Rabu, 18 April 2012

DIAGNOSIS LABORATORIUM MIKROBIOLOGI


DIAGNOSIS LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

Diagnosis laboratorium penyakit infeksi dimulai saat pengambilan spesimen. Laboratorium akan mengerjakan apa yang diminta dokter yang merawat pasien. Peran perawat  di rumah sakit merupakan kunci keberhasilan  pemeriksaan laboratorium, karena pengumpulan dan pengambilan spesimen sangat tergantung cara, waktu, jumlah, serta metode pengirimannya.

Seleksi spesimen
Spesimen yang dapat dikirim ke laboratorium untuk diisolasi dan diidentifikasi contohnya adalah darah, urine, tinja, sputum dan nanah dari luka  atau luka operasi.

Waktu pengambilan
Pengetahuan tentang jalannya penyakit dan pengamatan terhadap gejala penyakit membantu menentukan kapan spesimen harus diambil. Pada umumnya paling baik pada saat gejala sedang menghebat misalnya saat demam tinggi. Spesimen untuk biakan/ kultur sebaiknya diambil sebelum pemberian antibiotik.

Pengumpulan spesimen
Yang harus diperhatikan adalah sterilitas kerja, jumlah spesimen yang dibutuhkan , spesimen yang representatif untuk infeksi tersebut dan cepatnya pemeriksaan.

Penanganan spesimen
Spesimen yang dipilih dan dikirim ke laboratorium untuk dibiakkan , mengandung kuman hidup yang patogen. Setiap spesimen harus dipandang sebagai sumber penyakit bagi yang menanganinya.

Fungsi laboratorium
  1. Menetapkan / memastikan penyebab infeksi dengan cara isolasi dan identifikasi agen nya
  2. Melakukan uji sensitivitas/ kepekaan antibiotik terhadap organismenya
  3. Melakukan uji serologis untuk mengetahui respon antibodi spesifiknya       
Sehingga pengobatan dapat terarah dan tepat untuk penyakitnya                                                                                                                                                                
Peralatan dan Teknik Identifikasi Mikroorganisme
1.   Mikroskop
Merupakan alat untuk melihat mikroorganisme  adalah mikroskop. Tedapat beberapa macam mikroskop yaitu mikroskop cahaya, mikroskop ultraviolet, mikroskop fluoresen/ pendar, mikroskop lapangan gelap, mikroskop fase kontras, dan mikroskop elektron.
Komponen utama mikroskop adalah
q  Tabung yang memisahkan lensa obyektif dan okuler
q  Cermin untuk memantulkan cahaya ( dapat diganti sumber cahaya dari dalam )
q  Kondensor untuk memusatkan cahaya
q  Diafragma iris untuk mengatur banyaknya cahaya yang jatuh pada spesimen
q  Penyesuaian kasar dan halus untuk menaikkan dan menurunkan obyektif sehingga dapat memfokus spesimen
q  Pentas untuk meletakkan spesimen
q  Kerangka untuk menyangga semua bagian mikroskop
2.   Peralatan Umum mikrobiologi
r             Inkubator
Kebanyakan mikroorganisme membutuhkan suhu tertentu untuk tumbuh dalam suatu media. Inkubator dibutuhkan untuk membuat suhu optimum mikroorganime tumbuh . Selain mengatur suhu, ada incubator khusus untuk mikroorganisme aerob dan aerob.
r             Refrigerator
Untuk menyimpan media biakan, darah, serum atau antibiotic
r             Sentrifuse
Bila jumlah mikroorganime sedikit, misalnya dalam urine, sebelum ssiperiksa/ dibiakkan harus dipusingkan / disentrifuse dulu agar mengendap.
r             Alat sterilisasi
Semua bahan dan peralatan untuk mikrobiologi sebagian besar harus steril.
3.   Peralatan khas mikrobiologi
r             Tabung reaksi
r             Pipet
r             Petri dish/ cawan petri
r             Ose
r             Media biakan

Teknik identifikasi mikroorganisme

Cara pengambilan bahan mikrobiologi


Kriteria pengambilan bahan mikrobiologi                                                                                    
  1. Pengambilan menurut indikasi yang tepat
  2. Lokasi bagian peradangan yang diambil tempatnya terwakili
  3. Pengambilan tanpa cemaran dengan cara desinfeksi dahulu. Bahan dikirim secepatnya ke laboratorium melalui media transport untuk menjaga adanya pengaruh keadaan lingkungan

Pemilihan dan pengambilan  spesimen
  1. Spesimen luka :
Pemilihan spesimen yang tepat ialah bila diambil dari tepi luka/ lesi , bukan dari  permukaan luka atau isi luka. Bila pengambilan tidak tepat, sering terpapar flora normal. Untuk luka basah , digunakan kapas steril untuk menampung spesimen, untuk luka kering digunakan kapas steril yang dibasahi normal salin steril. Untuk luka yang sangat dalam/ cairan pustula , pengambilan spesimen dari  dinding luka dengan menggunakan spuit steril
  1. Spesimen telinga :
Pemilihan spesimen pada otitis media sebenarnya melalui cara tympanocentesis, tetapi cara ini menimbulkan rasa nyeri dan jarang digunakan. Cara lain ialah dengan cara hapusan mengambil sampel setelah telinga luar dibersihkan .
  1. Spesimen sputum :
Sputum bukan merupakan spesimen pilihan untuk diagnosis bacterial pneumonia. Sebaiknya dilakukan bilas bronchoalveolar atau aspirasi transtracheal untuk mencari penyebab yang mempunyai derajat kepercayaan tinggi. Pengumpulan sputum sebaiknya pagi hari dan jangan tercampur ludah.. Untuk mencari Mycobacterium tuberculose sering digunakan sputum SPS [ sesaat- pagi – sesaat ]
  1. Spesimen urine : perlu dicegah pemaparan dengan floranormal sekitar uretra atau perineum. Cara yang dilakukan dengan urine porsi tengah
  2. Spesimen urogenital :
Spesimen urethra/ vagina  :
Bersihkan orificium urethra dengan kapas steril yang dibasahi normal salin steril. Tampung pus dengan kapas swab yang steril, kemudian masukkan ke dalam  media transport.
Spesimen serviks :
Basahi spekulum dengan air hangat steril kemudian masukkan spekulum. Bersihkan serviks dengan normal salin kemudian masukkan kapas swab ke dalam endoserviks dan ambil sampel dengan gerakan memutar kemudian masukkan dalam media transport.
6.      Spesimen tinja :
Sampel ditampung dalam wadah bersih dan kering, tidak perlu steril. cegah jangan sampai terkontaminasi urine. Bila sulit mendapatkan tinja, dapat dibuat rectal swab. Cegah kontaminasi dengan bakteri dari kulit.
7.      Spesimen darah : dengan cara aseptik ambil 10 – 12 ml darah. Dengan hati-hati ambil jarumnya dan ganti dengan jarum baru . Suntikkan masing-masing 5 ml darah tsb ke dalam botol berisi media kultur. Bersihkan tutup botol dengan kapas alkohol dan campur sampel darah dengan media secara pelan-pelan. Cegah jangan sampai terjadi  bekuan dalam media. 

Metode untuk mendeteksi mikroorganisme
Meliputi
§        Memeriksa mikroganisme secara mikroskopis
§        Biakan/ kultur
§        Serologi

A.   Pemeriksaan secara mikroskopis
§             Secara langsung
§             Dengan pewarnaan

1. Cara pemeriksaan mikroorganisme secara mikroskopis [ cara langsung ]
1.a.   Peralatan
ü   Object glass dan cover glass
ü   Sengkelit/ ose
ü   Larutan salin
ü   Mikroskop
1.b.   Pembuatan sediaan basah
Dengan sengkelit letakkan bahan / spesimen yang akan diperiksa pada object glass. Bila konsistensi spesimen keras/ padat seperti  tinja atau sekret, teteskan 1 tetes larutan salin/ NaCl fisologis pada sediaan.  Ratakan sehingga membentuk lingkaran.
Tutup sediaan dengan penutup gelas.
1.c.   Pembacaan sediaan basah
Sediaan dibaca di bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x/  40 x objective
Untuk melihat adanya eritrosit, lekosit, bakteri ataupun parasit

2. Pemeriksaan mikroorganisme secara mikroskopis [ pewarnaan ]
2.a.   Peralatan
ü   Object glass dan cover glass
ü   Sengkelit/ ose
ü   Forcep/ penjepit
ü   Reagen warna [ Gram / Ziehl Nelseen/ Giemsa  ]
ü   Bunsen/ lampu api spiritus
ü   Rak untuk pengecatan
ü   Mikroskop + minyak imersi
2.b.   Pembuatan sediaan kering
Dengan sengkelit letakkan / oleskan  spesimen yang akan diperiksa pada object glass.  Ratakan sehingga membentuk lingkaran dan didapatkan sediaan yang tipis.
Biarkan beberapa saat di udara agar kering. Fiksasi sediaan dengan melewatkan di atas api lampu spiritus/ bunsen

2.c.  Cara pewarnaan Gram
ü   Letakkan sediaan yang sudah difiksasi pada rak pewarnaan.
ü   Tuangi dengan Carbol gentian violet selama 30 detik.
ü   Cuci dengan air kran/ mengalir
ü   Tuangi dengan larutan lugol/ iodine selama 30 detik
ü   Cuci dengan air kran / mengalir
ü   Tuangi dengan larutan carbol fuchsin selama 30 detik
ü   Cuci kembali dengan air kran
ü   Keringkan
 Cara pemeriksaan pewarnaan Gram
§  Sediaan yang sudah diwarnai  dan sudah kering diperiksa di bawah mikroskop
§  Teteskan 1 tetes minyak inmersi diatas sediaan dan periksa dengan pembesaran obyektif 100 x, okuler 10 x
§  Bakteri Gram negatif berwarna merah sedangkan bakteri Gram positif berwarna biru
Cara pelaporan : ditemukan bakteri Gram positif/ negatif dengan bentuk kokus/ batang
2.c. Cara pewarnaan Ziehl nelseen
ü    Tuangkan larutan Carbol fuchsin sampai menutupi seluruh sediaan
ü    Panasi sediaan secara hati hati diatas api tetapi jangan sampai mendidih atau kering.
ü    Api digeser dan sediaan didiamkan selama 5 menit
ü    Cuci dengan aquadest / air mengalir
ü    Tuangkan HCl alkohol 3 % sampai warna merah dari fuchsin hilang
ü    Cuci dengan air mengalir
ü    Tuangkan larutan methylen blue 0,1 5 sampai menutupi seluruh permukaan dan tunggu 10 – 20 detik
ü    Bilas dengan air mengalir
ü    Keringkan di rak pengering
    Cara pemeriksaan pewarnaan Ziehl Nelseen
§  Sediaan yang sudah diwarnai  dan sudah kering diperiksa di bawah mikroskop
§  Teteskan 1 tetes minyak inmersi diatas sediaan dan periksa dengan pembesaran obyektif 100 x, okuler 10 x
§  Cari bakteri tahan asam yang dengan pengecatan berwarna merah, berbentuk batang kadang kadang tampak seperti titik titik.
          Cara pelaporan
§  Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapangan pandang
§  1 +     ditemukan  1  - 10  BTA dalam  rata rata 100 lapang pandang
§  2 +     ditemukan  1  - 10  BTA dalam  rata rata 10 lapang pandang
§  3 +     ditemukan  1  - 10  BTA dalam  rata rata 1  lapang pandang
§  4 +     ditemukan  10   -  100  BTA dalam  rata rata   1 lapang pandang
§  5 +     ditemukan  100 – 1000 BTA dalam rata rata   1 lapang pandang
§  6 +     ditemukan   lebih 1000 BTA dalam rata rata   1 lapang pandang
2.d. Cara Pewarnaan Giemsa
Pewarnaan ini biasanya untuk mendeteksi adanya inclusion bodies pada Chlamydia trachomatis .
ü    Encerkan pewarna giemsa dengan larutan buber dengan perbandingan 0.5 ml Giemsa dan 19,5 ml larutan bufer.
ü    Letakkan slide sediaan pada cawan petri / wadah lain dengan posisi mengarah ke bawah.
ü    Tuang reagen yang sudah diencerkan pelan pelan
ü    Biarkan selama 1 1/2 – 2 jam
ü    Cuci reagen giemsa dalam cawan petri, kemudian bilas sediaan dengan larutan bufer.
ü    Usap sisi lain / bagian belakang object glass agar jernih
ü    Biarkan kering
Cara pemeriksaan pewarnaan Giemsa
§  Sediaan yang sudah diwarnai  dan sudah kering diperiksa di bawah mikroskop
§  Lihat sediaan pada pembesaran 40 X objectif untuk melihat distribusi sediaan, kemudian baru dilihat dengan pembesaran obyektif 100 x.
§  Chlamydia trachomatis berwarna biru pucat – gelap. Inclusion bodies di host cell dengan warna bervariasi
    • Inti host cell                             warna ungu gelap 
    • Sitoplasma host cell                Biru pucat
    • Eosinofil granules                   merah
    • Melanin granules                     hijau gelap
B.     Pemeriksaan dengan biakan / kultur
Peralatan
a.                               Sengkelit/ ose
b.                              Media biakan
c.                               Inkubator
d.                              Reagen untuk tes biokimia
e.                               Media untuk tes kepekaan antibiotic
f.                               Disk antibiotic
Cara melakukan biakan
ü   Dengan sengkelit steril, spesimen dioleskan pada media biakan
ü   Cara mengoleskan specimen pada media biakan


 

                                                                                           Ose/ sengkelit
                                       Apusan spesimen








 



ü  Inkubasi media yang sudah diolesi spesimen semalam pada inkubator/ suhu ruang tergantung suhu optimal yang dibutuhkan mikroorganisme untuk tumbuh.
ü  Lihat ada/ tidaknya pertumbuhan kuman
Tes biokimia pada pemeriksaan mikrobiologi
1.  Tes oksidase
Merupakan tes yang digunakan untuk mengidentifikasi mikroorganisme penghasil enzyme oksidase [ Pseudomonas, Neisseria, Vibrio ]
Prinsip : Kertas filter ditetesi beberapa tetes reagen oksidase
Koloni mikroorganisme diusapkan pada kertas filter. Pada mikroorganisme yang menghasilkan enzym oksidase, phenylenediamin yang ada pada reagen akan dioksidasi menjadi warna ungu
Cara :      Letakkan kertas filter pada cawan petri yang bersih
Teteskan pada kertas filter 2 – 3 tetes reagen oksidase
Dengan menggunakan stick dari gelas, ambil koloni kuman dan usapkan pada kertas filter
Lihat perubahan warna pada kertas filter menjadi ungu  yang timbul dalam 10 detik
2. Rapid Plasma Reagin [ RPR]
            Merupakan pemeriksaan untuk mendeteksi adanya infeksi sifilis
Prinsip :     Test aglutinasi
Suspensi antigen cardiolipin  ditambahkan/ diteteskan  pada silde yang sudah ditetesi serum pasien yang diduga mengandung antibodi cardiolipin [ suatu antibodi yang terbentuk setelah infeksi sifilis ] akan  kompleks antigen antibodi. Kompleks antigen antibodi ini membentuk  gumpalan yang bisa dilihat .
Peralatan   Reagen RPR [ ready for use ]
                  RPR card [ insert kit ]
Spesimen   Serum/ plasma
Cara pemeriksaan RPR
1 Tetes serum penderita di tempatkan dalam RPR card.
Tmbahkan  1 tetes reagen RPR pada  RPR card yang sudah diberi serum
Campur dengan cara menggoyang goyang  kemudian dilihat ada / tidak adanya  gumpalan.
Cara pelaporan
Reaktif bila ada gumpalan.
Negatif bila tidak ada gumpalan


3 komentar: