksi virus Epstein Barr. Pada pasien dengan  immunocompromised ( HIV/AIDS) dapat menyebabkan retinitis, pneumonia dan kematian.
Diagnosis  : serologi
4.  Herpes simplex virus ( human alpha herpes virus)
Terdapat 2 type herpes simplex
·   HSV 1 : menyebabkan peradangan gusi dan mulut , infeksi saluran napas.
·   HSV 2 : menyebabkan genital herpes /sexually transmitted disease
Dapat menembus plasenta menyebabkan kelainan cogenital bayi atau kematian bayi dalam kandungan.
Gejala  herpes simplex    : vesikel di daerah vulva, vagina, serviks, perineum, penis yang disertai rasa panas terbakar,  nyeri dan gatal.
Diagnosis :            Deteksi virus ( bahan pus, jaringan kulit) dengan kultur / PCR (polymerase chain reaction)
Serologi,  dengan penentuan antibodi
B. Neisseria gonorrhoe( Gonococcal urethritis )
Mikroorganisme ini menginfeksi sel2 kolumnar serviks . Sering asimptomatis. Gejala yang timbul dapat berupa lower abdominal discomfort, dyspareuni, vaginal discharge. Dapat menyebabkan PID ( pelvic inflamatory disease )
Diagnosis :             Pengecatan Gram : diplococcus Gram negatif
                                    Sulit dibedakan dg N.meningitidis
Kultur      :             Spesimen harus dihindarkan dari sinar matahari,  segera dikerjakan, perlu media transport
Serologi :               Direct fluorescent  antibody test (FAT) untuk konfirmasi identifikasi
C. Escherichia coli
Penyebab ISK ( infeksi sal. Kemih ) terbanyak . Dapat bermigrasi dari uretra ke kandung kemih menimbulkan cystitis, dan ke ginjal menimbulkan pyelonephritis.
Gejala                    : disuria, sering kencing
Diagnosis             : Mikroskopis : batang Gram negatif
  Kultur urine ( bermakna bila jumlah koloni > 10 5    )
D. Gardnerella vaginalis ( Haemophyllus vaginalis )
Gejala        :   Disuria, gatal, sekret bau seperti ikan
Diagnosis  :    Pengecatan Gram :   coccobacilus/ batang Gram positif
  Sediaan basah  : clue cells( basil pleomorphic menempel sitoplasmanya epitel vagina )
                              Kultur : tumbuh lambat ( 48 jam )
E. Chlamydia trachomatis dan Ureaplasma Urealiticum
Merupakan flora normal dari saluran urogenital
Serotipe L1,L2 dan L3 menyebabkan penyakit lymphogranuloma venereum/ inguinale (LGV). Serotipe lain menyebabkan  cervicitis dan PID
Diagnosis  :           Pengecatan Giemsa : inclusion bodies di sitoplama mengelilingi inti sel
Kultur
Serologi: chlamydial complement fixation test  untuk konfirmasi
F. Trichomonas vaginalis
Merupakan penyakit sexually transmitted disease
Gejala        : pruritus, rasa panas terbakar saat BAK, vaginal discharge/ sekret
Pemeriksaan spekulum : sekret encer, sedikit, tidak berbau
T. vaginalis sedikit lebih besar dari sel lekosit, mudah dideteksi dalam urine segar karena sangat motil
Diagnosis : sediaan basah dari sekret dengan normal salin / urine : parasit yang motil
                          Sediaan kering
G. Candida albicans
Gejala        : gatal di daerah vagina dan vaginal discharge/ sekret yang tebal
Pemeriksaan spekulum      : inflamasi pada mukosa vagina
Diagnosis : pengecatan KOH
  Kultur darah
H. Treponema pallidum
Penyebab penyakit sifilis, suatu sexually transmitted disease (STD).
Morfologi berbentuk spiral kaku, motil Sensitif terhadap panas.
Masuk ke dalam tubuh melalui mukosa yang masih utuh atau melalui epitel yang mengalami abrasi. Kontak kulit dengan luka yang terinfeksi treponema dapat menimbulkan infeksi.
     Gejala kilinis            : tergantung stadium penyakit
1.      Primer :  Luka pada kulit tanpa disertai nyeri. Stadium ini infeksius/ menular, berlangsung 4 – 6minggu. Sembuh tanpa menimbulkan jaringan parut
2.      Sekunder: Berupa rash pada kulit, condyloma latum di daerah vulva, scrotum. Stadium ini berlangsung selama 6 minggu. Mengenai beberapa organ antara lain : SSP, tulang, ginjal.
3.      Laten    :   Adalah stadium dimana tidak ditemukan gejala klinik namun  tes serologis menunjukkan hasil positif
4.      Tertiary  :   didapatkan gumma yaitu suatu lesi granulomatous, kelainan kardiovaskuler ( pada aorta ), gejala neurosifilis yaitu subacut meningitis dan tabes dorsalis.
5.      Congenital : terjadi pada janin yang ibunya terinfeksi sifilis.

Diagnosis  laboratorium :
  1. Pemeriksaan langsung pada mikroskop lapangan gelap ( stadium I dan II )
  2. Spesimen diambil dari tempat ulcus, rash, condyloma latum
  3. Serologi           : non spesifik : VDRL dan RPR  test
  4. Spesific indirect immunofluorescent treponemal antibody - absorption


1 komentar: