Sabtu, 19 Januari 2013

askep leptospirosis

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN LEPTOSPIROSIS
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira berbentuk spiral yang menyerang hewan dan manusia dan dapat hidup di air tawar selama lebih kurang 1 bulan. Tetapi dalam air laut, selokan dan air kemih yang tidak diencerkan akan cepat mati.
Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh mikroorganisme leptospira interogens tanpa memandang bentuk spesifik serotipenya. Pertama kali dikemukakan oleh Weil pada tahun 1886 yang membedakan penyakit yaitu disertai ikterus ini dengan penyakit yang lain yang menyebabkan ikterus. Bentuk yang beratnya dikenal sebagai weil’sdisease.(Weil pada tahun 1886)

2.2 ETIOLOGI
Bakteri penyebab  Leptospirosis yaitu bakteri leptospira.Bakteri leptospira merupakan Spirochaeta aerobik (membantu oksigen untuk bertahan hidup). Motil (dapat bergerak),gram negatif, bentuknya dapat berkerut-kerut, dan terpilih dengan ketat. Bakteri Leptospira berukuran panjang 6-20µm dan diameter 0,1-0,2µm. Sebagai pembanding ukuran sel darah merah hanya 7 mm. Jadi ukuran bakteri inirelatif kecil dan panjang sehingga sulit terlihat bila menggunakan mikroskop. Cahaya untuk melihat bakteri ini diperlukan mikroskop dengan teknik kontras. Bakteri ini bergerak maju dan mundur.
Leptospira mempunyai ± 175 serovar, bahkan ada yang mengatakan leptospira memiliki lebih dari 200 serovar. Infeksi dapat disebabkan oleh satu atau lebih serovar sekaligus. Bila infesksi terjadi , maka pada tubuh penderita dalam waktu 6-12 hari terbentuk zat kebal aglutinasi. Bila terkena bahan kimia atau dimakan oleh fagosit, bakteri dapat kolaps menjadi bola berbentuk kubah dan tipis, Pada kondisi ini, Leptospira tidak memiliki aktifitas patogenik. Pada kondisi ini, Leptospira tidak memiliki aktifitas patogenik. Leptospira dapat hidup dalam waktu lama di air, tanah yang lembap, tanaman dan lumpur.

2.3 PATOFISIOLOGI
 Manusia bisa terinfeksi jika terjadi kontak pada kulit atau selaput lendir yang luka/erosi dengan air, lumpur dan sebagainya yang telah tercemar oleh air kemih binatang yang terinfeksi leptospira. Leptospira yang masuk melalui kulit maupun selaput lendir yang luka/erosi akan menyebar ke organ-organ dan jaringan tubuh melalui darah. Sistem imun tubuh akan berespon sehingga jumlah laptospira akan berkurang, kecuali pada ginjal yaitu tubulus dimana kan terbentuk koloni-koloni pada dinding lumen yang mengeluarkan endotoksin dan kemudian dapat masuk ke dalam kemih.

2.4 MANIFESTASI KLINIS
Masa tunas berkisar antara 2-26 hari(kebanyakan 7-13 hari) rata-rata 10 hari.
Pada leptospira ini ditemukan perjalanan klini sbifasik :
-           Leptopiremia (berlangsung 4-9 hari)
Timbul demam mendadak, diserta sakit kepala (frontal, oksipital atau bitemporal). Pada otot akan timbul keluhan mialgia dan nyeri tekan (otot gastronemius, paha pinggang,) dandiikuti heperestesia kulit. Gejala menggigil dan demam tinggi, mual, muntah, diare, batuk, sakit dada, hemoptisis, penurunan kesadaran, dan injeksi konjunctiva.Injeksi faringeal, kulit dengan ruam berbentuk makular/makolupapular/urtikaria yang tersebar pada badan, splenomegali, dan hepatomegali.
-          Fase imun (1-3 hari)
Fase imun yang berkaitan dengan munculnya antibodi IgM sementara konsentrasi C¬3, tetap normal. Meningismus, demam jarang melebihi 39. Gejala lain yang muncul adalah iridosiklitis, neuritis optik, mielitis, ensefalitis, serta neuripati perifer.
-          Fase penyembuhan (minggu ke-2 sampai minggu ke-4)
Dapat ditemukan adanya demam atau nyeri otot yang kemudian berangsur-angsur hilang.






















2.6 KOMPLIKASI
Pada leptospira, komplikasi yang sering terjadi adalah iridosiklitis, gagal ginjal, miokarditis, meningitis aseptik dan hepatitis. Perdarahan masif jarang ditemui dan bila terjadi selalu menyebabkan kematian.

2.7 PENATALAKSANAAN
Timbul demam mendadak, diserta sakit kepala (frontal, oksipital atau bitemporal). Pada otot akan timbul keluhan mialgia dan nyeri tekan (otot gastronemius, paha pinggang,) dandiikuti heperestesia kulit. Gejala menggigil dan demam tinggi, mual, muntah, diare, batuk, sakit dada, hemoptisis, penurunan kesadaran, dan injeksi konjunctiva. Injeksi faringeal, kulit dengan ruam berbentuk makular/makolupapular/urtikaria yang tersebar pada badan, splenomegali, dan hepatomegali.

2.8 PROGNOSIS
Tergantung keadaan umum klien, umur, virulensi leptospira, dan ada tidaknya kekebalan yang didapat. Kematian juga biasanya terjadi akibat sekunder dari faktor pemberat seperti gagal ginjal atau perdarahan dan terlambatnya klien mendapat pengobatan.













BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

3.1    PENGKAJIAN
3.1.1   Identitas Klien
a.       Nama                   : (tidak berpengaruh)
b.      Umur                   : (tidak berpengaruh)
c.       Jenis kelamin       : (tidak berpengaruh)
d.      Suku bangsa        : (tidak berpengaruh)
e.       Agama                 : (tidak berpengaruh)
f.       Alamat                 : (tidak berpengaruh)
g.      Pendidikan          : (tidak berpengaruh)
Biasanya masyarakat yang berada di daerah pedesaan dan juga masyaraktat yang tinggal di daerah banjir.
3.1.2   Riwayat kesehatan
a.       Keluhan utama
Demam yang mendadak
Timbul gejala demam yang disertai sakit kepala, mialgia dan nyeri tekan (frontal) mata merah, fotofobia, keluahan gastrointestinal. Demam disertai mual, muntah, diare, batuk, sakit dada, hemoptosis, penurunan kesadaran dan injeksi konjunctiva. Demam ini berlangsung 1-3 hari.
b.      Riwayat penyakit sekarang
Klien dengan leptospirosis biasanya merasakan demam
yang disertai sakit kepala, mialgia dan nyeri tekan (frontal) mata merah, fotofobia, keluahan gastrointestinal. Demam disertai mual, muntah, diare, batuk, sakit dada, hemoptosis, penurunan kesadaran dan injeksi konjunctiva. Demam ini berlangsung 1-3 hari
c.       Riwayat penyakit dahulu
Apakah pernah mengalami sakit leptospirosis sebelumnya
d.      Riwayat penyakit keluarga
Tidak terdapat riwayat penyakit keluarga
3.1.3   Pemeriksaan dan observasi
a.       Tanda-tanda vital
ü  TD         : tidak normal
ü  RR         : tidak normal
ü  Nadi      : tidak normal
ü  Suhu      :tidak normal
b.      Fisik
Keadaan umum, penurunan kesadaran, lemah, aktvivitas meurun
c.       Pola fungsi kesehatan
a)      Pola nutris metabolik.
Tanyakan kepada klien tentang jenis, frekuensi, dan jumlah klien makan dan minnum klien dalam sehari. Kaji selera makan berlebihan atau berkurang, kaji adanya mual muntah ataupun adanyaterapi intravena, penggunaan selang enteric, timbang juga berat badan, ukur tinggi badan, lingkaran lengan atas serta hitung berat badan ideal klien untuk memperoleh gambaran status nutrisi.
b)      Pola eliminasi.
(a)    Kaji terhadap rekuensi, karakteristik, kesulitan/masalah dan juga pemakaian alat bantu seperti folly kateter, ukur juga intake dan output setiap sift.
(b)   Eliminasi proses, kaji terhadap prekuensi, karakteristik,
kesulitan/masalah defekasi dan juga pemakaian alat bantu/intervensi dalam Bab.
c)      Pola aktivitas dan latihan
Kaji kemampuan beraktivitas baik sebelum sakit atau keadaan sekarang dan juga penggunaan alat bantu seperti tongkat, kursi roda dan lain-lain. Tanyakan kepada klien tentang penggunaan waktu senggang. Adakah keluhanpada pernapasan, jantung seperti berdebar, nyeri dada, badan lemah.


d)     Pola tidur dan istirahat
Tanyakan kepada klien kebiasan tidur sehari-hari, jumlah jam tidur, tidur siang. Apakah klien memerlukan penghantar tidur seperti mambaca, minum susu, menulis, memdengarkan musik, menonton televise. Bagaimana suasana tidur klien apaka terang atau gelap. Sering bangun saat tidur dikarenakan oleh nyeri, gatal, berkemih, sesak dan lain-lain.
e)      Pola persepsi kogniti
Tanyakan kepada klien apakah menggunakan alat bantu pengelihatan, pendengaran. Adakah klien kesulitan mengingat sesuatu, bagaimana klien mengatasi tak nyaman : nyeri. Adakah gangguan persepsi sensori seperti pengelihatan kabur, pendengaran terganggu. Kaji tingkat orientasi terhadap tempat waktu dan orang.
f)       Pola persepsi dan konsep diri
Kaji tingkah laku mengenai dirinya, apakah klien pernah mengalami putus asa/frustasi/stress dan bagaimana menurut klien mengenai dirinya.
g)      Pola peran hubungan dengan sesame
Apakah peran klien dimasyarakat dan keluarga, bagaimana hubungan klien di masyarakat dan keluarga dn teman sekerja. Kaji apakah ada gangguan komunikasi verbal dan gangguan dalam interaksi dengan anggota keluarga dan orang lain.
h)      Pola produksi seksual
Tanyakan kepada klien tentang penggunaan kontrasepsi dan permasalahan yang timbul. Berapa jumlah anak klien dan status pernikahan klien.
i)        Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress.
Kaji faktor yang membuat klien marah dan tidak dapat mengontrol diri, tempat klien bertukar pendapat dan mekanisme koping yang digunakan selama ini. Kaji keadaan klien saat ini terhadap penyesuaian diri, ugkapan, penyangkalan/penolakan terhadap diri sendiri.
j)        Pola system kepercayaan
Kaji apakah klien dsering beribadah, klien menganut agama apa?. Kaji apakah ada nilai-nilai tentang agama yang klien anut bertentangan dengan kesehatan.

3.2    ANALISA DATA
NO
Data Penunjang
Etiologi
Masalah
1
DS: Badan terasa panas,kebutuhan istirahan cukup siang 3 – 4 jam,malam 7 – 8 jam/hari.

DO: - Muka dan dada berkeringat, suhu akral hangat.
-TTV tidak normal

Leptospira


 


vaskulitis
               
endotoksin


 
pembuluh darah/ jaringan 
              
metabolisme meningkat
                      
hipotalamus
           
thermoregulator terganggu
 
hiperpireksia       
Peningkatan suhu tubuh
2
DS:Klien mengatakan tidak nafsu makan

DO:-    BB menurun
-          Nafsu makan berkurang
-          TTV tidak normal
Gastrointestina

Hepatomegali
Splenomegali
 


Mual muntah
                          

Resiko kurang dari kebutuhan

Nutrisi kurang dari kebutuhan
3
DS :- Klien mengatakan merasa nyeri pada kaki kanan dan kiri mulai dari telapa kaki sampai pinggang
-      Klien juga mengatakan belum mampu untuk berdiri, duduk saja jarang
-      Klien juga merasakan geringgingan pada tangan dan kakinya
DO :
-          Kekuatan otot ekstermitas atas dan bawah 4/4, kulit keriput
-          Ureum 26/02/02 46 mg/dl
Natrium 133 meq/L, Kalium 3,5 meq/L
Leptospira


 
                      
Kadar Na dan K
                           Menurun


 


Vaskulitis


 


                            Perubahan

airan di ekstraselluler
 

organ otot dan jaringan


 


nyeri otot/kram/geringgingan
Perubahan rasa nyaman nyeri




3.3    DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.         Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan proses infeksi dari perjalanan penyakitnya.
2.         Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, syaraf, inflamasi), ditandai dengan klien mngatakan nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.
3           Pemenuhan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan intake kurang ditandai dengan klien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera.

3.4    FORMAT RENCANA KEPERAWATAN
diagnosa
Tujuan dan kh
Intervensi
rasional
Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi dari perjalanan penyakit
Tujuan : setelah dilakukan tindakan selama 3 x 24 jam suhu tubuh menurun.
KH:
K : pasien mengetahui penyebab meninggkatnya suhu tubuh
A : Pasien mampu menunjukkan cara untuk menurunkan suhu tubuhnya
A : pasien mampu melakukan cara untuk menurunkan suhu tubuhnya dengan kompres
P : suhu tubuh menurun
TTV normal
1. Bina hubungan baik dengan klien dan keluarga.

2.Berikan kompres dingin dan ajarkan cara untuk memakai es/handuk pada tubuh,khusunya pada aksila/lipatan paha
3.anjurkan untuk memakai baju tipis yang menyerap keringat.
4.Kolaborasi,birikan cairan IV bila diperlukan,Therapy,minitor hasil leb,HB,elektrolit tik akbumin.

1.Dengan hubungan yang baikdapat meningkatkan kerjasama dengan klien
2.Pemberian kompres dingin merangsang penurunan suhu tubuh




3.Baju yang tipis akan mudah menyerap keringat yang keluar.
4.Pemberian obat-obatan terutama anti biotik akan membunuh kuman saimonela thypy,sehingga akan mempercepat proses penyembuhan,sehingga anti peretik untuk menurunkan suhu tubuh(anti biotika spektrum luas)
Nyeri (akut) b/d dengan proses penyakit penekanan/kerusakan jaringan syaraf,inflamasi ditandai dengan klien mengatakan nyeri dan sulit tidur.
Tujuan :setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam nyeri berkurang.
KH:
K : pasien mengetahui penyebab nyeri
A : pasien mampu menunjukkan penyebab nyeri
P: pasien mampu melakuan cara mengurangi nyeri dengan cara distraksi
P : nyeri berkurang
TTV : normal
1.tentukan riwayat nyeri,lokasi,durasi,dan itensitas.
2. evaluasi therapi pembedahan,radiasi,khemoterapi,biotherapi ajarkan klien dan keluarga tentang cara menghadapinya.
3.Berikan pengalihan seperti reposisidan aktivitas menyenangkan.
4. berikan analgesik sesuai indikasiseperti morfin,methadone,narkotik dll.

memberikan infornmasi yang diperlukan untuk merencanakan asuhan
2.untuk mengetahui therapi yang dilakukan sesuai atau tidak atau malah menyebabkan komplikasi

3.untuk meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan perhatian klien dari rasa
4.untuk mengatasi nyeri.
nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan intake kurang ditandai dengan klien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama  3 x 24 jam nafsu makan pasien kembali normal dan tidak terjadi malnutrisi.
Kh :
K : Pasien mengetahui penyebab menurunnya nafsu makan
A: Pasien mampu menunjukkan cara mengatasi hilanggnya selera makan
A: pasien mampu melakukan cara untuk mengatasi mal nutrisi dengan makan sedikit tapi sering
1.monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai dengan kebutuhannya
2.kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar parotis
3.Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake cairan yang adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk klien.
4.Berikan pengobatan sesuai indikasi
Phenotiazine, antidopaminergic, corticosteroids, vitamins khususnya A,D,E dan B6, antacida k

1.Memberikan informasi tentang status gizi klien.


2.Menunjukkan keadaan gizi klien sangat buruk.



3.Kalori merupakan sumber energi.







4.Membantu menghilangkan gejala penyakit, efek samping dan meningkatkan status kesehatan klien.








3.5    CONTOH FORMAT IMPLEMENTASI
Tgl / jam
No dx
implementasi
Respon pasien
ttd
01-11-2012
07.00
07.30
1
1.Membina hubungan baik dengan klien dan keluarga.
2.Berikan kompres dingin dan ajarkan cara untuk memakai es/handuk pada tubuh,khusunya pada aksila/lipatan paha.
DS: Klien mengatakan tubuhnya masih panas.
DO:TTV belum normal

01-11-2012
08.00
09.00


09.30
2
1.menentukan riwayat nyeri,lokasi,durasi,dan itensitas.
2.Memberikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan.
3.Memberikan analgesik sesuai indikasi seperti morfin,methadone,narkotik dll.

DS:Klien mengatakan nyeri berkurang.
DO:
Skala nyeri berkurang
TTV:belum normal

01-11-2012

3
1.Memonitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai dengan kebutuhannya.
2.Mengkaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar parotis
3.Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake cairan yang adekuat.
DS: Klien mengatakan belum nafsu makan
DO:
-wajah tampak pucat.
-makan 3x tidak habis










3.6    CONTOH KONSEP EVALUASI
NO
DIAGNOSA
EVALUASI
TTD
1
Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi dari perjalanan penyakit
S: Klien mengatakan tubuhnya masih panas.
O: TTV belum normal
A:Masalah belum teratasi
P:Lanjutkan intervensi selanjutnya

2
Nyeri (akut) b/d dengan proses penyakit penekanan/kerusakan jaringan syaraf,inflamasi ditandai dengan klien mengatakan nyeri dan sulit tidur.
S: Klien mengatakan nyeri berkurang.
O: Skala nyeri berkurang
      TTV:belum normal
A:Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi selanjutnya

3
nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan intake kurang ditandai dengan klien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera
S: Klien mengatakan belum nafsu makan
Klien mengatakan badannya masih lemas
O: -wajah tampak pucat.
-makan 3x tidak habis
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi selanjutnya


 
BAB IV
PENUTUP

1.1    KESIMPULAN
Dari pengertian di atas dapat diketahui apa itu leptospirosis penyebab,, bagaimana cara penatalaksanaan serta tindakan keperawatan yang bisa dilakukan, oleh karena itu individu yang mengalami leptospirosis atau mengalami tanda dan gejala dari leptospirosis segera melakukan tindakan lanjut, yaitu dengan datang kedokter maupun rumah sakit untuk memeriksakan keadaannya, dan juga untuk mendapatkan penyuluhan keesehatan tentang leptospirosis.

1.2    SARAN
Dalam makalah kami ini mungkin terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dari semua dosen pengajar dan teman-teman yang membangun kami untuk lebih baik kedepannya. Amin



DAFTAR PUSTAKA

Donna,D.I.Etal.1995.medikal surgical nursing
A nursing process Approach 2 nd edition : WSB auders
FKUA,1984.pedoman diagnosis dan ilmu penyakit dalam.FKUA.Surabaya
Syilviana.1996.kapitalselekta kedokteran buku I.EGC.jakarta

0 komentar:

Posting Komentar