Kamis, 20 September 2012

Asuhan Keperawatan Hemofilia



Asuhan Keperawatan pada Klien An. “R” dengan Hemofilia A di Ruang Anak RSU Dr. Soetomo Surabaya
2.5.1.1        Pengkajian ( 20 Agustus 2006, pukul 08.00 WIB )
1)       Biodata klien
Nama: An. “R”, umur: 12 th, jenis kelamin: Laki-laki, agama: Islam, suku/ bangsa: Jawa/ Indonesia, alamat: Desa Ganggang – Balopanggang - Gresik, tanggal MRS: 18 Agustus 2006 pukul 12.30 WIB, ruang: Anak, no. reg: 10630470, dx medis: Hemofilia A Pro Sirkumsisi
2)       Biodata penanggung jawab
Nama: Ny. “S”,umur: 36 th, jenis kelamin: perempuan, pendidikan: SD (tamat), pekerjaan: -, penghasilan: -, alamat: Desa Ganggang – Balopanggang - Gresik, agama: Islam, suku/ bangsa: Jawa/ Indonesia, hubungan dengan klien: Ibu kandung.
3)       Keluhan utama
Nyeri.
4)       Riwayat penyakit sekarang
Ibu klien mengatakan klien nyeri pada kaki kanan bagian lutut sejak 1 hari yang lalu. Nyeri dirasakan hilang timbul seperti tertusuk-tusuk, nyeri bertambah bila dibuat berjalan dan berkurang bila dibuat istirahat
5)       Riwayat penyakit dahulu
Ibu klien mengatakan klien sebelumnya belum pernah masuk rumah sakit saat berumur 5 tahun selama 13 hari karena penyakit yang sama. saat itu klien habis cabut gigi, perdarahan terus-menerus tidak berhenti. klien di diagnosa Hemofilia sejak umur 2 tahun.
6)       Riwayat penyakit keluarga
Ibu klien mengatakan tidak tahu apakah bapaknya menderita hemofilia. dalam keluarganya tidak ada yang pernah menderita penyakit menular seperti TBC dan Hepatitis, penyakit menahun seperti Hipertensi dan Diabetes.
7)       Riwayat antenatal, natal, post natal
(1)      Riwayat antenatal
Selama hamil, ibu sehat,periksa ke bidan desa mendapat pil penambah darah,ibu minum jamu.
(2)      Riwayat natal
Ibu klien mengatakan bahwa klien lahir spontan di tolong bidan, langsung menangis, umur kehamilan 9 bulan, BB : 3900 gram, PB : lupa.AS : 8-9.
(3)      Riwayat post natal
                        Ibu klien mengatakan tidak terjadi perdarahan berlebih, tidak terdapat tanda-tanda infeksi, tidak sesak dan tidak biru.
(4)      Riwayat tumbang
        Sekarang An. “R” berumur 12 th tidak sekolah sejak umur 11,5 tahun(saat kelas V SD), sehari-harinya dia bermain dengan teman-temannya di sekitar rumahnya.
(5)      Riwayat imunisasi
        Ibu klien mengatakan klien mendapatkan imunisasi: BCG 1x, Polio 3x, DPT 3x, Campak 1x, TT 1x.
8)       Riwayat psiko, sosial, spiritual
(1)      Psiko      : klien  mengatakan tidak takut kalau nanti dikhitan.
(2)      Sosial      : selama masuk Rumah Sakit klien ditunggu ibunya.
(3)      Spiritual  : klien berkeyakinan dan berdo’a bahwa penyakitnya bisa disembuhkan.
9)       ADL ( Activity daily life )
(1)      Pola nutrisi
-          Sebelum MRS : klien makan 3x sehari habis 1 piring sedang dengan komposisi nasi, lauk, sayur, dan minum air putih + 8 gelas.
-          Selama MRS   : klien makan 3x sehari diet nasi TKTP habis ¾ porsi dengan komposisi nasi, lauk, sayur dan pepaya dan minum air putih aqua + 1500 ml/hr minum susu 3x 200 cc /hr.
(2)      Pola aktivitas
-          Sebelum MRS : klien dirumah tinggal bersama ibunya kadang-kadang bermain disekitar rumah dengan pengawasan.ibunya takut klien terluka waktu bermain.
-          Selama MRS   : klien istirahat di tempat tidur, kadang-kadang duduk, turun dari tempat tidur hanya saat BAB/ BAK. jalan pincang.sebagian kebutuhannya dibantuibunya
(3)      Pola istirahat tidur
-          Sebelum MRS : klien tidur pukul 21.00-05.00 dan tidur siang + 2 jam pukul 13.00-15.00.
-          Selama MRS   : klien tidur pukul 22.00-05.00 dan tidur siang + 1 jam pukul 11.00-12.00.
(4)      Pola eliminasi
-          Sebelum MRS : klien BAK + 4x /hari, jernih, bau khas dan BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek, warna kuning tengguli, bau khas.
-          Selama MRS   : klien BAK + 4x /hari, + 1200 cc,warna kuning jernih, bau khas dan BAB 2 hari sekali dengan konsistensi lembek, sedikit, warna kuning tengguli, bau khas.
(5)      Pola personal hygiene
-          Sebelum MRS : klien dimandi 3x sehari menggunakan sabun mandi dan sikat gigi, memekai shampoo 3 hari sekali, ganti baju 1x sehari sore hari setelah mandi.
-          Selama sakit    : klien mandi 2x sehari pagi dan sore, menggunakan sabun mandi dan sikat gigi, ganti baju sore hari.
10)   Pemeriksaan
(1)      Pemeriksaan keadaan umum
Kesadaran: compos mentis, GCS: 4-5-6, TD  : 110/60 mmHg, nadi: 96 x/mnt, RR: 20 x/mnt, suhu : 37 0C/ axila, BB sebelum sakit: 40 kg.
(2)      Pemeriksaan Fisik
-          Kepala
·         Rambut  : hitam, tidak ada ketombe, distribusi merata, tidak rontok.
·         Wajah     : simetris, tidak ada finger print maupun kelainan kulit, menyeringai menahan nyeri.
·         Mata       : konjungtiva merah muda,sklera putih, terdapat gambaran halus pembuluh darah.
·         Hidung   : pernafasan spontan, tidak ada polip maupun sekret.
·         Mulut     : bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada carries.
·         Telinga   : bersih tidak terdapat serumen.
-          Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tiroid maupun bendungan vena jugularis.
-          Thorax
I     : tidak terdapat kelainan kulit, gerakan dada simetris, bentuk dada bulat datar.tidak terdapat tarikan intra costae.
P    : vokal fremitus sama kanan dan kiri.
P    : suara jantung pekak, suara paru sonor.
A   : suara nafas lapang paru vesikular, tidak terdengar suara nafas tambahan, suara jantung lup dup S1 S2 tunggal.
-          Abdomen
I     : tidak terdapat kelainan kulit,  bulat datar.
A   : peristaltik usus + 16 x/mnt.
P    : hepar tidak teraba, tidak terdapat pembesaran Lien
P    : suara abdomen timpani.
-          Ekstremitas
Atas: kanan: pergerakan bebas, akral hangat, tidak ada odem.
         kiri  : pergerakan bebas, akral hangat, tidak ada odem,
                  terpasang fenflon
Bawah: kanan: pergerakan bebas, akral hangat, tidak ada odem,
                        Nyeri pada lutut, lutut tidak bis ditekuk sejak 2
                        tahun yang lalu
             kiri    : pergerakan bebas, akral hangat, tidak ada odem
-          Genetalia
tidak dikaji.
(3)      Pemeriksaan penunjang
-          Pemeriksaan laboratorium (18 – 08 – 2006)
PT  : 11,4      kontrol 11,9  14-18 detik (perbedaan kontrol=2 detik)
APTT: 31,3 kontrol 32,5   27-39 detik (perbedaan kontrol=2 detik)
-          Pemeriksaan laboratorium (21 – 08 – 2006)
·    DL:      Hb                   : 14,4 g/dl
                Hct                  : 37,1 %
                Plt                    : 3,3 x 103 /µL
                WBC               : 5,9 x 103 /µL
                RBC                : 4,95 x 106 /µL

-          Pemeriksaan laboratorium (22 – 08 – 2006)
PT  : 18,9     kontrol 18,5   14-18 detik (perbedaan kontrol=2 detik)
APTT: 32,7 kontrol 32,2   27-39 detik (perbedaan kontrol=2 detik)
·    DL:      Hb                   : 13,9 g/dl
                Hct                  : 37,1 %
                GDA               : 100%
                Eritrosit           : 3.400/000
                Leokosit          : 8600
                Glukosa acak   : 72 mg/dl        (<120 mg/dl)
                Urea N                        : 8,2 mg/dl       (10-20 mg/dl)

                          -    Pemeriksaan laboratorium (24 – 08 – 2006)
                HB                  : 14,0 g/dl
                Leokosit          : 8600

11)   Terapi (oloeh : dr. Luca.P tanggal: 20, 08, 2006)
(1)      KOATE 3 vial/ hari/ IV
(2)      Diet TKTP      nasi 3x sehari
Susu3x 200 cc




Surabaya, 20 Agustus 2006
Yang mengkaji,


LUKMAN FANANI
Nim: 2004 . 047

ANALISA DATA

Nama   : An “R”                                                                      No. Reg  : 10630470
Umur   : 12 th.                                                                         Ruang     : Anak
NO
Tanda dan gejala
Penyebab
Masalah
Ttd.
1
2
3
4
5
1.
















S : Ibu klien mengatakan klien nyeri pada kaki kanan bagian lutut sejak 1 hari yang lalu. Nyeri dirasakan hilang timbul seperti tertusuk-tusuk, nyeri bertambah bila dibuat berjalan dan berkurang bila dibuat istirahat
O: -  wajah menyeringai menahan nyeri
     -  jalan pincang


Reflek spasme otot sekunder kontraktur








Rasa nyaman
( nyeri )











2.5.2.2  DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama   : An “A”                                                                            No. Reg  : 105180040
Umur   : 12 th.                                                                               Ruang     : Menular Anak
NO
Dx KEPERAWATAN
TGL
DITEMUKAN
TGL
TERATASI
TTD
1
2
3
4
5
1.










Nyeri b/d Reflek spasme otot sekunder kontraktur ditandai dengan:
Ds : Ibu klien mengatakan klien nyeri pada kaki kanan bagian lutut sejak 1 hari yang lalu. Nyeri dirasakan hilang timbul seperti tertusuk-tusuk, nyeri bertambah bila dibuat berjalan dan berkurang bila dibuat istirahat
Do: -  wajah menyeringai menahan nyeri
     -  jalan pincang

.


20-08-2006










21-08-06












2.5.2.3  INTERVENSI

Nama   : An “A”                                                                                                                                                          No. Reg      : 105180040
Umur   : 12 th.            Ruang                                                                                                                                                              : Menular Anak
NO
TGL/JAM
Dx. KEP.
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
TTD
1
2
3
4
5
6
7
1.














20-09-05
07.30













Nyeri b/d inflamsi dari tulang vertebrae (Dx I)










Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan nyeri berkurang/ hilang dengan kriteria:
-          Klien mengungkapkan kembali penyebab nyeri dan cara mengatasinya.
-          Klien bersedia tidak menekan daerah yang nyeri.
-          Klien tidak menekan daerah yang nyeri.
-          Klien mengatakan benjolan di punggungnya tidak nyeri lagi.
RR: < 24 x/mnt
N : < 94 x/mnt
-      Jelaskan pada klien penyebab nyeri dan cara mengatasi.


-      Ajarkan teknik distraksi.


-      Anjurkan anak untuk tidak menekan benjolan.

-      Pantau TTV tiap 8 jam

-      Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian Analgesik bila perlu.
-      Informasi yang adekuat meningkatkan kooperatif klien dan keluarga terhadap tindakan medis dan keperawatan.
-      Mengurangi benjolan dapat menekan syaraf sehingga timbul nyeri.
-      Penekanan benjolan dapat menekan syaraf sehingga timbul nyeri.
-      Deteksi dini perkembangan keadaan umum klien
-      Analgesik  menekan syaraf nyeri.


1
2
3
4
5
6
7
2.
26-09-05
07.30
Konstipasi b/d penurunan peristaltik sekunder
(Dx II)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan konstipasi teratasi dengan kriteria:
-          Klien mampu mengungkapkan kembali penyebab konstipasi dan cara mengatasi.
-          Klien bersedia minum air minimal 2 lt /hr
-          Klien minum air minimal 2 lt /hr.
-          Klien mengatakan sudah BAB
BAB lembek, berbentuk 1 hari sekali.
Tidak teraba skibala
-          Peristaltik usus + 5-35 x/mnt.
-      Jelaskan pada klien penyebab konstipasi dan cara mengatasi.

-      Anjurkan klien minum air minimal 2 lt /hr.

-      Anjurkan klien tidak dalam posisi yang sama dalam waktu yang lama.
-      Anjurkan klien banyak makan sayur dan buah.

-      Pantau peristaltik usus tiap 12 jam.
-      Informasi adekuat meningkatkan kooperatif klien terhadap tindakan medis keperawatan.
-      Cairan dapat melunakkan feces sehingga mudah dikeluarkan.
-      Imobilisasi dapat menurunkan peristaltik.

-      Sayur dan buah mengandung serat sehingga feces mudah dikeluarkan.
-      Deteksi dini adanya penurunan peristaltik.

1
2
3
4
5
6
7
3.
26-09-05
08.00 
Resiko gangguan mobilitas fisik
(Dx III)
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan gangguan mobilitas fisik tidak terjadi dengan kriteria:
-          Klien mampu mengungkapkan kembali penyebab gangguan mobilitas fisik dan cara mencegahnya.
-          Klien bersedia melindungi benjolannya dari trauma.
-          Gangguan mobilitas fisik dapat dicegah benjolan tidak membesar lagi.
-      Jelaskan pada klien penyebab gangguan mobilitas fisik dan cara mencegahnya.

-      Anjurkan klien untuk melindugi benjolannya dari segala trauma.
-      Anjurkan klien tidur dengan posisi yang nyaman dan tidak mengganggu benjolannya.
-      Pantau besarnya benjolan tiap hari.
-      Kolaborasi dengan pemberian antibiotik.
-    Streptomicyn 1x500 mg IM
-    INH 1x 250 mg po
-    VH B6 1x10 mg po
-    Rifampisin 1x 250 mg po
-    PZA 1x500 mg po.
-      Informasi adekuat meningkatkan kooperatif klien dan keluarga terhadap tindakan medis dan keperawatan.
-      Trauma dapat memicu inflamasi.

-      Meminimalkan trauma pada benjolan.


-      Deteksi dini pembesaran benjolan.
-      Antibiotik meminimalkan terjadinya infeksi dengan memperlambat/ menghambat pertumbuhan mikroorganisme.


2.5.2.4  IMPLEMENTASI

Nama   : An “A”                                                                               No. Reg  : 105180040
Umur   : 12 th.                                                                                  Ruang     : Menular Anak
NO
Dx. KEP.
TGL/ JAM
IMPLEMENTASI
TTD
1
2
3
4
5
1.













2.








Nyeri
(Dx I)












Konstipasi
(Dx II)






20-09-05
07.45


07.50


07.55


12.00



07.40


07.45

07.50


08.00


Menjelaskan pada klien bahwa nyeri terasa jika benjolan ditekan dan diatasi dengan menjaganya agar tidak terkena sentuhan.
-       Anak mendengar dan mengangguk.
Mengajarkan klien untuk teknik distraksi.
-        Anak banyak menghabiskan waktunya untuk bermain game.
Menganjurkan anak untuk tidak menekan benjolan.
-          Anak mengatakan “ya” dan akan berusaha tidak menekannya.
Memantau TTV.
-          N : 100 x/mnt
-          RR: 20 x/mnt
-          S : 365 0C/ axila
Menjelaskan pada anak penyebab konstipasi dan diatasi dengan banyak minum (minimal 2lt / hr)
-          Anak mengatakan bersedia minum minimal 2 lt /hr.
Menganjurkan anak banyak makan sayur dan buah.
-        Sayur dan buah selalu dihabiskan.
Menganjurkan anak tidak dalam posisi yang sama dalam waktu lama.
-   Anak mengatakan sering bergerak kadang miring/ duduk.
Memantau peristaltik usus
-        Peristaltik usus + 10 x/mnt.

1
2
3
4
5
3.
Resiko gangguan mobilitas fisik
(Dx III)
08.05


08.10



08.15



09.00
Menjelaskan pada klien terhadap penyebab gangguan mobilitas fisik dan cara mengatasi
-          Anak mendengar dan menganggukkan kepala
Menganjurkan anak untuk menjaga benjolan agar tidak terkena trauma.
-          Anak mengatakan nyaman dengan posisi terlentang dan kadang-kadang miring.
Menganjurkan anak tidur dalam posisi yang nyaman atau terserah pada anak asalkan anak tidak merasakan sakit pada benjolannya.
-          Terdapat benjolan dari VT12 - VL1.
Melaksanakan program terapi dengan pemberian:
Streptomycyin 500 mg IM
INH 250 mg po
VH B6 10 mg po
Rifampisin 250 mg po
PZA 500 mg po
-          Obat masuk dan tidak ada reaksi



2.5.2.5 CATATAN PERKEMBANGAN

Nama   : An “A”                                                                               No. Reg  : 105180040
Umur   : 12 th.                                                                                  Ruang     : Menular Anak
NO
Dx. KEP.
TGL / JAM
CACATAN PERKEMBANGAN
TTD
1
2
3
4
5
1.











2.








Nyeri
(Dx I)










Konstipasi
(Dx II)









21-09-05
07.00










27-09-05
08.00








S : -  Klien bersedia tidak menekan daerah yang nyeri.
-    Klien tidak menekan daerah yang nyeri.
-    Klien mengatakan benjolan di punggungnya tidak nyeri lagi.
O: -  Klien mampu mengungkapkan kembali penyebab nyeri dan cara mengatasi.
-  RR    : 90 x/mnt
-  Nadi : 100 x/mnt
A: Tujuan tercapai.
P : Hentikan intervensi.

S : -  Klien bersedia minum air minimal 2 lt/ hr.
-    Klien minum air minimal 2 lt /hr.
-    Klien telah menghabiskan semua buah dan sayur yang diberikan.
-    Klien BAB 1x /hr lembek, berbentuk.
O: -  Klien mampu mengungkapkan kembali penyebab konstipasi dan cara mengatasi.
-  Tidak teraba skubala.
-  Peristaltik usus + 10 x/mnt.
A: Tujuan tercapai.
P : Hentikan intervensi.

1
2
3
4
5
3.
Resiko gangguan mobilitas fisik
(Dx III)
29-09-05
07.00
S : -  Klien bersedia melindungi benjolannya dari trauma.
     -  Klien mengatakan melindungi benjolannya dari trauma.
O: -  Klien mampu mengungkapkan kembali penyebab gangguan mobilitas fisik dan cara mengatasi.
    -  Benjolan tidak membesar.
A: Tujuan tercapai, gangguan mobilitas fisik tidak terjadi.
P : Pertahankan intervensi sesuai advis dokter.


                                                                                               Surabaya,  November 2005
Pembimbing Askep,                                                        Mahasiswi,


CUCUK RAHMADI S.Kp., M.Kes.                                  NUR HIDAYATI
Nip :                                                                                     Nim : 2003.34

0 komentar:

Posting Komentar